Info Terbaru Harga Kayu Meranti (Berbagai Ukuran)

Kalimantan dikenal sebagai penghasil kayu unggulan, termasuk untuk bangunan maupun membuat furniture. Dari sekian banyak kayu yang telah dihasilkan Pulau Borneo, salah satu yang telah terkenal adalah kayu meranti. Diklaim punya struktur yang kuat serta tidak mudah rusak, harga kayu meranti memang lumayan, mencapai jutaan rupiah per meter kubik.

Seperti yang kita ketahui, kayu merupakan produk biologi yang serbaguna dan telah lama digunakan, baik untuk peralatan rumah tangga, senjata, maupun sebagai bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, kayu masih digunakan karena harganya memang relatif murah dibandingkan bahan bangunan lainnya.^[1] Selain itu, kayu mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi dan punya penampilan dekoratif.^[2]

Dari sekian banyak daerah penghasil kayu di Indonesia, Kalimantan merupakan salah satu kawasan yang paling kaya. Pulau Borneo setidaknya punya lima jenis kayu yang akhirnya sering digunakan, baik untuk kebutuhan konstruksi bangunan maupun pembuatan mebel, antara lain kayu meranti, kayu bengkirai, kayu ulin, kayu merbau, dan kayu kruing.

Dari sekian jenis kayu tersebut, kayu meranti bisa dikatakan menjadi yang paling populer. Meranti atau Shorea spp., adalah komoditas penting yang merupakan salah satu jenis tanaman komersial penghasil kayu utama di Indonesia. Marga shorea atau yang secara umum disebut kelompok meranti merupakan salah satu marga dari suku dipterocarpaceae yang tumbuh di dataran rendah.

Kayu meranti menjadi primadona dalam perdagangan kayu sehingga kayu dari jenis ini memiliki nilai perdagangan yang tinggi dan sangat terkenal. Selain kayunya, beberapa jenis shorea dikenal sebagai penghasil buah tengkawang, buah yang kerap digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cokelat, kosmetik, margarin, sabun, hingga lilin.^[3]

Ciri Kayu Meranti

• Memiliki tinggi berkisar antara 30 meter, 40 meter, hingga mencapai 70 meter.
• Batang lurus dan bulat.
• Batang bebas dari cabang 20 sampai 30 meter.
• Diameter pohon berkisar antara 50 meter, 100 meter, hingga 450 meter.
• Terdapat alur dalam atau dangkal berwarna terang, gelap, dan kadang-kadang berwarna cokelat kemerahan.
• Meranti mempunyai daya tahan yang relatif baik.
• Struktur kayu meranti agak kasar.
• Kepadatan kayu rata-rata 630 kg per meter kubik.
• Mengandung pigmen yang larut dalam air.
• Pada umumnya mengalami masa berbunga dan berbuah antara 4 hingga 7 tahun sekali.
• Termasuk jenis kayu yang keras dengan bobot rendah, sedang, hingga berat.

Karena karakteristiknya tersebut, kayu meranti kerap dijadikan alternatif kayu pengganti kayu jati untuk bahan konstruksi bangunan hingga furniture. Kayu ini sering dijadikan bahan pembuatan parket lantai, pintu, hingga jendela karena daya tahannya yang baik dan teksturnya yang keras. Selain itu, juga bisa dimanfaatkan sebagai bubur kayu (pulp) untuk bahan dasar pembuatan kertas.

Secara umum, sebenarnya meranti dapat dibedakan menjadi empat kelompok besar, yakni meranti merah, meranti kuning, meranti putih, dan meranti balau.^[4] Namun, dari sempat kelompok tersebut, meranti merah menjadi jenis yang paling populer. Meranti merah sendiri adalah istilah dalam dunia perdagangan kayu yang ditujukan untuk kayu-kayu genus Shorea yang berwarna merah selain balau dan bengkirai. Jika berat jenis kayu balau sebesar 0,95 dan berat jenis kayu bengkirai 0,91, maka berat jenis meranti merah adalah 0,52.^[5]

Di hutan tropis, setidaknya ada 75 spesies meranti merah yang berpotensi sebagai penghasil kayu, terutama untuk vinir dan kayu lapis, selain untuk perumahan, perkapalan, peti pengepak, mebel, peti mati, dan alat musik.^[6] Selain itu, keberadaan kayu meranti juga dapat mencegah terjadinya erosi dan juga membantu menyuburkan tanah lewat dekomposisi daun-daun meranti yang berguguran.

Di pasaran sendiri, sudah ada banyak distributor yang menjual kayu meranti batangan dengan ukuran bervariasi. Selain itu, tidak sedikit yang menawarkan kayu meranti yang sudah menjadi bentuk papan, balok, dan reng. Sebagai informasi, berikut kami sajikan kisaran harga kayu meranti saat ini, yang kami rangkum dari berbagai sumber.

Harga Kayu Meranti

Informasi harga kayu meranti per m3 di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk sejumlah supplier kayu. Jika dibandingkan penawaran tahun sebelumnya, harga kayu meranti saat ini sebenarnya relatif stabil. Namun, ada juga yang mengalami kenaikan harga, seperti kayu meranti 3 x 10 x 400 cm dari Rp5,7 juta menjadi Rp5,75 jutaan per m3.

Harga Kayu Meranti Satuan

Daftar harga balok kamper di atas kami kutip dari berbagai sumber, termasuk toko bahan bangunan dan situs jual beli online. Apabila dibandingkan penawaran sebelumnya, harganya saat ini terpantau mengalami kenaikan. Harga balok kamper ukuran 6 x 12 misalnya, awalnya Rp77 ribu dan sekarang menjadi Rp110 ribuan per batang.

Sayangnya, ketersediaan kayu meranti di alam bebas memang terus menyusut dan bahkan dikatakan hampir punah. Karena itu, sejumlah pihak pun melakukan usaha budidaya meranti. Menurut sebuah penelitian, kualitas kayu meranti merah usia lima tahun hasil budidaya tidak berbeda dengan kualitas kayu sejenis dari hutan alam, sehingga berpotensi sebagai bahan baku kayu lapis atau kayu komposit lainnya, mebel, barang kerajinan, hingga produk konstruksi. (Panca)

^[1] Hadjib, Nurwati, Mohammad Muslich, Ginuk Sumarni. 2006. Sifat Fisis dan Mekanis Kayu jati Super dan Jati Lokal dari Beberapa Daerah Penanaman. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol. 24(4): 359-369.

^[2] Anugraini, Arif Seswi, Rida Safuan Selian, Ramdiana. 2017. Kerajinan Kayu Gerupel dalam Konteks Masyarakat Gayo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah, Vol. II(1): 13-19.

^[3] Wahyu, Elvan, Evi Sribudiani, Tuti Arlita. 2014. Inventarisasi Permudaan Meranti (Shorea spp.) pada Arboretum Kawasan Universitas Riau Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau, Vol. 1(1).

^[4] Ibid.

^[5] Martawijaya, A, et al. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid 1. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

^[6] Wahyudi, Imam, Julius J. Sitanggang. 2016. Kualitas Kayu Meranti Merah (Shorea Ieprosula Miq.) Hasil Budi Daya. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Vol. 21(2): 140-145.