Indikasi dan Harga Cravox (Tablet dan Infus)

Mungkin Anda pernah mendengar tentang gangguan infeksi sistemik. Ini adalah infeksi yang terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan. Apabila tidak dikenali dan diobati sejak dini, gangguan tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah, bahkan bisa memicu kematian. Untuk mengobati masalah ini, biasanya dokter akan meresepkan Cravox. Telah tersedia dalam bentuk tablet dan infus, Anda bisa membelinya di apotek atau toko obat dengan harga yang memang cukup lumayan.

Varian Obat Cravox Tablet - (id.carousell.com)
Varian Obat Cravox Tablet – (id.carousell.com)

Anda mungkin sudah sering mendengar tentang penyakit infeksi. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya gangguan tersebut? Dikutip dari Alodokter, penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme kecil, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Organisme ini bisa menular dari orang lain, hewan, atau tempat yang terkontaminasi, lalu menyebabkan penyakit di tubuh.

Bacaan Lainnya

Penyakit infeksi hingga kini masih merupakan masalah kesehatan global, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Masalah penyakit infeksi di Indonesia masih belum dapat ditanggulangi meskipun berbagai upaya telah dilakukan, termasuk memengaruhi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang memengaruhi infeksi mencakup kondisi lingkungan, tingkat kepadatan penduduk, vektor penyakit, hingga makanan dan minuman, sedangkan faktor internal termasuk cara berpikir, perilaku produktif, kemampuan pengendalian diri, status nutrisi, status ketahanan tubuh inang, hingga perilaku hidup sehat, genetik, dan intensitas infeksi.[1]

Apa Itu Infeksi Sistemik?

Ada banyak tipe infeksi. Infeksi kolonisasi misalnya, merupakan proses ketika benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap dan bisa tumbuh serta berkembang biak, tetapi tidak menimbulkan penyakit. Ada pula infeksi lokal, yakni spesifik dan terbatas pada bagian tubuh di mana mikroorganisme tersebut tinggal.

Selain itu, ada yang dinamakan infeksi sistemik, yakni masalah yang terjadi apabila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan. Biasa pula disebut sepsis, infeksi sistemik dapat terjadi pada siapa saja yang mengalami infeksi, umumnya disebabkan infeksi bakteri, tetapi bisa juga dipicu infeksi lain, termasuk infeksi virus seperti Covid-19.

Menurut keterangan Laboratorium Klinik Prodia, jika tidak dikenali secara dini dan ditangani dengan segera, infeksi sistemik dapat menyebabkan syok septik, kegagalan organ, dan bahkan kematian. Sementara itu, sebuah penelitian menyebutkan bahwa infeksi sistemik dapat memicu serangan , setelah melakukan studi otopsi untuk menyelidiki efek patologis infeksi sistemik pada peradangan arteri koroner.[2]

Indikasi Cravox

Untuk pengobatan infeksi sistemik, seperti sinusitis maksilaris, pneumonia, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih, biasanya dokter meresepkan Cravox. Seperti dikutip dari Klik Dokter, Cravox merupakan antibiotik yang mengandung Levofloxacin yang digunakan untuk membantu mengobati berbagai infeksi bakteri, seperti sinusitis maksilaris (peradangan pada salah satu sinus), pneumonia (peradangan pada paru-paru), infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.

Termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antibiotik kuinolon, Cravox bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Selain untuk mengobati penyakit di atas, obat ini juga digunakan untuk mengatasi serta mencegah penyakit anthrax dan penyakit pes. Namun, perlu diingat bahwa obat ini bukan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau common cold (batuk pilek biasa).

Setidaknya, ada dua varian Cravox yang beredar di pasaran, yakni berbentuk tablet dan infus. Untuk varian tablet, umumnya memiliki kandungan Levofloxacin 250 mg atau 500 mg. Sementara itu, Cravox infus mengandung Levofloxacin dengan kadar 500 mg (untuk kemasan 100 ml) atau 750 mg (untuk kemasan 150 ml).

Perawatan Gangguan Infeksi Sistemik - (www.healthline.com)
Perawatan Gangguan Infeksi Sistemik – (www.healthline.com)

Dosis Cravox

  • Cravox Tablet untuk dewasa: dosis 250-750 mg diminum 1 kali sehari.
  • Cravox Tablet untuk bronkitis kronis dengan eksaserbasi akut: dosis 500 mg diminum 1 kali sehari selama 7 hari.
  • Cravox Tablet untuk pneumonia yang didapat dari komunitas: dosis 500 mg diminum 1 kali sehari selama 7 sampai 14 hari.
  • Cravox Tablet untuk sinusitis maksilaris akut: dosis 500 mg diminum 1 kali sehari selama 10 sampai 14 hari.
  • Cravox Tablet untuk infeksi kulit dan struktur kulit tanpa komplikasi: dosis 500 mg diminum 1 kali sehari selama 7 sampai 10 hari.
  • Cravox Tablet untuk infeksi saluran kemih dengan komplikasi, pielonefritis akut: dosis 250 mg diminum 1 kali sehari selama 10 hari.
  • Cravox Infus: dosis 500 mg diberikan melalui infus intravena (melalui pembuluh darah).

Karena merupakan golongan obat keras, penggunaan Cravox memang tidak boleh sembarangan dan disarankan harus dengan resep dokter. Apabila Anda sudah mendapatkan resep dari dokter, Anda bisa membeli obat ini di sejumlah apotek atau toko obat terdekat. Sebagai referensi, berikut informasi harga Cravox saat ini.

Harga Cravox

Varian CravoxHarga
Cravox Tablet 500 mg EcerRp51.500 per tablet
Cravox Tablet 500 mg StripRp440.000 – Rp466.000 per strip
Cravox Infus 500 mg (100 ml)Rp160.000 per botol
Cravox Infus 750 mg (150 ml)Rp310.000 per botol

Informasi harga Cravox di atas, baik berupa tablet maupun infus, telah kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk sejumlah apotek dan toko obat. Perlu Anda catat bahwa harga produk ini tidak mengikat dan bisa berubah sewaktu-waktu. Selain itu, harga di masing-masing tempat bisa saja berbeda.

Efek Samping Cravox

Setiap obat pasti memiliki efek samping, terlebih jika digunakan tidak sesuai dosis. Efek samping yang mungkin terjadi jika mengonsumsi Cravox adalah hipersensitivitas, insomnia, pusing atau sakit kepala, peningkatan kreatinin, anemia, mual dan ketidaknyamanan pada perut, diare, anoreksia, dan sakit perut atau dispepsia. Jika efek samping terus berlanjut, hentikan pemakaian obat dan segera kunjungi dokter.

[1] Nasronudin, dkk. 2011. Penyakit Infeksi di Indonesia: Solusi Kini & Mendatang. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan UNAIR, hlm. 1.

[2] Madjid, M., et al. 2007. Systemic Infections Cause Exaggerated Local Inflammation in Atherosclerotic Coronary Arteries. The Texas Heart Institute Journal, Vol. 34(1): 11-18.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *