Cara Budidaya dan Update Harga Udang Vaname per Kg

Bagi Anda penyuka seafood atau makanan laut, tentu saja sudah tidak lagi dengan udang. Meski berukuran kecil, hewan laut yang satu ini kerap dijadikan santapan yang lezat yang sangat digemari oleh banyak orang. Ada berbagai jenis udang budidaya yang populer di Indonesia, beberapa di antaranya adalah udang windu, udang galah, hingga udang vaname, yang dijual dengan harga bervariasi.

Ilustrasi: Harga Udang Vaname (credit: undercurrentnews)
Ilustrasi: Harga Udang Vaname (: undercurrentnews)

Dilansir Wikipedia, udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya, sungai, danau, dan laut. Binatang ini dapat ditemukan di hampir semua ‘genangan’ air yang berukuran besar, baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan air.

Bacaan Lainnya

Masih menurut sumber yang sama, udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Jenis betina dikatakan mampu menelurkan 50 ribu hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Larva ini kemudian melakukan metamorfosis memasuki fase kedua, yaitu zoea yang memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari, berubah lagi menjadi mysis, yang memakan ganggang dan zooplankton. Selang tiga sampai empat hari kemudian, mysis ini bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pasca-larva, udang muda yang memiliki -ciri hewan dewasa. Seluruh proses ini memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas.

Sebenarnya, ada banyak jenis udang yang hidup di perairan Indonesia. Beberapa nama yang cukup populer antara lain udang windu, udang galah, dan udang vaname. Berikut beberapa jenis udang yang cukup terkenal di masyarakat Tanah Air dan sejumlah ciri-cirinya.

Udang Windu (Penaeus monodon)

Udang windu merupakan varietas udang asli Indonesia yang dibudidayakan dengan air laut atau air payau di tambak-tambak tepi yang diperuntukkan bagi kebutuhan konsumsi. Udang ini mempunyai ciri fisik berkulit keras dan tebal, serta memiliki beberapa spesies, ada yang berwarna hijau kebiru-biruan ada juga jenis yang berwarna kemerah-merahan. Udang ini sangat diminati konsumen karena ukurannya cukup besar dan rasanya manis dan gurih.

Ciri khas utama udang windu yang besar-besar adalah jenis betina yang panjangnya bisa mencapai 33 cm dan berat per ekornya bisa mencapai 200 gram sampai 320 gram. Sementara, udang windu jantan panjangnya sekitar 20 cm hingga 25 cm dan berat per ekornya sekitar 100 gram hingga 170 gram. Sayangnya, dalam budidaya udang windu, masih memiliki kelemahan yakni masih rentan terhadap serangan penyakit yang menyebabkan kematian sehingga risiko kerugian cukup tinggi.

Udang windu (sumber: wwf.or.id)
Udang windu (sumber: wwf.or.id)

Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Udang galah merupakan varietas udang unggulan karena ukuran badannya yang paling besar di antara udang-udang tambak sehingga keberadaan jenis udang ini mudah dikenali. Dibudidayakan di kolam-kolam ataupun tambak-tambak air tawar, ciri khas udang ini adalah sepasang capit yang panjang dan besar, terutama pada udang galah jantan. Ciri lainnya adalah kepalanya yang berbentuk kerucut, badannya memanjang serta melengkung ke atas. Berukuran 30 cm, tidak heran udang ini menjadi udang terbesar di antara udang tambak dan dikenal dengan nama giant river prawn.

Sayangnya, udang galah kurang menjadi favorit petani karena perawatannya cukup sulit, ditambah udang ini bersifat kanibal. Namun, pada beberapa sentra produksi, udang galah tetap dibudidayakan karena harga jualnya yang cukup tinggi dan mampu menembus pasar ekspor ke Jepang dan negara-negara Eropa. Sentra produksi udang galah sebagian besar terletak di Pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan ).

Udang galah (sumber: Carousell)
Udang galah (sumber: Carousell)

Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei)

Nah, khusus untuk udang vaname, merupakan salah satu binatang air yang kini semakin banyak dibudidayakan di Indonesia. Udang vaname atau Litopenaeus vannamei merupakan udang introduksi. Habitat asli udang ini adalah di perairan pantai dan laut yang ada di kawasan pantai Pasifik Barat, Amerika Latin.

Pertama kali udang ini diperkenalkan di Tahiti pada awal tahun 1970, akan tetapi hanya sebatas pada penelitian tentang potensi yang dimiliki oleh udang tersebut. Lalu, untuk pengembangan budidaya yang intensif, dilakukan di Hawaii (Barat Pantai Pasifik), Teluk Meksiko (Texas), Belize, Nikaragua, Kolombia, Venezuela, dan Brazil pada akhir 1970-an.

