
Unsur Biaya Produksi
Seperti disinggung di atas, setidaknya ada tiga biaya yang termasuk dalam biaya produksi. Yang pertama adalah biaya bahan baku langsung, yang tergantung dari jenis usaha yang dilakukan. Misalnya untuk perusahaan pembuatan berbagai jenis makanan, yang termasuk dalam biaya bahan baku langsung adalah bahan baku untuk pembuatan permen, cake, roti, cookies, cokelat, dan lainnya. Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat diidentifikasikan pada barang jadi. Kemudian, untuk biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang secara fisik langsung terlibat dengan pembuatan produk. Biaya yang timbul karena pembuatan produk merupakan tenaga kerja utama yang melekat pada sebuah produk. Besarnya biaya tenaga kerja utama dapat dihitung berdasarkan jam kerja, hari kerja, dan satuan produk. Biaya tenaga kerja langsung ini bisa terdiri dari gaji karyawan pabrik, upah lembur karyawan pabrik, biaya kesejahteraan karyawan pabrik, upah mandor pabrik, dan juga gaji manajer pabrik. Yang ketiga adalah biaya overhead pabrik, yakni biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan aktiva tetap, dan sebagainya.[3] Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung hingga produk selesai, tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai. Sebelum menghitung biaya produksi pabrik, Anda perlu mengumpulkan data-data terlebih dahulu. Dalam perhitungan biaya bahan baku misalnya, perlu diketahui biaya masing-masing yang dikeluarkan selama proses pembuatan produk atau suatu barang, yang mungkin terdiri dari biaya bahan, peralatan, dan biaya lain-lain. Selain itu, diperlukan data lain seperti upah tenaga kerja, biaya sewa peralatan, dan lainnya. Misalnya, PT A merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konveksi. Dalam satu bulan, mereka mengeluarkan biaya untuk persediaan bahan baku, bahan baku setengah jadi, gaji tenaga kerja langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya pengiriman, dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat melihat tabel berikut.
Laporan Keuangan PT A
Komponen | Biaya |
Persediaan Bahan Baku | Rp30.000.000 |
Bahan Baku Setengah Jadi | Rp40.000.000 |
Barang Jadi Siap Dijual | Rp80.000.000 |
Pembelian Persediaan Bahan Baku | Rp50.000.000 |
Biaya Pengiriman | Rp5.000.000 |
Gaji Tenaga Kerja Langsung | Rp30.000.000 |
Sisa Penggunaan Bahan Baku dan Sisa Bahan Setengah Jadi | Rp30.000.000 |
Sisa Bahan Setengah Jadi | Rp5.000.000 |
Kaos Siap Dijual | Rp30.000.000 |

Cara Menghitung Biaya Produksi
- Tahap 1: Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan = Rp30.000.000 + (Rp50.000.000+Rp5.000.000) – Rp30.000.000 = Rp55.000.000.
- Tahap 2: Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik= Rp55.000.000 + Rp30.000.000 + 5000.000 = Rp.90.000.000. Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit = Rp.90.000.000 : 5.000 = Rp18.000.
- Tahap 3: Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir= Rp90.000.000 + Rp40.000.000 – Rp5.000.000 = Rp125.000.000.
- Tahap 4: Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir = Rp90.000.000 + Rp.80.000.000 – Rp.50.000.000 = Rp140.000.000.
Kategori: Lain-lain
Tag: biaya produksi, gaji, hitung, karyawan, pabrik, perusahaan, produksi, proses, unit