Update Harga Atap Onduline (Warna Classic dan Transparan)

Tidak hanya berfungsi melindungi penghuni dari terik matahari dan guyuran air hujan, atap juga mendukung keseluruhan desain eksterior suatu bangunan sehingga tampak menarik. Dari sekian banyak tipe atap yang atap, popularitas atap onduline saat ini sedang naik lantaran diklaim punya banyak kelebihan, termasuk tampilan yang oke dan tahan lama. Tersedia dalam berbagai pilihan warna, atap ini dijual dengan harga rata-rata ratusan ribu rupiah.

Atap onduline (sumber: pinhome.id)
Atap onduline (sumber: pinhome.id)

Atap, seperti disampaikan di atas, adalah salah satu elemen penting bagi suatu bangunan, karena memiliki fungsi sebagai pelindung dari panas, hujan, atau bahkan salju. Sementara, secara estetis, atap adalah elemen yang menentukan ciri atau karakter suatu bangunan.[1] Pemilihan material penutup atap ini juga sangat memengaruhi tingkat kenyamanan ruang di dalamnya.

Bacaan Lainnya

Rumah dan bangunan di Indonesia mengaplikasikan bentuk atap yang bervariasi. Model yang paling umum adalah atap datar, atap sandar, atap pelana, atap tenda, atap limas atau perisai, atap piramida, serta atap setengah bola atau kubah (biasanya untuk masjid). Pemilihan desain ini tidak hanya untuk menampilkan bentuk yang unik. Desain atap, dan juga bangunan, dikatakan dapat memengaruhi beban panas yang diterima bangunan sebesar 80 persen.[2]

Di pasaran sendiri sudah tersedia berbagai jenis atap. Model-model yang populer antara lain atap atau tanah liat, atap aspal, atap metal, atap keramik, beton, atap alderon, hingga atap spandek. Selain model-model tersebut, kini yang juga tengah naik daun adalah atap onduline karena dikatakan punya banyak kelebihan. Apa itu atap onduline dan apa saja keunggulannya?

Kelebihan Atap Onduline

Dikutip dari Dekoruma.com, atap onduline adalah jenis atap yang diproduksi menggunakan bahan utama berupa serat selulosa yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti kertas dan kayu pulp. Selain itu, terdapat pula material lain seperti resin, mineral aditif, dan aspal sehingga menjadikan atap tersebut memiliki ketahanan yang prima.

Di Indonesia, atap onduline identik dengan PT Onduline Indonesia, salah satu perusahaan genteng aspal (bitumen) yang dikatakan terbesar di Tanah Air dan sudah memiliki sertifikat resmi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk jenis onduline. Karena itu, dilansir dari Swa, atap atau genteng produksi perusahaan tersebut tidak perlu lagi diragukan kualitasnya karena telah melakukan uji kelaikan.

Masih menurut sumber yang sama, pada 2008, PT Onduline Indonesia menginisiasi pendaftaran bitumen bergelombang untuk mengantongi label SNI kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN). Material bitumen pun dikaji dengan mendatangkan pakar hunian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum Bandung, serta para pakar dari dalam dan luar negeri sebagai narasumber untuk perumusan standar lembaran bitumen bergelombang dan tata cara pemasangan yang baik.

Rumah dengan atap onduline (sumber: rumah.com)
Rumah dengan atap onduline (sumber: rumah.com)

Setelah menunggu selama empat tahun, pada 19 April 2012 akhirnya BSN menetapkan dua pedoman SNI melalui surat keputusan Kepala Badan SNI Nomor 49/KEP/BSN/4/2012. Pertama, SNI 7711.1: 2012 tentang Spesifikasi dan Metode Uji Produk Lembaran Bitumen Bergelombang, sedangkan yang kedua adalah SNI 7711.2: 2012 tentang Tata Cara Pemasangan Lembaran Bitumen Bergelombang untuk Atap.

Di pasaran dalam negeri, perusahaan memasarkan dua produk andalan, yaitu onduline (genteng bitumen bentuk gelombang) dan onduvilla (genteng bitumen menyerupai bentuk genteng keramik/beton), keduanya dijual dalam bentuk lembaran. Genteng onduline memiliki dimensi sekitar 200 cm x 95 cm per lembar dengan jarak reng 60, sedangkan ukuran onduvilla sekitar 106 cm x 40 cm dengan jarak reng 32. Produk hadir dalam beberapa pilihan warna, yaitu merah, cokelat, hijau, dan hitam (onduline) serta merah gradasi cokelat dan hitam gradasi hijau (onduvilla).

