Ada beragam jenis sapi yang dikembangbiakkan di Indonesia, seperti sapi Brahman, Simental, Limosin, hingga sapi Brangus. Sapi-sapi tersebut memiliki ciri khas dan keunggulan masing-masing. Permintaan terhadap sapi unggul biasanya akan meningkat menjelang momen Hari Raya Kurban (Idul Adha), sehingga harganya pun naik. Bahkan, untuk jenis seperti sapi Brangus, bisa dijual dengan harga hingga ratusan juta rupiah per ekor jika bobotnya lebih dari 1 ton.
Sapi Brangus merupakan salah satu ciri khas sapi potong yang satu-satunya dikembangkan di Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten Sragen. Ini merupakan persilangan antara sapi Brahman dan sapi Aberdeen Angus yang direproduksi dengan sistem inseminasi buatan (AI). Sapi Brangus mempunyai sejumlah kelebihan dibandingkan sapi lokal, antara lain pertumbuhannya yang cepat, nafsu makan yang tinggi, merupakan tipe dwiguna yaitu penghasil daging dan susu, mudah beradaptasi dengan lingkungan, serta tingkat mortalitasnya yang rendah.[1]
Varian ini dikembangkan dan merupakan persilangan dari sapi Brahman dan sapi Angus dengan komposisi genetika 3/8 sapi Brahman dan 5/8 sapi Angus. Seperti diketahui, sapi Brahman sangat tahan kondisi alam yang ekstrem dan penyakit, sedangkan sapi Angus terkenal dengan kualitas karkasnya. Kombinasi keduanya lantas menghasilkan sapi Brangus yang sangat unggul. Sapi Brangus juga dikatakan tahan kondisi iklim yang panas (tropis) dan dingin.[2]
Ciri khas dari sapi Brangus adalah tanduknya yang berukuran kecil serta warna tubuhnya yang hitam. Sifat sapi Brahman yang diwarisi Brangus, yakni adanya punuk, serta tahan terhadap suhu panas juga gigitan serangga seperti caplak. Selain itu, keistimewaan sapi Brangus antara lain mudah menyesuaikan dengan pergantian pakan, bahkan pada pakan yang memiliki kualitas yang kurang baik. Sementara itu, sifat dari induk jantannya (Aberdeen Angus) yang diwarisi berupa produktivitas dagingnya yang tinggi. JIka dibandingkan dengan kedua induknya, sapi Brangus punya kemampuan dalam menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan yang lebih luas, selain itu keunggulan lainnya adalah mutu daging dan persentase karkasnya yang tinggi.[3]
Ciri & Kelebihan Sapi Brangus
- Memiliki kulit berwarna hitam dan gelambir di lehernya.
- Pertumbuhan cepat.
- bobot badan dewasa lebih dari 900 kg.
- Tahan terhadap cuaca tropis.
- Sapi Brangus dapat hidup tanpa diberi konsentrat sama sekali, cukup diberi pakan hijauan seperti rumput.[4]
- Leher dan telinga lurus.
- Badan kompak dan padat.
- Kaki kuat dan kokoh.
- Dual purpose, bisa diambil dagingnya maupun susunya.
Indukan sapi Brangus betina yang baru melahirkan kabarnya dapat memproduksi susu hingga lebih dari 4 liter per hari. Sementara itu, daging sapi Brangus mengikuti Angus, yakni bertekstur lembut dengan lemak yang sedikit. Tak hanya di luar negeri, sapi Brangus pun mudah untuk dikembangbiakkan di Indonesia yang notabene merupakan negara tropis. Cara perawatan sapi Brangus juga tidak terlalu sulit, karena mamalia ini mudah beradaptasi dalam kondisi apa pun.
Harga Sapi Brangus
Ukuran Sapi Brangus | Harga |
Sapi Brangus 200 kg โ 300 kg | Rp18.000.000 per ekor |
Sapi Brangus 350 kg | Rp22.000.000 per ekor |
Sapi Brangus 400 kg | Rp24.000.000 โ Rp26.000.000 per ekor |
Sapi Brangus 1,3 ton | Rp280.000.000 per ekor |
Informasi harga sapi Brangus di atas dirangkum dari berbagai sumber. Perlu Anda ketahui bahwa harga sapi Brangus dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Selain itu, harga sapi Brangus yang berlaku di setiap tempat bisa saja berbeda-beda, tergantung dari penawaran pihak penjual. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, harga sapi Brangus dengan bobot 350 kg berkisar Rp21 jutaan per ekor, sedangkan harga sapi Brangus dengan berat mulai 220 kg sekitar Rp18,5 jutaan per ekor.
[update: Panca]
[1] Rochmadi, S. 2011. Analisis Pemasaran Sapi Brangus di Kabupaten Sragen [Tesis]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
[2] Bahar, B. 2003. Panduan Praktis Memilih Produk Daging Sapi. Jakarta: gramedia Pustaka Utama, hlm 142.
[3] S. M., Alif. 2017. Kiat Sukses Penggemukan Sapi Potong. Yogyakarta: Bio Genesis.
[4] Fikar, S. & Dadi R. 2012. Penggemukan Sapi.. Jakarta: AgroMedia Pustaka, hlm 26.