
Kandungan dan Kelebihan Bungkil Jagung
Untuk peternak yang ingin lebih praktis, pakan dalam kemasan dapat dipilih. Namun, tidak semua pakan kemasan punya harga yang murah, apalagi yang sudah terkenal. Nah, untuk menghemat biaya produksi, Anda dapat memanfaatkan sejumlah ampas produk makanan sebagai alternatif pakan ternak Anda, salah satunya bungkil jagung. Siapa sih yang tidak mengenal jagung? Dilansir dari situs resmi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia, jagung adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan atau graminae yang mempunyai batang tunggal, dan sangat disukai oleh ternak serta telah memenuhi syarat sebagai sumber energi, mudah disimpan, mudah diproduksi secara besar-besaran, dan mudah digunakan bersama dengan bahan pakan yang lain. Tidak cuma dalam bentuk yang masih utuh, limbah tanaman jagung pun masih cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama ruminansia. Bagian tanaman jagung kira-kira 50% merupakan limbah yang ditinggalkan setelah panen. Persentase masing-masing limbah jagung yaitu 50% tangkai, 20% daun, 20% tongkol, dan 10% klobot.[2] Nah, dari sekian ampas jagung tersebut, salah satu yang kerap dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah tongkol atau kerap pula disebut bungkil jagung. Tongkol jagung adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung dirontokkan dari buahnya sehingga diperoleh jagung pipilan sebagai produk utama dan sisa buah yang disebut tongkol.[3] Walau dapat disebut sebagai limbah, tetapi bungkil jagung mengandung banyak gizi yang berguna sebagai pakan ternak. Bungkil jagung dikatakan punya kandungan selulosa sebesar 42,43%, lignin sebesar 21,73%, nitrogen bebas sebesar 53,5%, protein sebesar 2,5%, dan serat kasar sebesar 32%.[4] Dengan kandungan tersebut, tidak cuma sebagai pakan, bungkil jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator dalam proses pengomposan biomassa seperti pelepah daun kelapa sawit. Menurut keterangan Balai Penelitian Ternak di Ciawi, ada dua teknik yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan bungkil jagung sebagai pakan ternak. Teknik pertama adalah silase bungkil jagung, sedangkan yang kedua adalah amoniasi bungkil jagung. Silase tongkol jagung dibuat dengan cara menggiling tongkol jagung hingga halus, lantas mencampurnya dengan sumber karbohidrat terlarut. Sementara itu, amoniasi bungkil jagung dilakukan dengan menambahkan urea dan air, atau secara biologi disebut fermentasi. Namun, apabila metode-metode tersebut dipandang rumit, Anda dapat mencampur bungkil jagung dengan produk seperti Viterna Plus. Caranya, cacah bungkil jagung hingga lembut, lalu masukkan cacahan tersebut ke sekitar 10 liter yang telah diberi Viterna Plus (kurang lebih 2 tutup botol) di sebuah ember besar. Rendam campuran tersebut selama 6 jam atau semalaman, kemudian berikan pada hewan ternak seperti sapi.
Harga Bungkil Jagung
| Kemasan Bungkil Jagung | Harga |
| Bungkil Jagung 1 kg | Rp10.000 – Rp15.000 |
| Bungkil Jagung 5 kg | Rp40.000 – Rp50.000 |
| Bungkil Jagung 10 kg | Rp75.000 |
Kategori: Agribisnis
Tag: hemat, hewan peliharaan, jagung, kambing, limbah, nutrisi, pakan, pertanian, peternakan, sapi