Update Harga Rokok Saat Ini (Berbagai Merk)

Meski banyak ahli dan penelitian yang berpendapat bahwa rokok buruk untuk kesehatan, nyatanya aktivitas merokok tidak bisa sepenuhnya dihentikan. Bahkan, kegiatan merokok terus berlangsung walaupun setiap tahunnya harga produk ini cenderung mengalami kenaikan, biasanya disesuaikan dengan cukai tembakau yang sedang berlaku.

Merokok sebenarnya merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan karena menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dunia dalam setahun. Lebih dari 5 juta orang meninggal dunia karena menghisap langsung rokok, sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal dunia karena terpapar asap rokok.^[1]

Meskipun dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya, hingga berujung kematian, nyatanya merokok tetap membuat seseorang ketagihan. Indonesia sendiri sempat dinyatakan sebagai negara dengan pengguna tembakau terbesar ketiga di dunia, serta menempati peringkat pertama di asia Tenggara.^[2] Jumlah perokok di Indonesia mencapai lebih dari 62 juta jiwa dan sepertiga atau 36,3 persen masyarakat Indonesia adalah perokok aktif.

Sebenarnya, sudah berbagai cara yang dilakukan untuk mengurangi kebiasaan merokok masyarakat Indonesia. Izin iklan rokok yang hanya boleh tayang di televisi pada malam hari adalah salah satunya. Selain itu, pemerintah juga mewajibkan produsen memasang tulisan dan gambar peringatan bahaya merokok pada bungkus produk. Pemerintah pun rutin menaikkan tarif cukai tembakau, dengan tujuan agar masyarakat berpikir dua kali jika akan membeli rokok.

Pada awal tahun 2017 lalu misalnya, pemerintah melalui Menteri Keuangan resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 147/PMK.010/2016, rata-rata mencapai angka 10,54 persen. Selain mengatur tarif cukai hasil tembakau, Menteri Keuangan juga mengatur Harga Jual Eceran (HJE) rokok yang telah resmi berlaku sejak 1 Januari 2017. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, HJE rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) paling rendah adalah Rp655. Kemudian, harga jual eceran rokok Sigaret Putih Mesin (SPM) paling rendah adalah Rp585, harga jual eceran Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret Putih Tangan (SPT) yang paling rendah Rp400, serta harga jual eceran Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF) dan Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF) naik menjadi Rp655.

Sementara itu, harga jual eceran untuk Sigaret Kretek Mesin hasil tembakau yang diimpor adalah Rp1.120 dan Sigaret Putih Mesin Rp1.030. Harga rokok Sigaret Kretek Tangan atau Sigaret Putih Tangan impor naik menjadi Rp1.215, dan harga jual eceran Sigaret Kretek Tangan Filter dan Sigaret Putih Tangan Filter impor naik menjadi Rp1.120. Kenaikan tarif cukai rokok dan harga jual ecer hasil tembakau ini sengaja dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan konsumsi barang kena cukai berupa hasil tembakau dan memperhitungkan potensi penerimaan di bidang cukai hasil tembakau.

Lalu, pada bulan Oktober 2017, pemerintah secara resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau dengan persentase tertimbang sebesar 10,04 persen. Kenaikan tarif cukai hasil tembakau ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2018. Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor PMK-146/PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, tarif cukai untuk jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) sebesar 10,9 persen dan Sigaret Putih Mesin (SPM) sebesar 13,5 persen. Sementara, kenaikan tarif untuk Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang merupakan industri padat karya ditetapkan hanya sebesar 7,3 persen.

Kemudian, per tanggal 1 Januari 2020, pemerintah kembali menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar rata-rata 23 persen dan harga jual eceran (HJE) mencapai 35 persen. Dengan kebijakan tersebut, sejumlah minimarket dan toko pun banyak yang menaikkan harga rokok, meski masih ada beberapa yang menjualnya dengan harga tetap. Sebagai gambaran, berikut harga rokok yang berlaku tahun 2020 lalu.

Harga Rokok Tahun 2020

Cuma bertahan selama satu tahun, harga rokok kembali mengalami kenaikan pada tahun 2021. Kenaikan harga rokok seiring dengan kenaikan cukai hasil tembakau yang ditetapkan naik sebesar 12,5 persen mulai tanggal 1 Februari 2021. Kenaikan harga rokok tentu tergantung dari merk, dengan harga tertinggi sudah mencapai hingga Rp50 ribuan per bungkus.

Harga Rokok Tahun 2021

Kemudian, pada awal tahun 2022, pemerintah sepakat menaikkan tarif cukai hasil tembakau alias cukai rokok mulai 1 Januari 2022. Rata-rata kenaikan tarif cukai rokok adalah sebesar 12 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 12,5 persen. Meski demikian, kenaikan tersebut sudah mampu mengatrol harga sejumlah merk rokok.

Harga Rokok Tahun 2022

Lalu, pada akhir 2022, pemerintah memutuskan untuk kembali mengatrol harga cukai rokok. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191 Tahun 2022 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot dan Tembakau Iris, cukai rokok mengalami kenaikan tarif sebesar 10 persen atau lebih per 2023 dan 2024 mendatang, yang berdampak pada kenaikan harga rokok. Lalu, berapa harga rokok saat ini?

Harga Rokok Saat Ini

Daftar harga rokok terbaru di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk beberapa toko kelontong dan minimarket. Harga rokok per bungkus tersebut tidak mengikat dan masih dapat berubah sewaktu-waktu. Sebagai perbandingan, tahun lalu Wismilak Diplomat 12s dijual Rp21.300, sedangkan harga Sampoerna Mild Merah 12s Rp20.700. (Panca)

^[1] Istiqomah, Delima Rahayu, Kusyogo Cahyo, Ratih Indraswari. 2016. Gaya Hidup Komunitas Rokok Elektrik Semarang Vaper Corner. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 4(2): 203-212.

^[2] Tobacco Control Support Center. 2014. Declaration of the 1st Indonesian Conference on Tobacco or Health 2014.