Info Terbaru Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Definisi, Contoh, Cara Menghitungnya)

tidak langsung, mungkin komponen ini tidak terlalu penting dalam kehidupan rumah tangga. Namun, apabila Anda menjalankan suatu bisnis atau usaha dan memiliki karyawan atau tenaga kerja, biaya tidak langsung merupakan suatu hal yang perlu Anda pertimbangkan dan perhitungkan dengan matang karena dapat mempertahankan seluruh perusahaan walau tidak terkait langsung dengan pembuatan produk.

Ilustrasi: biaya tenaga kerja tidak langsung (sumber: adp.com)
Ilustrasi: biaya tenaga kerja tidak langsung (sumber: adp.com)

Anda mungkin sering mendengar tentang biaya, tetapi belum tentu tahu apa sebenarnya konsep biaya. Biaya dapat dikatakan sebagai sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan bagi perusahaan atau organisasi di saat ini atau di masa yang akan datang.[1]

Bacaan Lainnya

Nah, berdasarkan pembebanan biaya, biaya dapat dibedakan menjadi dua, yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung.[2] Biaya langsung atau direct cost adalah biaya yang langsung diberikan pada objek atau produk, sedangkan biaya tidak langsung atau indirect cost merupakan biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi. Biaya tidak langsung ini juga kerap disebut dengan biaya overhead.

Selain itu, biaya juga dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya semi variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan. Sementara, biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu jumlah bisa berubah secara proporsional, sedangkan biaya semi variabel merupakan biaya yang sulit digolongkan ke dalam dua jenis biaya sebelumnya.

Fungsi dan Contoh Biaya Tidak Langsung

Kembali lagi ke biaya tidak langsung, dilansir dari Accurate, bisa dikatakan biaya ini adalah beragam biaya yang berguna untuk mempertahankan seluruh perusahaan dan bukan hanya biaya-biaya yang terkait dengan pembuatan produk. Biaya ini dapat mencakup hal-hal seperti iklan dan pemasaran, depresiasi produk, persediaan perusahaan, akuntansi, dan penggajian. Contoh biaya tidak langsung antara lain biaya depresiasi, asuransi, listrik, biaya overhead yang terbagi lagi menjadi biaya overhead pabrik, biaya penjualan, serta biaya umum dan administrasi.

Biaya tidak langsung umumnya digunakan ketika perusahaan memproduksi beberapa macam barang atau beberapa macam proyek. Biaya tidak langsung ini muncul karena hal yang tak terduga. Dengan adanya biaya tidak langsung tersebut, perusahaan bisa menyiapkan anggaran lebih untuk memproduksi barang atau mengerjakan proyek. Sehingga, ketika muncul biaya yang tak terduga, perusahaan tetap siap untuk tetap melanjutkan produksi atau proyek.

Dalam penyusunan anggaran, juga perlu ditambahkan komponen biaya tidak langsung ini. Karena, jika perusahaan tidak menambahkannya, kemungkinan ketika ada suatu kondisi yang membutuhkan dana tambahan, perusahaan tidak akan bisa membayarnya. Alhasil, produksi bakal macet dan akhirnya berujung kerugian yang berlipat. Nah, jadi perlu disiapkan anggaran untuk biaya tidak langsung ini.

Pengertian dan Contoh Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Lalu, bagaimana dengan biaya tenaga kerja tidak langsung? Ini adalah salah satu jenis biaya yang dapat dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) sendiri adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Jika suatu perusahaan memiliki departemen-departemen lain di luar departemen produksi, semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik.

Ilustrasi: tenaga kerja pabrik (sumber: betterwork.org)
Ilustrasi: tenaga kerja pabrik (sumber: betterwork.org)

Biaya tenaga kerja tidak langsung biasanya terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung. Pegawai yang dapat dimasukkan sebagai tenaga kerja tidak langsung ini antara lain karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu (seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel, dan departemen gudang) atau karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi (seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik, dan mandor).

Menghitung Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

  • Identifikasi jumlah jam kerja karyawan. Mencatat jumlah jam kerja karyawan menunjukkan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk tugas-tugas selain produksi.
  • Memperhitungkan waktu istirahat jika waktu istirahat yang dibayar adalah bagian dari paket kompensasi karyawan.
  • Kalikan jumlah jam kerja seorang karyawan per jam per tahun dengan upah per jam mereka. Membuat perhitungan ini membantu perusahaan memahami berapa banyak mereka membayar indirect labor costs untuk satu karyawan.
  • Tambahkan gaji yang dibayarkan perusahaan kepada karyawan yang digaji. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka menyelesaikan langkah ini setelah mereka menyelesaikan langkah sebelumnya sehingga mereka dapat membandingkan total biaya indirect labor costs untuk karyawan per jam dan karyawan yang digaji.

Sebuah pabrik mendistribusikan biji kopi utuh. Mereka mempekerjakan 15 orang karyawan di bagian produksi, pengemasan, dan pengiriman kantong kopi. Jika total biaya untuk 15 karyawan tersebut sebesar Rp75 juta (termasuk upah, tunjangan, dan komponen gaji lainnya), berapa biaya pekerja per jam jika diketahui jam kerja 10 karyawan 20 ribu jam setahun dan lima karyawan lainnya 8.400 jam setahun?

Contoh Menghitung Biaya Kerja Tidak Langsung

  • Jumlah jam kerja karyawan setahun : 28.400
  • Biaya tenaga kerja per jam sebesar Rp75.000.000 : 28.400 = Rp2.640,845 (bisa dibulatkan Rp2.640 atau Rp2.641).

Untuk menghitung biaya tenaga kerja tidak langsung, layaknya biaya overhead pabrik lainnya, ada tiga metode yang kerap digunakan. Metode pertama adalah Plant Wide Rate atau Tarif Tunggal, yaitu perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal sampai akhir proses.

Metode kedua adalah Departemental Rate atau Tarif Departementalisasi, yakni perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada. Sementara, metode ketiga adalah Activity Rate atau Tarif Setiap Aktivitas, yakni perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya, dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).

[1] Simamora, Hery. 2012. Akuntansi Manajemen. Riau: Star Gate Publisher, hlm. 36.

[2] Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media, hlm. 108.

Pos terkait