Jenis minyak yang biasa digunakan untuk kuliner sangat banyak, mulai dari minyak goreng dari kelapa sawit, minyak kelapa, minyak ikan, minyak sayur, minyak canola, minyak zaitun, hingga yang mungkin sudah sering Anda dengar dan Anda pakai, minyak wijen. Ya, hidangan apa saja jika ditambahkan minyak wijen akan terasa lebih sedap dan gurih. Tak heran jika kemudian banyak produsen minyak wijen di Indonesia, mulai dari Lee Kum Kee, Cap Lowo, Yuen Yick, hingga merk ABC. Dibanding minyak goreng biasa, harga minyak wijen memang terkadang bisa terpaut lebih mahal.
Minyak wijen merupakan salah satu jenis minyak nabati yang diproduksi dari biji wijen putih atau hitam. Minyak ini berwarna agak kecokelatan, sedikit kental dengan aroma wangi yang tajam. Minyak wijen yang asli warnanya agak kecokelatan dengan aroma wijen yang kuat. Biasanya, minyak wijen ini asli harganya relatif mahal karena cara mengolahnya yang membutuhkan waktu cukup lama dan sulit.
Minyak wijen ini aromanya kuat, karena itu cukup gunakan 1-2 sendok teh. Jika terlalu banyak, menimbulkan rasa pahit dan gurih berlebihan. Agar aromanya tetap kuat, tambahkan minyak wijen saat terakhir makanan akan diangkat dari api. Simpan selalu minyak wijen dalam botol di tempat yang sejuk dan kering.[1]
Minyak wijen seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah satu minyak yang digunakan baik sebagai bahan pangan (edible purpose), untuk keperluan kuliner berupa minyak salad, campuran mentega dan margarine, produk roti kering jenis pastry maupun crackers serta sebagai bahan non pangan (non edible purpose), untuk bahan kosmetik, bahan pengental, campuran minyak herbal, cat, pestisida, dan sebagainya.
Proses pengepresan wijen tanpa pemanasan akan menghasilkan kualitas minyak yang bagus, sedangkan pada proses penekanan menggunakan panas diperlukan untuk produk sabun. Minyak wijen yang diproses dapat berasal dari biji wijen hitam ataupun putih.[2]
Dilansir dari Wikipedia, minyak wijen terdiri dari 2 jenis, yaitu minyak dari biji wijen yang telah disangrai dan minyak dari biji wijen mentah. Di India Selatan dan Myanmar, minyak wijen dari dari biji wijen mentah dipakai sebagai minyak goreng. Minyak wijen dituangkan sebagai penyedap dalam masakan Korea, China, dan Taiwan. Sebagian besar masakan Korea pun memakai minyak wijen.
Di China, Korea, dan Jepang, biji wijen disangrai terlebih dahulu sebelum diperas menjadi minyak. Hasilnya adalah minyak berwarna cokelat keemasan dan berbau harum. Minyak wijen dari India berwarna kuning keemasan. Minyak wijen yang berwarna bening didapat dari hasil ekstraksi biji wijen mentah dan aromanya kurang harum. Suhu sewaktu mematangkan biji wijen pun memengaruhi minyak yang dihasilkan. Minyak wijen untuk masakan China berwarna lebih gelap karena biji wijen disangrai dengan suhu di atas 200โ.
Minyak wijen disebut-sebut mengandung banyak vitamin, seperti vitamin E, vitamin A, vitamin B, kalsium, dan magnesium. Bahkan, di India minyak wijen dipakai sebagai minyak pijat dalam cara pengobatan Ayurveda.
Harga Minyak Wijen ABC
Selain saos tomat dan saus sambal, ABC Heinz rupanya juga memproduksi minyak wijen (sesame oil) dalam kemasan botol kaca. Sayangnya, untuk sementara ini, produk minyak wijen ABC yang banyak beredar di pasaran adalah kemasan botol isi 195 ml, sedangkan kemasan sachet masih belum tersedia. Harga minyak wijen ABC kemasan botol 195 ml saat ini sekitar Rp37 ribu sampai Rp47 ribuan per botol. Sebagai perbandingan, tahun lalu harganya Rp28 ribu hingga Rp40 ribu per botol.
Perlu Anda ingat bahwa harga minyak wijen ABC dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Selain itu, harga minyak wijen ABC yang berlaku di setiap tempat pun bisa berbeda-beda, tergantung dari promo diskon atau penawaran pihak penjual.
Produk minyak wijen ABC kabarnya aman dikonsumsi umat Muslim karena sudah mendapatkan sertifikat halal. Selain itu, minyak wijen yang original tentunya tidak mengandung lemak hewani. Yang perlu diingat, meskipun minyak wijen disebut banyak mengandung vitamin, sebaiknya konsumsi minyak ini dilakukan dalam jumlah yang wajar dan jangan berlebihan.
[Update: Almas]
[1] Tim Ide Masak. 2014. Seri Teknik Memasak: Masakan Serba Kukus, Tim, dan Rebus (Ed. Intarina, H., dkk). jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[2] Nurhayati, D. R., 2020. Kualitas Tanaman Wijen: Berbasis Bahan Organik di Lahan Pasir Pantai. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.