Menurut klaim perusahaan, produk mereka fleksibel, sehingga mudah diaplikasikan untuk model atap yang rumit sekalipun. Selain itu, 40 persen material genteng onduline dan onduvilla adalah recycle content dari selulosa, juga tercatat di Green Building Council Indonesia sebagai produk genteng ramah lingkungan dengan gas buang sekitar 4 kg per m2.

Masih menurut penjelasan perusahaan, produk ini diklaim memiliki bobot lebih ringan dibandingkan dengan genteng keramik. Per meter persegi genteng keramik memiliki bobot sampai 40 kg, sedangkan genteng bitumen hanya 3 sampai 4 kg per m2. Ini dikatakan berpengaruh pada umur bangunan, karena semakin berat bobot atap rumah, maka rangka atap harus semakin kuat. Kalau tidak, maka akan berbahaya pada kekuatan konstruksi bangunan.

Sementara itu, dikutip dari berbagai sumber, adanya material serat selulosa pada atap onduline, menjadikan genteng tersebut lebih awet dan tahan lama sebab bahan ini juga diaplikasikan pada beton dan semen. Jika dipasang dengan benar, atap onduline disebutkan memiliki ketahanan terhadap air sehingga dapat terbebas dari kerusakan seperti korosi. Di negara-negara Eropa, atap dengan bahan yang sama konon dapat bertahan hingga 50 tahun.

Atap onduline (sumber: 99.co)
Atap onduline (sumber: 99.co)

Kelebihan lainnya, apabila dibandingkan dengan atap berbahan logam, seperti spandek atau galvalum, atap onduline bisa menyerap air dengan baik sehingga meminimalkan suara bising ketika turun hujan. Jika aktivitas Anda tidak ingin terganggu suara ribut air hujan, maka atap ini sangat cocok diaplikasikan sehingga Anda dapat melakukan aktivitas dengan tenang.

Selain tidak mengeluarkan suara bising, atap onduline juga disebutkan tahan terhadap kebocoran sehingga atap rumah tidak mudah rembes dan sangat aman digunakan di kawasan perumahan dengan curah hujan tinggi. Meskipun terjadi angin badai saat hujan, atap ini pun dikatakan dapat bertahan dari risiko kerusakan fisik.

Memiliki bobot yang sangat ringan, pemasangan atap onduline bisa dilakukan secara cepat dan praktis. Bahkan, pengerjaannya cuma memerlukan peralatan sederhana, seperti sekrup untuk baja ringan dan paku untuk dipasang pada rangka kayu. Namun, saat memasang atap onduline, perhatikan kemiringan atap (maksimal hingga 15 derajat) dan ikuti panduan pemasangan pabrik agar pemakaiannya lebih awet.

Jika Anda tertarik dengan atap onduline, tidak sulit mendapatkan material tersebut. Menurut keterangan perusahaan, produk mereka telah tersebar di lebih dari 1.200 ritel dan lebih dari 50 agen bangunan di Indonesia. Bahkan, Anda bisa membeli atap tersebut lewat berbagai situs jual beli online dalam negeri.

Tahun lalu, atap onduline ditawarkan dengan harga mulai Rp150.000 hingga Rp210.000 untuk ukuran 200 x 95 cm dan diklaim asli. Sementara itu, untuk model transparan, harganya dipatok mulai Rp348 ribu hingga Rp358 ribuan dalam ukuran yang sama. Lalu, berapa harga atap onduline di pasaran dalam negeri saat ini?

Pasang Atap Onduline - (bengkellasbarokah.com)
Pasang Atap Onduline – (bengkellasbarokah.com)

Harga Atap Onduline

Varian Atap OndulineKisaran Harga
Atap Onduline Warna/Classic 200 x 95 cmRp200.000 – Rp339.000
Atap Onduline Transparan 200 x 95 cmRp354.650 – Rp390.000

Walaupun punya banyak kelebihan, seperti material bangunan pada umumnya, atap onduline pun tidak luput dari kelemahan. Kekurangan atap ini salah satunya adalah warnanya tidak dapat bertahan lama alias lekas pudar. Selain itu, punya karakter yang kecil sehingga mungkin membutuhkan banyak jahitan, bahan jahitan lama-kelamaan dapat menimbulkan defleksi yang mengakibatkan rembesan, yang pada akhirnya bisa membahayakan rangka atap.

(Panca)

[1] Satwiko, P. 2005. Arsitektur Sadar . Yogyakarta: Penerbit Andi, hlm. 220.

[2] Prianto, E. dan A. Dwiyanto. 2013. Profil Penutup Atap Genteng Beton dalam Efisiensi Konsumsi Energi Listrik pada Skala Rumah Tinggal. Modul UNDIP, Vol. 13(1).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *