Update Harga Pakan Ayam per Sak

Ternak ayam menjadi salah satu usaha yang banyak digeluti masyarakat di pedesaan hingga perkotaan. Untuk memenuhi tingkat produksi ternak, para peternak membutuhkan pakan ayam dalam jumlah tidak sedikit. Tak jarang peternak ayam membeli pakan dengan jumlah per sak atau karung yang harga jualnya terbilang lebih terjangkau dibanding harus membeli eceran tiap minggunya.

Sebagai pemula, ada tiga faktor utama yang menjadi kunci kesuksesan menjadi peternak ayam, yakni penyediaan bibit yang unggul, manajemen pemeliharaan yang baik, dan pemenuhan kebutuhan pakan.^[1] Untuk kebutuhan pakan sendiri, biasanya peternak ayam lebih suka memberi pakan komersial dibanding mencampur bahan pakan sendiri.

Kelebihan Pakan Ayam Komersial

Pakan ayam komersial biasanya berbentuk padatan seperti pelet, namun ada juga yang berbentuk serbuk. Pakan ayam tersebut terbilang praktis, karena Anda tidak perlu menambahkan bahan pakan basah atau kering lainnya. Selain itu, bahan pakan seperti ini sudah mengandung nutrisi yang disesuaikan dengan jenis ayam dan usianya.

Meskipun terbilang praktis, Anda tidak bisa memberikan pakan tersebut secara sembarangan. Anda perlu memperhatikan waktu dan takaran yang tepat untuk setiap jenis ayam. Sebagai tips agar ayam Anda cepat gemuk, Anda bisa memberikan pakan sebanyak 3 kali sehari. Berikan pakan pada pagi, siang, dan sore hari dengan waktu yang sama.

Pemberian pakan yang kurang tepat bisa menimbulkan beberapa macam penyakit pada ayam, seperti stres, kurang gizi, berat badan berkurang, risiko kematian tinggi, dan angka produktivitas yang menurun. Ini tentunya membuat Anda sebagai pebisnis ayam berisiko rugi, apalagi jika Anda beternak ayam petelur.

Untuk ayam petelur, pakan sangat penting karena memengaruhi kualitas telur. Jika pakan yang diberikan kurang, maka telur yang dihasilkan biasanya lebih sedikit dengan ukuran yang tidak normal. Selain tersedia pakan untuk ayam petelur, ada juga pakan khusus untuk ayam broiler atau pedaging. Jenis pakan ayam broiler biasanya mengandung kadar protein dan karbohidrat tinggi, sehingga ayam-ayam akan lebih cepat gemuk.

Selain bisa diberikan begitu saja, pakan ayam komersial juga bisa dicampur dengan obat, vaksin, atau vitamin. Ini bisa menjadi salah satu metode untuk merawat ayam yang sakit. Pada pakan ayam yang sakit atau kurang sehat, Anda bisa menambahkan suplemen dan obat khusus yang mengandung multivitamin. Sehingga, ayam bisa sehat kembali dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Beberapa peternak juga suka mencampurkan vitamin B kompleks ke dalam pakan ayam. Biasanya, ini lebih sering dilakukan pada ayam pedaging atau broiler. Vitamin B memiliki peran sebagai obat penggemuk alami. Ayam yang diberi vitamin B kompleks dengan jumlah cukup, akan memiliki nafsu makan yang tinggi, sehingga berat badan mereka akan lebih cepat meningkat dan bisa segera dipanen.

Bagi Anda yang membutuhkan pakan ayam untuk bisnis peternakan atau sebagai persediaan pemeliharaan di rumah, Anda bisa membelinya di pasar hewan atau melalui situs jual beli online. Sebagai referensi mengenai harga dan merk pakan ayam di pasaran, Anda bisa melihat rincian berikut.

Harga Pakan Ayam

Informasi harga pakan ayam di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk situs jual beli online. Jika dibandingkan penawaran sebelumnya, harga pakan ayam di pasaran saat ini terpantau fluktuatif. Misalnya, pakan starter ayam broiler Wonokoyo yang semula dijual seharga Rp459 ribuan, kini turun menjadi Rp376 ribu per sak isi 50 kg. Berbeda dengan harga pakan starter ayam broiler Pokphand 511 yang naik dari Rp485 ribu menjadi Rp550 ribu per sak.

Harga pakan ayam di atas telah kami rangkum dari berbagai macam sumber. Harga pakan ayam tersebut tentu tidak terikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Selain itu, harga pakan ayam ini bisa berbeda-beda di tiap toko dan daerah.

[Update: Ditta]

^[1] Anggitasari, Septiani, Osfar Sjofjan, Irfan Hadji Djunaidi. 2016. Pengaruh Beberapa Jenis Pakan Komersial terhadap Kinerja Produksi Kuantitatif dan Kualitatif Ayam Pedaging. Buletin Peternakan Universitas Brawijaya, Vol. 40(3): 187-196.