Jika Anda bergelut dengan keuangan perusahaan, pasti sudah tidak asing lagi dengan biaya produksi. Ini dapat dikatakan sebagai biaya yang perlu dikeluarkan pengusaha, produsen, atau perusahaan untuk membeli faktor-faktor produksi dengan tujuan menghasilkan output atau produk. Nah, biaya produksi ini masih bisa dibagi lagi menjadi beberapa jenis, salah satunya biaya marginal.
Pengertian Biaya Marginal
Disalin dari beragam sumber, biaya marginal dikatakan sebagai peningkatan biaya total yang berasal dari produksi satu unit output produksi. Biaya marginal juga dapat disebutkan sebagai biaya yang akan perusahaan keluarkan jika memproduksi barang atau jasa tambahan. Definisi lain, biaya marginal adalah perkiraan berapa biaya ekonomi akan berubah jika output berubah.[1]
Selain itu, biaya marjinal (Marginal Cost atau MC), dapat didefinisikan sebagai tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit barang jadi. Biaya ini muncul ketika dilakukan perluasan produksi dalam rangka menambah jumlah barang yang dihasilkannya.
Misalnya, jika perusahaan memproduksi 1.000 unit, biaya tambahan peningkatan output menjadi 1.001 unit adalah biaya marginal. Biaya marginal mengukur biaya input tambahan yang diperlukan untuk memproduksi tiap unit output berikutnya. Karena biaya tetap tidak berubah ketika ada biaya output (misal untuk sewa kantor, pembayaran karyawan, bunga modal, dsb), biaya marginal mencerminkan perubahan biaya variabel.
Ketika biaya marjinal berada di atas biaya variabel rata-rata, biaya variabel rata-rata meningkat. Ketika biaya marginal berada di bawah biaya variabel rata-rata, biaya variabel rata-rata menurun. Biaya marginal berpotongan dengan biaya variabel rata-rata pada titik minimum AVC (Average Variable Cost).[2]
Marginal cost ini sangat penting dalam proses pengambilan keputusan bisnis, ketika manajemen harus membuat keputusan tentang pengalokasian sumber daya dalam proses produksinya. Misalnya, ketika manajemen perlu memutuskan apakah akan meningkatkan produksi atau tidak, mereka harus membandingkan biaya marginal dengan pendapatan marginal yang akan direalisasikan oleh unit output tambahan. Perbandingan ini dibutuhkan untuk menentukan apakah perusahaan akan menambahkan jumlah unit produksi mereka atau tidak.
Cara Menghitung Biaya Marginal
- Untuk menghitung biaya marginal, Anda perlu mengetahui biaya total untuk memproduksi satu unit dari produk atau jasa yang dijual. Biaya tetap harus tetap sama sepanjang analisis biaya, sehingga Anda perlu mengetahui tingkat keluaran yang akan meningkatkan biaya tetap tersebut.
- Tentukan interval yang ingin dievaluasi. Mungkin Anda ingin menghitung biaya margin setiap unit individu produk atau jasa yang dijual. Namun, hal ini biasanya hanya membantu jika Anda hanya menghasilkan sedikit produk atau jasa dalam sehari. Kalau tidak, sebaiknya Anda melihat perubahan kuantitas dalam kelipatan 10, 50, atau bahkan 100.
- Kurangi kuantitas unit produksi kedua dengan kuantitas unit produksi pertama. Setiap interval akan menunjukkan peningkatan produksi. Untuk menemukan perubahan kuantitas, cukup kurangkan kuantitas baru dengan kuantitas lama.
- Hitung biaya produksi total. Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel untuk jumlah unit produk atau jasa tertentu. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah selama periode yang dievaluasi. Sebaliknya, biaya variabel adalah biaya yang bisa diubah dan ditingkatkan atau dikurangi bergantung pada keadaan.
- Setelah Anda memperoleh biaya total, Anda bisa menemukan biaya rata-rata setiap unit dari produk atau jasa yang dijual. Pada setiap tingkat keluaran atau interval produksi, cukup bagikan biaya total dengan jumlah unitnya.
- Kurangkan biaya baru dengan biaya lama untuk menemukan perubahan biaya. Perubahan biaya diukur dengan cara sama seperti perubahan kuantitas. Kurangkan biaya produksi dalam jumlah besar dengan produksi dalam jumlah kecil. Jumlahnya adalah perubahan biaya untuk interval terkait.
- Bagikan perubahan biaya dengan perubahan kuantitas. Rumus untuk menghitung biaya marginal adalah perubahan biaya dibagi dengan perubahan kuantitas. Jadi, setelah Anda menemukan angka perubahan biaya total dan kuantitas, gunakan keduanya untuk menghitung biaya marginal dengan mudah.
- Ulangi perhitungan untuk interval tambahan. Biaya marginal Anda dapat meningkat atau menurun ketika Anda terus menambahkan unit produksi ekstra.
- Masukkan data ke lembar sebar (spreadsheet) untuk membuat kurva biaya. Dengan memasukkan data ke lembar sebar, Anda bisa membuat grafik yang menampilkan biaya marginal setiap interval produksi atau tingkat keluaran secara visual. Kurva biaya marginal biasanya berbentuk โU’, dengan palung berada di awal kurva.
Contoh Perhitungan Biaya Marginal
Misalnya, perusahaan A mengeluarkan biaya sebesar Rp300 juta untuk menghasilkan 1.000 unit kipas angin. Ketika jumlah produksi mencapai 2.000 unit, perusahaan mengeluarkan biaya sebanyak Rp500 juta. Untuk menghitung biaya marginal, Anda bisa menggunakan rumus MC = TC/Q, dengan MC adalah biaya marginal, TC adalah perubahan pada total biaya, dan Q adalah perubahan pada jumlah output.
TC diketahui sebesar Rp200 juta (hasil dari Rp500 juta dikurangi Rp300 juta), sedangkan Q adalah 1.000 unit (hasil dari 2.000 unit dikurangi 1.000 unit). Hasil yang diperoleh adalah Rp200.000.000 dibagi 1.000 menjadi sebesar Rp200.000. Jadi, total biaya meningkat Rp200 ribu dengan produksi satu kipas angin tambahannya.
[Update: Almas]
[1] Rinawati, Dyah Ika dan Arif Susilo Utomo. 2014. Analisis Estimasi Biaya Marginal Peningkatan Kualitas Distribusi Listrik di Wilayah Jateng dan DIY. Industrial Engineering Online Journal Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Vol. 3(2).
[2] Case, K dkk. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan oleh: Y Andri Z. Wibi H dkk, editor. Jakarta: Erlangga, hlm 212.