Anda pasti sudah sering mendengar tentang bunga edelweis. Biasanya ditemukan di kawasan pegunungan, seperti gunung Semeru, Gunung Rinjani, Gunung Merbabu, dan Gunung Papandayan, bunga dengan nama latin Anaphalis javanica ini sering disebut bunga keabadian dan menjadi simbol atau lambang cinta. Meski sudah dilarang untuk dipetik, masih ada sejumlah orang yang menawarkan bunga edelweis asli, biasanya sudah berbentuk kering, di sejumlah marketplace dengan harga yang ternyata relatif terjangkau.
Ciri dan Manfaat Edelweis
Edelweis, atau bunga senduro (untuk menyebut tanaman yang tumbuh di Jawa) adalah tumbuhan endemik zona alpina atau Montana di berbagai pegunungan tinggi di Nusantara.[1] Dalam keadaan kering, bunga edelweis ini bisa tahan lama dan menimbulkan bau yang khas.[2] Kelebihan lainnya, ia dapat hidup pada ketinggian antara 1.600 hingga 3.600 m di atas permukaan laut dan pada tanah yang miskin kandungan hara.
Dikutip dari berbagai sumber, secara umum, bunga edelweis dapat tumbuh hingga ketinggian 1 meter, tetapi dalam kondisi tertentu, ia juga bisa tumbuh hingga ketinggian 8 meter, dengan batang sebesar kaki manusia. Bunga edelweis biasanya mulai tumbuh saat musim hujan berakhir ketika sinar matahari sedang insentif (April hingga September). Jika sudah mekar, bunganya akan didatangi sekitar 300-an serangga, termasuk lebah, kupu-kupu, tabuhan, hingga lalat.
Untuk kehidupan alam sekitarnya, edelweis ternyata memiliki banyak manfaat. Selain bunganya sebagai sumber makanan serangga-serangga tertentu, akar edelweis yang muncul di permukaan tanah merupakan tempat hidup cendawan tertentu yang membentuk mikoriza.[3] Mikoriza secara efektif dapat memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akar dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.
Tidak hanya itu, bunga edelweis juga memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan manusia. Ekstrak bunga edelweis telah digunakan sejak dulu untuk menyembuhkan penyakit disentri, diare, dan TBC. Ekstrak edelweis juga sering ditambahkan ke dalam secangkir susu panas yang dicampur dengan madu, serta dapat bermanfaat sebagai anti-aging karena mengandung antioksidan dan antimikroba.[4]
Dengan segala mitologi, kecantikan, dan manfaatnya, memang banyak orang yang akhirnya tergoda untuk memetik bunga ini, terutama mereka yang sedang mendaki gunung. Padahal, bunga edelweis termasuk bunga yang dilarang dipetik karena dilindungi UU No. 5 tahun 1990 Pasal 33 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem.
Setiap orang yang memetik bunga edelweis secara ilegal dapat dikenakan ancaman pidana maupun denda. Di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango misalnya, yang merupakan daerah konservasi, bila ada pendaki yang kedapatan memetik edelweis, bisa dikenakan kurungan penjara maksimal lima tahun dan denda paling banyak Rp100 juta. Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani pada 2017 lalu sempat mengeluarkan surat larangan pendakian untuk lima pendaki yang diduga pelaku pencabutan bunga edelweis di Gunung Rinjani.
Meski demikian, masih ada sejumlah orang atau toko yang menawarkan bunga edelweis, bahkan di berbagai situs jual beli online. Biasanya dijual per ikat, beberapa di antaranya mengaku itu merupakan bunga legal, sedangkan yang lainnya belum jelas. Terlepas dari itu, harga bunga keabadian ini ternyata relatif terjangkau.
Harga Bunga Edelweis Asli
| Varian Bunga Edelweis | Harga |
| Bunga Edelweis Kering | Rp12.000 per ikat |
| Bunga Edelweis Kering Legal Budidaya | Rp17.000 per ikat |
| Bunga Edelweis Segar Legal Budidaya | Rp87.000 per ikat |
| Bunga Edelweis Tabung | Rp95.000 per ikat |
| Bunga Edelweis Buket | Rp99.000 |
| Bunga Edelweis Bromo | Rp207.000 per ikat |
Jika dibandingkan dengan tahun 2021, harga bunga edelweis asli tahun 2022 mengalami perubahan. Sebagai contoh, bunga edelweis kering yang dibanderol Rp4.500 – Rp10.000 per ikat di tahun 2021, naik menjadi Rp12.000 di tahun 2022.
Harga bunga edelweis di atas sudah kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk sejumlah situs jual beli online. Perlu Anda catat bahwa harga bunga edelweis tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Selain itu, harga kembang ini juga bisa berbeda-beda di masing-masing penjual meski produk yang dijual sama.
Jika Anda kebetulan mendapatkan bunga edelweis dari petaninya langsung secara legal, sebenarnya membudidayakan bunga ini tidaklah sulit. Apabila ingin bunga bisa tumbuh subur, disarankan untuk menanamnya langsung di atas tanah, bukan di pot. Taburkan benih bunga di atas tanah yang lembap sampai tumbuh subur. Jangan lupa, bunga edelweis membutuhkan cukup pencahayaan matahari, drainase yang baik, dan pH yang sedikit basa.
[Update: Almas]
[1] Whitten, T., et al. 1992. Wild Indonesia: The Wildlife and Scenery of the Indonesian Archipelago. United Kingdom: New Holland.
[2] Rahalus, Muzakir, et al. 2015. Barcode DNA Edelweis (Anaphalis javanica) Berdasarkan Gen matK. Jurnal MIPA UNSRAT Online, Vol. 4(2): 131-136.
[3] Wahyudi, Didik. 2010. Distribusi dan Kerapatan Edelweis (Anaphalis javanica) di Gunung Batok Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jurnal Biologi El-Hayah, Vol. 1(2).
[4] Whitten, T., et al. Op cit.