Di kawasan Asia, udang ini pertama kali diimpor oleh China (tahun 1988), Thailand (1988), Filipina (1997), Bangladesh dan Vietnam (2000), India (2001), serta Malaysia (2001). Dalam perkembangan berikutnya, Indonesia juga memasukkan udang vaname sebagai salah satu jenis udang budidaya tambak, selain udang windu dan udang putih atau udang jerbung.

Menurut beberapa sumber, udang vaname yang masuk ke Indonesia sebagian berasal dari Nikaragua dan Meksiko. Awalnya, pemerintah memberikan izin bagi dua perusahaan untuk mengimpor udang vaname sebanyak 2.000 ekor induk dan 5 juta ekor benur dari Hawaii dan Taiwan. Kemudian, pemerintah kembali mengizinkan untuk mengimpor 300 ribu ekor benur dari Amerika Latin.

Udang vaname dimasukkan ke Indonesia karena punya beberapa keunggulan. Udang ini disebut-sebut memiliki ketahanan terhadap penyakit yang cukup baik, juga memiliki laju pertumbuhan yang cepat (masa pemeliharaannya berkisar 90 hingga 100 hari). Selain itu, untuk menghasilkan satu kilogram daging, udang ini hanya memerlukan pakan sebanyak 1,3 kg. Jumlah tersebut termasuk angka yang cukup menguntungkan karena nilai FRC-nya termasuk cukup rendah, sehingga dapat hemat dalam pengeluaran untuk pakan.

Udang Vaname - (Sumber: agrowindu.com)
Udang Vaname – (Sumber: agrowindu.com)

Cara Budidaya Udang Vaname

  • Persiapan lokasi. Anda dapat memilih lokasi budidaya udang yang sesuai dengan kebutuhan. Anda dapat menggunakan lokasi di belakang rumah atau tanah kosong yang dimiliki.
  • Pemilihan bibit unggul. Bibit unggul biasanya dapat dilihat dari segi ukurannya yang seragam. Pembibitan udang bisa dilakukan dengan cara berenang melawan arus sehingga tidak terdapat cacat atau di area fisiknya.
  • Pengisian air di kolam. Anda bisa membiarkan pengisian air yang sudah diisi ke dalam kolam selama 1 sampai 2 minggu. Air bisa dibiarkan agar bau karet dari terpal hilang. Setelah itu, air dibuang dan diganti dengan air tawar yang baru dan didiamkan beberapa hari.
  • Fermentasi kolam udang vaname. Sebelum diberi bibit udang, kolam harus difermentasi dengan probiotik dan ditambahkan garam agar air menjadi payau.
  • Penebaran bibit udang. Benur adalah anak udang vaname yang bisa disebar kapan saja. Anda dapat melakukan penebaran bibit saat sore hari atau matahari sehingga tidak terlalu menyengat.
  • Perhatikan waktu pemberian pakan udang vaname. Setelah memasuki usia 7 hari, maka Anda bisa memberikan protein tinggi yang banyaknya 30% dari takaran pakan yang ada. Anda bisa memberikan pakan udang sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.

Tidak susah mendapatkan udang vaname. Anda bisa membeli produk ini di swalayan, supermarket, bahkan situs jual beli online. Harga udang vaname sendiri bervariasi, tergantung ukuran dan beratnya. Pada 2021, 1 kg udang vaname size 90 ditawarkan Rp75 ribu dan udang vaname size 20 seharga Rp120 ribu per kg. Kemudian pada 2022 lalu, harga udang vaname size 90 turun menjadi Rp62 ribu per kg, sedangkan harga udang vaname size 20 naik menjadi Rp130 ribu per kg. Berikut harga udang vaname per kg saat ini.

Hasil Panen Udang Vaname - (unair.ac.id)
Hasil Panen Udang Vaname – (unair.ac.id)

Harga Udang Vaname 1 Kg

Ukuran Udang VanameHarga per Kg
Udang Vaname Size 90Rp75.000
Udang Vaname Size 80 Rp85.000
Udang Vaname Size 70 Rp95.000
Udang Vaname Size 60 Rp105.000
Udang Vaname Size 50 Rp110.000
Udang Vaname Size 40 Rp125.000
Udang Vaname Size 30Rp135.000
Udang Vaname Size 20 Rp150.000

Harga udang vaname di atas telah kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk situs jual beli online. Dibandingkan tahun lalu, harga udang vaname di pasaran saat ini cenderung naik. Meski begitu, harga produk ini tidak terikat dan bisa berbeda-beda di setiap daerah. Untuk lebih lengkap, Anda bisa datang langsung ke peternak udang atau mendatangi swalayan .

[Update: Ditta]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 Komentar

    1. Berdasarkan data survey pasar terkini Pak.
      Jika ada info terbaru atau koreksi harga, silakan dikomen 🙂