Info Terbaru Perhitungan Keuntungan Investasi Reksadana per Bulan

Saat ini, investasi menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga nilai aset atau kekayaan Anda supaya tidak tergerus oleh inflasi. Selain menabung di bank, ada pula investasi lain yang kini sering dijadikan pilihan karena dianggap menguntungkan, yakni reksadana. Investasi di bidang reksadana sebenarnya ada beberapa macam. Adapun untuk jenis reksadana konvensional, terdiri dari 4 macam, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang. Keempat jenis reksadana tersebut mempunyai potensi keuntungan dan risiko yang berbeda-beda.

Berdasarkan data dari Bareksa tahun 2017 lalu, perkiraan rata-rata return atau keuntungan dalam jangka waktu 5 tahun untuk reksadana saham mencapai 75,87% dengan return per tahun 15,71%. Meski returnnya cukup besar, ternyata reksadana saham termasuk jenis investasi yang risikonya cukup tinggi.

Bacaan Lainnya
Ilustrasi: investasi reksadana (sumber: briefcam.com)
Ilustrasi: investasi reksadana (sumber: briefcam.com)

Sementara itu, di bawah reksadana saham, ada reksadana campuran yang juga menawarkan return cukup menggiurkan, yakni rata-rata mencapai 66,77% (5 tahun) atau sekitar 13,35% per tahun dengan tingkat risiko sedang. Selanjutnya, ada reksadana pendapatan tetap yang memiliki rata-rata return 5 tahun sebesar 42,63% atau 8,53% per tahun dengan risiko sedang.

Yang terakhir, investasi reksadana dengan risiko paling rendah adalah reksadana pasar uang. Jenis reksadana satu ini risikonya rendah, namun rata-rata returnnya juga rendah, hanya sekitar 27,31% (5 tahun) atau sekitar 5,46% tiap tahunnya. Terlepas dari itu semua, sebagian besar investor pemula yang tak ingin investasi terlalu berisiko, biasanya mengawali kegiatan investasi mereka di bidang reksadana pasar uang. Lalu, apa saja keuntungan yang didapatkan dari reksadana? 

Kelebihan Investasi Reksadana

  • Investasi reksadana bisa dimulai dengan dana minimum, misalnya saja Rp100 ribu, Rp200 ribu, dan Rp500 ribu per , atau nominal lain yang lebih besar. Bahkan, beberapa situs e-commerce seperti Bukalapak dan Tokopedia kini juga menyediakan layanan investasi reksadana dengan modal yang sangat minim. Hanya Rp10.000, Anda sudah bisa mulai berinvestasi reksadana.
  • Return lebih besar. Apabila dibandingkan dengan menabung di bank atau membuka rekening deposito, return atau keuntungan yang didapatkan dari reksadana relatif lebih besar. Bahkan, reksadana bisa menjadi solusi investasi mudah bagi Anda yang bermodal kecil. Rata-rata return reksadana pasar uang sekitar 3,77% per tahun.
  • Dapat dicairkan sewaktu-waktu. Pembelian dan penjualan kembali unit reksadana saat ini sudah serba online, sehingga bisa Anda lakukan kapan saja, setiap hari kerja. Bahkan, dana Anda pun bisa dicairkan sewaktu-waktu dan penarikan dana dapat dilakukan ke rekening Anda.
  • Bebas pajak. Keuntungan lain yang didapat dari investasi reksadana kabarnya bukan merupakan objek pajak, sehingga tidak ada potongan dan hasil yang Anda terima sebagai investor sudah bersih.
Ilustrasi: Kelebihan Reksadana (credit: moneycrashers)
Ilustrasi: Kelebihan Reksadana (credit: moneycrashers)

Kelemahan Investasi Reksadana

Meski reksadana menawarkan sejumlah kelebihan, investasi semacam ini tentunya juga tak luput dari kelemahan. Satu hal yang mungkin perlu menjadi catatan adalah investasi reksadana tak dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) seperti saat Anda menabung di bank.

Hal ini bisa dibilang lumrah, karena investasi reksadana akan berada di perputaran uang di dunia pasar uang serta melibatkan banyak investor, maka risiko kerugian yang mungkin Anda alami pun tak akan dijamin oleh LPS atau . Namun, kerugian tersebut kabarnya tak terlalu besar karena telah dibatasi dengan peraturan sebesar 10% untuk setiap jenis pasar uang. Sehingga, dengan adanya peraturan tersebut, Anda tak merasa terlalu merugi hingga modal investasi Anda habis tak bersisa.

Yang kedua, walaupun reksadana menawarkan keuntungan yang relatif besar, rupanya nilai return investasi reksadana sifatnya tidak pernah pasti. Seperti yang Anda ketahui, dunia pasar uang memang sifatnya sangat fluktuatif, sehingga jika hari ini Anda mendapat untung besar, belum tentu besok atau lusa keuntungan yang Anda dapatkan pun bisa sama.

Perhitungan Keuntungan Reksadana

Ilustrasi: Perhitungan Reksadana (credit: money.usnews/Gettyimages)
Ilustrasi: Perhitungan Reksadana (credit: money.usnews/Gettyimages)

Cara menghitung keuntungan dari investasi reksadana tidak terlalu sulit. Keuntungan reksadana biasanya bukan dihitung per bulan, melainkan dihitung untuk jangka waktu selama beberapa tahun investasi dilakukan. Nah, Anda tinggal menghitung jumlah unit penyertaan, kemudian dikalikan dengan harga terkini reksadana. Kemudian, kurangkan hasil yang Anda dapatkan dari perkalian tersebut dengan modal investasi Anda. Apabila hasil pengurangannya plus, artinya Anda memperoleh untung. Sebaliknya, bila setelah dikurangi dengan modal ternyata hasilnya minus, itu artinya Anda rugi.

Sebagai gambaran, pada bulan Oktober 2020, Anda memutuskan untuk mulai berinvestasi reksadana dengan modal investasi awal sebesar Rp300 ribu dan Anda berkomitmen untuk rutin berinvestasi setiap bulan pada reksadana pasar uang sebesar Rp300 ribu selama 3 tahun (3 tahun). Kira-kira, berapa hasil investasi yang Anda dapatkan 3 tahun kemudian (tahun 2023)?

Berdasarkan kalkulator reksadana Bareksa dengan return yang diharapkan sebesar 3,77%, maka dana investasi Anda yang terkumpul akan mencapai Rp11,10 juta. Kemudian, pada September 2023, uang Anda menjadi Rp11,61 juta atau tumbuh sekitar 4,60%. Hasil nilai investasi reksadana tersebut tentunya berpotensi untuk lebih besar jika dilakukan dalam jangka waktu investasi yang lebih lama dan ditempatkan pada aset lain yang potensi keuntungan (return)-nya lebih tinggi.

Walaupun setiap investor mengharapkan keuntungan yang tinggi, tetap harus diperhatikan bahwa semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan, maka akan semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung, sesuai dengan prinsip ‘high risk high return’. Oleh karena itu, sebaiknya sebelumnya memulai investasi, jangan hanya sekadar berspekulasi, tetapi sesuaikan juga dengan profil risiko masing-masing.

[Update: Almasshabur]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *