Bentuknya mungkin tampak sama, tetapi ternyata kaca dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya kaca inlay. Ini adalah salah satu jenis yang terbilang cukup baru di pasaran dalam negeri, merupakan pengembangan dari kaca patri. Dibandingkan kaca jenis lainnya seperti kaca riben, kaca es, atau kaca cermin, harganya memang rata-rata lebih mahal.
Sebagian besar dari Anda pasti sudah sangat familiar dengan kaca. Merupakan produk yang kerap digunakan di hunian, kaca adalah bahan atau material padat yang bening dan transparan atau tembus pandang, umumnya rapuh.[1] Biasanya, kaca ini terbuat dari 75 persen silikon dioksida, Na2O, CaO, dan beberapa zat tambahan.
Sifat fisik kaca yang merupakan material transparan, membuat โketerbukaan’ adalah salah satu pertimbangan saat material ini akan digunakan.[2] Kaca pada bangunan misalnya, menghadirkan kesan modern dan mengesankan bangunan yang bersifat lebih terbuka. Isi atau kegiatan dalam bangunan tersebut dapat disaksikan orang yang melintas di dekatnya. Sementara itu, toples kaca transparan akan menarik siapa saja yang melihatnya untuk membuka tutup toples dan mengambil isinya atau justru sebaliknya.
Dengan alasan keterbukaan juga, penggunaan kaca di kendaraan akan menunjukkan identitas fisik pengendara dan penumpangnya. Tidak mengherankan jika penggunaan kaca kendaraan yang dilapisi dengan kaca film dengan tingkat kegelapan tertentu, dilarang di banyak negara, sebab menyebabkan identitas fisik pengendara atau penumpang tidak dapat dikenali dari luar.
Meskipun ketika sudah berbentuk sebuah kaca bening semuanya akan terlihat sama, sebenarnya ada berbagai macam kaca. Perbedaan jenis kaca ini dapat disebabkan komposisi bahan penyusunnya yang sedikit berbeda. Disebut demikian karena bahan dasar utama pembuatan kaca adalah pasir silika, sedangkan material lain yang ditambahkan yang akan membuat karakter kaca berbeda satu dengan yang lain selalu dalam proporsi kecil terhadap pasir silika. Selain dari komposisi bahan penyusun, perbedaan jenis kaca juga dapat dilihat dari cara pembuatan, baik dalam pembuatan proses dasar atau perlakuan setelahnya.[3]
Apa Itu Kaca Inlay dan Patri?
Nah, salah satu jenis kaca yang sekarang mulai digemari konsumen dalam negeri adalah kaca inlay. Dilansir dari berbagai sumber, tampilan kaca ini secara sekilas mirip dengan kaca patri, sama-sama warna-warni dan bisa disusun menjadi pola gambar. Pasalnya, kaca inlay memang merupakan pengembangan dari kaca patri.
Secara umum, kaca patri memiliki ciri khas adanya batangan timah atau kuningan yang membingkai tiap potongan kacanya. Sementara itu, kaca inlay tidak menggunakan rangka logam tersebut. Kaca warna cukup ditempelkan satu sama lain dengan perekat tanpa adanya rangka yang menyangga. Meski demikian, kedua fungsi kaca tersebut hampir mirip, yakni memberikan kesan yang elegan dan mewah pada suatu ruangan.
Pengaplikasian kaca patri dengan banyak liukan, penuh warna, serta memiliki nilai personal tersendiri dikatakan lebih cocok untuk diterapkan pada ruang-ruang yang juga memiliki style serupa: kaya aksen, profil, dan penuh detail. Tidak heran jika kemudian kaca patri banyak menghiasi hunian bergaya klasik, kolonial, maupun Mediterania. Untuk aplikasi di jendela rumah, biasanya dipasang di salah satu bagian atau satu sisi jendela saja sehingga membuat proporsi lebih seimbang.
Lalu, bagaimana dengan kaca inlay? Penerapan kaca ini sebenarnya cukup mirip dengan kaca patri. Biasanya, kaca inlay ini digunakan untuk menghiasi pintu-pintu rumah yang bernuansa klasik dan Mediterania, karena lekukan dan warnanya yang cenderung ramai. Tak hanya jendela dan pintu, Anda juga bisa menaruh kaca inlay sebagai partisi, seperti sekat ruang bagi area musala atau area beribadah di sebuah rumah. Anda pun bisa memanfaatkan model ini sebagai aksen bagi lantai, khususnya bagi rumah-rumah atau ruangan yang bersifat mewah dan elegan.
Mulai digunakan sejak awal 2000-an, ada sedikit kelebihan kaca inlay jika dibandingkan kaca patri. Potongan-potongan kaca tersebut disusun dan langsung ditempelkan satu sama lain dengan perekat, tanpa memerlukan rangka untuk mempersatukannya. Kelebihan dari kaca inlay ini, tentu saja, karena lekukannya yang bisa dibentuk lebih lembut, fleksibel, dan luwes jika dibandingkan dengan kaca patri yang harus menggunakan rangka timah atau kuningan.
Berfungsi utama sebagai kaca hias, harga kaca inlay dan kaca patri memang rata-rata lebih mahal dibandingkan kaca polos, kaca es, atau kaca riben. Di pasaran dalam negeri, kedua jenis kaca ini dijual dengan harga mulai ratusan ribu rupiah. Bahkan, ada yang menjualnya dengan harga jutaan rupiah, tergantung ukuran. Berikut kisaran harga kaca inlay di pasaran dalam negeri.
Harga Kaca Inlay/Patri
Ukuran Kaca Inlay/Patri | Harga |
Kaca Patri 3 mm | Rp860.000 per m2 |
Kaca Patri Airbrush 3 mm | Rp1.000.000 per m2 |
Kaca Patri Kuningan 3 mm | Rp1.700.000 per m2 |
Kaca Patri Timah 20 mm | Rp2.000.000 โ Rp2.500.000 per m2 |
Kaca Patri Kuningan 20 mm | Rp2.500.000 โ Rp3.000.000 per m2 |
Kaca Patri Black 20 mm | Rp3.000.000 per m2 |
Kaca Inlay 5 mm | Rp1.700.000 โ Rp2.500.000 per m2 |
Kaca Inlay 8 mm | Rp1.700.000 โ Rp2.500.000 per m2 |
Informasi daftar harga inlay dan patri di atas kami didapatkan dari berbagai sumber, termasuk sejumlah situs jual beli online dan toko bahan bangunan. Namun, perlu diketahui bahwa harga kaca inlay dan patri tersebut tidak mengikat dan bisa mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
[1] Purnomo, Hendra dan Endang Setyawati Hisyam. 2014. Pemanfaatan Serbuk Kaca sebagai Substitusi Parsial Semen pada Campuran Beton Ditinjau dari Kekuatan Tekan dan Kekuatan Tarik Belah Beton. Jurnal Fropil Universitas Bangka Belitung, Vol. 2(1): 45-55.
[2] Mediastika, Christina Eviutami. 2019. Kaca untuk Bangunan. Yogyakarta: Penerbit Andi, hlm. 1.
[3] Ibid, hlm. 13.