Syarat dan Kisaran Gaji Perawat di Belanda

Dalam dunia medis, perawat merupakan salah profesi yang sangat penting, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga banyak negara di dunia. Namun, jika dibandingkan dengan Indonesia, bayaran atau gaji bulanan perawat yang bekerja di luar negeri, terutama di negara-negara Eropa seperti Belanda dan jerman serta negara maju Asia seperti Jepang, dapat dikatakan jauh lebih menggiurkan.

Seperti diketahui, keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit dan merupakan unsur penting dalam mendukung tercapainya peningkatan pelayanan rumah sakit. Keperawatan juga memiliki potensi cukup besar untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit karena pelayanan ini bertanggung jawab selama 24 jam secara berkesinambungan terhadap mutu pelayanan kesehatan.^[1]

Untuk mencapai kesuksesan dalam karier mereka, seorang perawat dituntut mempunyai perasaan pribadi dengan sikap bekerja dengan sepenuh hati dan memiliki kemauan untuk berkembang. Seorang perawat profesional adalah seorang yang bertanggung jawab, dapat mengakomodasikan terhadap kenyataan, menerima keadaannya tertarik pada yang lain, serta belajar dari pengalaman dan beraktualisasi diri.^[2] Dalam upaya peningkatan kesehatan, perawat tidak hanya bertanggung jawab terhadap kesehatan pasien, tetapi juga di bidang hukum dan layanan yang diberikan.^[3]

Dengan tanggung jawabnya yang besar, sebenarnya sangat layak jika seorang perawat mendapatkan bayaran yang juga tinggi. Di Indonesia sendiri, bayaran perawat sebenarnya dapat dikatakan sudah cukup memadai. Gaji perawat di rumah sakit yang sudah lulus S1 dan D3 serta punya Surat Tanda Registrasi misalnya, sekitar Rp4 juta sampai Rp7 juta per bulan, sedangkan bayaran perawat homecare berkisar Rp2,5 juta sampai Rp7 juta per bulan. Sementara itu, gaji perawat di puskesmas berkisar Rp2,25 jutaan per bulan.

Namun, apabila ingin mendapatkan bayaran yang lebih tinggi, maka mengambil pekerjaan di luar negeri bisa menjadi opsi yang menarik. Seperti di Indonesia, perawat juga menjadi salah satu profesi yang sangat penting dan dibutuhkan di banyak negara, termasuk Belanda. Jika dibandingkan dengan dalam negeri, bayaran perawat di Negeri Tulip pun jauh lebih tinggi.

Keuntungan Profesi Perawat di Belanda

Kenapa harus Belanda, padahal ada negara lain yang dapat dituju? Pasalnya, Belanda merupakan salah satu negara yang sering kekurangan perawat sehingga peluang bekerja sebagai tenaga medis di sana sangat besar. Menurut keterangan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia atau BP2MI, diperkirakan satu dari empat penduduk Belanda pada tahun 2040 berusia 65 tahun, dengan angka harapan hidup rata-rata mencapai 80 tahun, sehingga membutuhkan banyak tenaga perawat. Di lain sisi, Indonesia memiliki surplus perawat, kira-kira mencapai 690 ribu orang pada tahun 2025.

Pemerintah sendiri sudah memiliki Program Peningkatan Kapasitas Perawat Indonesia ke Belanda yang telah dimulai sejak tahun 2020 lalu. Sebelumnya, pada Mei 2019, telah dikirimkan 12 orang perawat ke Belanda. Hingga saat ini, sudah ada 300 sampai 400 perawat asal Indonesia yang bekerja di Negeri Kincir Angin dan umumnya bekerja sebagai perawat lansia di panti jompo.

Selain peluang yang lebih besar, bayaran perawat di Belanda juga sangat menggiurkan. Sekadar informasi, bayaran pekerja paling rendah di Belanda sekitar Rp25 juta hingga Rp30 juta per bulan. Dengan tanggung jawabnya yang lebih besar, tentu saja upah perawat pasti lebih tinggi. Tergantung level dan lokasi kerja, berikut kisaran gaji perawat di Belanda.

Gaji Perawat di Belanda

Informasi besaran gaji perawat di Belanda tersebut kami rangkum dari berbagai sumber. Ketika artikel ini ditayangkan, kurs 1 euro setara Rp16.950. Jadi, bayaran perawat di Negeri Tulip paling minim sebesar Rp44,9 jutaan per bulan, dengan bonus rata-rata Rp18 jutaan per bulan. Tentu saja gaji ini tidak terikat, tergantung pencari layanan dan bisa berubah sewaktu-waktu.

Syarat Perawat di Belanda

Dengan bayaran yang tinggi, tentu saja syarat bekerja sebagai perawat di Belanda tidak gampang. Calon pekerja tentu saja memiliki latar belakang pendidikan keperawatan, masih dalam usia produktif, bisa berbahasa Inggris (aktif dan pasif), serta mencantumkan sejumlah dokumen seperti ijazah, identitas diri, dan sertifikat. Selain itu, harus mengantongi izin kerja, yakni employment permit dan single permit.

^[1] Zakaria, Achmad. 2010. Analisis Hubungan Harapan Karier Perawat Pelaksana dengan Prestasi Kerja di RSUD Swadana Jombang. Jurnal Edu Health, Vol. 1(1): 79-94.

^[2] Tappen, Ruth M., et al. 1998. Essentials of Nursing Leadership and Management. Philadelphia: F. A. Davis Company.

^[3] Latuconsina, Muhammad Rakip, et al. 2010. Studi Perbandingan Persepsi Perawat dan Pegawai Pemerintah Daerah tentang Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1239/Menkes/SK/XI/2001 sebagai Dasar Hukum Praktik Keperawatan pada Lingkup Otonomi Daerah. Jurnal Keperawatan UMM, Vol. 1(1): 20-26.