Manfaat dan Harga CNG per M3

Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan LPG, tetapi bagaimana dengan CNG? Merupakan singkatan dari compressed gas, CNG adalah salah satu bahan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk bahan bakar kendaraan hingga memasak dan untuk usaha . Walau multifungsi, ternyata harga CNG per m3 sangat terjangkau.

Tabung gas CNG bahan bakar kendaraan (sumber: autocarindia.com)
Tabung gas CNG bahan bakar kendaraan (sumber: autocarindia.com)

Apa Itu CNG?

Selama ini, jika berbicara tentang bahan bakar, pasti yang langsung terbesit adalah minyak. Padahal, gas alam juga dapat digunakan sebagai sumber energi. Selain minyak bumi, Indonesia diketahui punya cadangan gas alam yang cukup besar, sekitar 170 TSCF (trillion square cubic feet), dengan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF.[1] Dengan komposisi tersebut, negara kita memiliki reserve to production mencapai 59 tahun.

Bacaan Lainnya

Jika berbicara tentang gas alam, produk yang familiar mungkin adalah LPG. Padahal, ada pula CNG, yakni gas alam yang dikompresi tanpa melalui proses penyulingan dan disimpan dalam tabung logam.[2] Karena diproses tanpa proses penyulingan, harga CNG relatif lebih murah dibandingkan dengan LPG dan diklaim lebih ramah lingkungan.

Komponen utama CNG adalah metana (CH4) dan etana (C2H6), dibuat dengan melakukan kompresi metana yang diekstrak dari gas alam.[3] CNG punya hidrogen yang lebih tinggi untuk rasio karbon daripada bahan bakar minyak dan menghasilkan lebih sedikit CO2 per unit energi. Kadar oktan yang dihasilkan CNG juga lebih tinggi dibandingkan bahan bakar minyak.

Manfaat CNG

  • Sebagai bahan bakar kendaraan. Diketahui, beberapa otomotif, seperti Fiat, Opel/General Motors, Peugeot, Volkswagen, Toyota, Honda, Maruti Suzuki, Hyundai, Tata Motors, dan lainnya sudah menjual mobil bi-fuel. Pada tahun 2006, Fiat Siena Tetrafuel diperkenalkan di pasar Brasil, dilengkapi dengan mesin FIRE 1.4 L yang menggunakan E100, E25 (bensin Brazil), etanol, dan CNG. Di dalam negeri, kendaraan roda tiga Bajaj juga ada yang sudah menggunakan CNG sebagai bahan bakar.
  • Tidak hanya untuk kendaraan roda empat, lokomotif CNG juga dioperasikan oleh beberapa rel kereta api. Napa Valley Wine Train berhasil memasang lokomotif diesel untuk beroperasi dengan gas alam terkompresi sebelum tahun 2002. Lokomotif yang dikonversi ini ditingkatkan untuk memanfaatkan sistem injeksi bahan bakar yang dikendalikan komputer pada Mei 2008, dan sekarang menjadi lokomotif utama The Napa Valley Wine Train.
  • Pembangkit tenaga listrik. Seperti dilansir dari situs resmi Kementerian ESDM, sejak tahun 2013, PLN (dimulai dari PLN Batam) telah membangkitkan tenaga listrik menggunakan bahan bakar CNG. Pemanfaatan CNG menggantikan bahan bakar minyak (solar) diklaim menghasilkan penghematan dan kebaikan bagi alam dan lingkungan, juga menjadi solusi bahan bakar akibat minimnya infrastruktur. Menyusul PLN Batam, PLN Gresik mulai memanfaatkannya dengan skala yang lebih besar, selain untuk kebutuhan pembangkitnya sendiri, juga mendistribusikannya untuk pembangkit-pembangkit lain.

Selain manfaat-manfaat di atas, CNG juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk usaha laundry dan lainnya. Penggunaan CNG untuk usaha laundry bahkan diklaim dapat menghemat lebih banyak biaya. Jika sebuah usaha laundry menghabiskan 100 hingga 200 tabung LPG ukuran 50 kg per bulan dengan biaya Rp56 juta misalnya, maka dengan CNG, mereka cuma perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp40 juta per bulan.

Kilang gas CNG (sumber: pertadayagas.co.id)
Kilang gas CNG (sumber: pertadayagas.co.id)

Perbedaan CNG, LPG, LNG

Masyarakat umum berpendapat bahwa LPG sama dengan LNG atau CNG. Padahal, ketiga komoditas ini memiliki karakter yang berbeda, yang sangat memengaruhi bagaimana pemanfaatan masing-masing jenis gas tersebut. LPG dan LNG meski sama-sama gas yang dicairkan untuk memudahkan distribusi, tetapi memiliki komponen yang berbeda. Komponen LPG didominasi oleh propana dan butana. Dalam tabung, LPG berbentuk zat cair, tetapi pada suhu dan tekanan normal, LPG yang keluar dari tabung akan langsung berubah menjadi gas.

Sementara itu, LNG atau liquefied natural gas merupakan gas yang didominasi oleh metana dan etana yang didinginkan hingga menjadi cair. Pengembangan dan pemanfaatan LNG memerlukan infrastruktur yang lebih kompleks. Dari sisi hulu, pengembangan LNG tidak hanya memerlukan fasilitas produksi biasa, tetapi memerlukan kilang yang mampu mencairkan gas tersebut sampai suhu minus 150-200 derajat Celcius.

Adapun CNG, adalah gas yang sama dengan LNG, hanya saja pada CNG, gas metana dikompresi tetapi tidak sampai mencair. Produksi dan penyimpanan CNG lebih murah dibandingkan dengan LNG. Namun, CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar serta tekanan yang sangat tinggi, sehingga distribusi tidak bisa untuk jarak yang terlalu jauh.

Harga CNG

Lalu, berapa harga CNG per m3 saat ini? Menurut ketentuan terbaru, pemerintah resmi menaikkan harga BBG (bahan bakar gas) jenis CNG untuk transportasi sebesar Rp4.500 dan berlaku mulai tanggal Mei 2022. Jika 1 m3 setara dengan 1.000 liter, maka harga CNG untuk bahan bakar kendaraan adalah sebesar Rp4.500.000 per m3.

Lalu, bagaimana dengan gas CNG untuk keperluan yang lain? Untuk keperluan usaha laundry misalnya, harga CNG sekarang berkisar Rp8.500 hingga Rp10.000 per m3. Harga ini jauh lebih terjangkau, bahkan jika dibandingkan LPG subsidi 3 kg yang saat ini dijual dengan harga mulai Rp18 ribuan per tabung.

[1] Darmanto, Seno dan Muhammad Fahrudin. 2020. Analisa Kerja CNG Cooler pada Sistem CNG Plant. Gema Teknologi, Vol. 21(2): 91-94.

[2] Ibid.

[3] Zaini, S., et al. 2013. Analisis Ekonomis Penggunaan PLTG CNG (Compressed Natural Gas) di Jakabaring dalam Memenuhi Energi Listrik Waktu Beban Puncak di Kota Palembang. Seminar Nasional Added Value of Energy Resources, hlm. 173-178.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *