Biaya produksi merupakan salah satu komponen biaya yang sangat penting bagi perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Pasalnya, ini adalah biaya yang berkaitan langsung dengan bahan baku, tenaga kerja, serta biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini sendiri biasanya dihitung atau ditentukan per unit, tergantung tipe usaha.
Apa Itu Biaya Produksi?
Ada banyak pengertian biaya produksi. Biaya produksi dapat dikatakan sebagai sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, dengan nilai keluaran diharapkan lebih besar daripada masukan yang dikorbankan.[1] Pengertian lainnya, biaya produksi adalah biaya yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi, dan biasanya terdiri dari tiga unsur, yakni bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.[2]
contoh Biaya Produksi
- Biaya bahan baku langsung, bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu dalam pembuatan mebel, kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, tepung dalam pembuatan kue, minyak mentah dalam pembuatan bensin, kulit dalam pembuatan sepatu, dan lain-lain.
- Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini merupakan tenaga kerja yang digunakan dalam mengubah atau mengonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh dari biaya tenaga kerja langsung adalah upah tukang serut dan potong kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit, bordir, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian, operator mesin jika menggunakan mesin, dan lain-lain.
- Biaya overhead pabrik, adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung hingga produk selesai. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong), tenaga kerja tidak langsung, dan biaya tidak langsung lainnya).
Pentingnya Biaya per Unit
Bagi perusahaan manufaktur, biaya per unit penting untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan sejumlah keputusan penting seperti apakah akan membuat atau membeli produk, menerima atau menolak suatu pesanan khusus, atau mempertahankan atau menghentikan suatu lini produk. Selain itu, biaya per unit juga merupakan hal penting untuk perusahaan jasa, karena perusahaan jasa harus mengidentifikasi unit jasa yang disediakan.
Secara konseptual, menentukan biaya produksi per unit merupakan hal yang terbilang sederhana. Pasalnya, biaya per unit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Walaupun secara konseptual sederhana, tetapi dalam praktiknya, perhitungan biaya produksi dapat menjadi rumit dan kompleks.
Dalam perhitungannya, akan terdapat banyak pertanyaan, seperti, ‘Apakah hanya terdiri dari biaya produksi saja?’ atau ‘Biaya produksi ditambah biaya pemasaran?’, atau ‘Semua biaya organisasi?’, ‘Bagaimana mengukur biaya-biaya yang dibebankan?’, ‘Apakah menggunakan biaya yang diestimasi atau menggunakan biaya yang sesungguhnya terjadi?’, ‘Bagaimana biaya-biaya tersebut berkaitan dengan produk yang dihasilkan terutama bila produk yang dihasilkan adalah beragam?’, dan pertanyaan lainnya.
Berbagai pertanyaan di atas akan dapat dijawab secara praktik. Seluruhnya tergantung bagaimana biaya produk didefinisikan, dan definisi yang digunakan akan tergantung pada kepentingan tujuan manajerial yang ingin dipenuhi. Misalnya, untuk kepentingan laporan eksternal, atau penetapan harga, maka biaya produk didefinisikan sebagai biaya produksi yang terdiri dari komponen biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead perusahaan.
Untuk kepentingan menentukan jumlah nilai moneter dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead, diperlukan pengukuran biaya. Untuk kepentingan pengendalian biaya, maka nilai estimasi dapat digunakan sebagai elemen agar informasi biaya tepat waktu. Singkatnya, untuk menghasilkan informasi biaya per unit, dibutuhkan definisi biaya produk, pengukuran, dan pembebanan.
Menghitung Biaya Produksi
- Menghitung biaya aktual yang mengharuskan perusahaan menggunakan biaya aktual dari seluruh sumber daya yang digunakan dalam produksi untuk menentukan biaya per unit.
- Menghitung biaya normal yang mengharuskan perusahaan membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung kepada unit yang diproduksi, sedangkan biaya overhead dibebankan berdasarkan estimasi yang ditentukan terlebih dulu. Dalam praktik, kalkulasi biaya normal paling sering digunakan, yaitu tarif Overhead = Overhead yang dianggarkan : Penggunaan aktivitas yang dianggarkan.
Dalam menentukan biaya produksi atau harga pokok produksi (HPP) per unit barang atau jasa, ada beberapa komponen yang perlu diperhitung. Hal pertama adalah komponen waktu, yang bisa mencakup jam kerja pegawai atau mesin produksi. Dalam komponen waktu tenaga kerja, meliputi upah langsung (termasuk tunjangan dan bonus), biaya yang berhubungan dengan pekerjaan tidak langsung (seperti gaji pengawas, penyusutan, asuransi, bahan-bahan tidak langsung dan sebanding dengan jam), serta laba yang diinginkan per waktu tertentu. Hal yang kedua adalah komponen bahan baku yang dihitung dari persentase laba dari harga faktur bahan dan persentase dari bahan tidak langsung atau yang dibebankan.
Contoh Menghitung Biaya Produksi per Unit
Misalnya, sebuah perusahaan yang memproduksi ponsel cerdas sedang memperhitungkan biaya produksi per unit ponsel dari total produksi sebulan. Biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan misalnya masing-masing sebesar Rp10 miliar dan Rp100 juta. Sementara itu, biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp150 juta dan jumlah unit yang telah diproduksi adalah sebanyak 10.000 unit ponsel. Jadi, biaya produksi per unit adalah (Biaya Bahan Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik) dibagi Jumlah Unit yang diproduksi.
- Biaya Produksi per Unit = (Rp10.000.000.000 + Rp100.000.000 + Rp150.000.000) : Rp10.000
- Biaya Produksi per Unit = Rp10.250.000.000 : 10.000
- Biaya Produksi per Unit = Rp1.025.000
Dari perhitungan di atas, diperoleh bahwa biaya produksi per bulan yang bersangkutan adalah sebesar Rp10.250.000.000. Jika dihitung per unit, maka biaya produksi per unit perusahaan tersebut sebesar Rp1.025.000. Misalnya perusahaan tersebut menjual produk ponsel mereka dengan harga Rp1.500.000 per unit, maka margin keuntungan yang akan didapatkan adalah sebesar Rp475.000.
[1] Felicia dan Robinhot Gultom. 2018. Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas dan Biaya Promosi terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. Jurnal Ilmu Manajemen Methonomix, Vol. 1(1): 1-12.
[2] Worotitjan, Calvin Riedel Fredrik dan Jenny M. 2016. Analisis Perhitungan Biaya Produksi pada PT. Manado Nusantara Informasi (Koran Sindo). Jurnal EMBA, Vol. 4(1): 974-981.