Metode dan Biaya Suntik Skleroterapi Wasir

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan wasir. Sering juga disebut ambeien, wasir adalah pelebaran pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemoroidalis yang terdapat di daerah anus.[1] Gangguan ini sebenarnya dapat diatasi dengan perubahan pola makan dan pengobatan. Namun, jika keduanya tidak memberikan hasil dan keparahan wasir sudah tinggi, metode yang dapat dicoba adalah suntik skleroterapi. Namun, biaya yang harus dibayarkan memang tidak murah, rata-rata jutaan rupiah.

Gejala Pelebaran Pembuluh Darah Vena/Wasir - (www.tanner.org)
Gejala Pelebaran Pembuluh Darah Vena/Wasir – (www.tanner.org)

Apa Itu Wasir?

Seperti disinggung di atas, wasir merupakan pelebaran pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus hemoroidalis yang terdapat di daerah anus. Ada juga yang menyebutkan hemoroid (istilah medisnya) sebagai penyakit yang mengenai rektum dan anus yang disebabkan rusaknya pleksus hemoroidalis.[2]

Bacaan Lainnya

Hemoroid dapat digambarkan sebagai gumpalan-gumpalan jaringan dalam saluran anal yang berisi pembuluh darah dan jaringan penunjang yang ada di sekelilingnya, yang terdiri atas otot dan serat elastik.[3] Penyakit ini bisa menyerang semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, dan hampir semua orang dewasa pernah menderita wasir.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan atau memicu gejala wasir, seperti terlalu sering mengejan, sembelit atau konstipasi parah, dan kebiasaan duduk terlalu lama tanpa diimbangi dengan bergerak. Selain itu, pola makan yang tidak sehat juga memiliki risiko tinggi terhadap ambeien, terutama kurang minum air putih dan makan serat yang cukup.

Menurut tingkat keparahannya, wasir bisa dikelompokkan menjadi empat tingkat. Pada derajat satu, pasien akan mengalami pembengkakan kecil di dalam anus dan tidak terlihat di luar rektum. Pada derajat dua, pembengkakan lebih besar akan terjadi dan menonjol di luar rektum saat BAB (buang air besar) dan akan kembali mengecil atau masuk ke dalam setelah BAB.

Pada derajat tiga yang lebih kronis, terdapat satu atau beberapa benjolan kecil yang menggantung dari rektum, tetapi bisa didorong masuk kembali. Sementara itu, wasir yang paling kronis ada di derajat empat. Pada tahap ini, terdapat benjolan besar yang menggantung dari anus dan tidak bisa didorong kembali. Jika sudah pada tahap ini, mau tidak mau harus dilakukan pengobatan khusus dan biasanya dokter akan menyarankan operasi kecil.

Suntik Skleroterapi untuk Wasir

Sebenarnya, ada banyak metode yang bisa digunakan untuk mengatasi wasir. Anda bisa membeli obat ambeien yang telah dijual bebas di pasaran. Selain itu, dapat menggunakan krim kortikosteroid. Ada pula beberapa obat pereda nyeri yang bisa dicoba untuk membantu meringankan nyeri saat wasir kambuh, sedangkan obat pencahar dipakai untuk mengatasi sembelit.

Jika perubahan pola makan dan pengobatan tidak memberikan hasil, serta derajat keparahan wasir sudah tinggi, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani prosedur medis khusus, salah satunya skleroterapi. Skleroterapi adalah penyuntikan cairan tertentu untuk menyumbat pembuluh darah yang membengkak. Dengan skleroterapi, pembuluh darah yang membengkak dikatakan akan mengalami pengerutan.[4]

Injeksi skleroterapi dapat dioperasikan dalam kondisi mengamati panorama wasir, sehingga membantu mengurangi komplikasi. Endoscopic injection sclerotherapy (EIS) adalah salah satu pengobatan yang paling menonjol, hemat biaya, dan umum digunakan untuk wasir internal. Endoscopic retrograde sclerosis untuk wasir internal secara teknis dapat ditoleransi dengan baik, dengan kepuasan pasien yang tinggi, tingkat komplikasi yang rendah, dan hasil jangka panjang yang memuaskan.[5]

Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan kimia khusus dalam jaringan ambeien untuk membantu mengecilkan ukurannya. Suntikan tersebut akan membantu menghilangkan rasa sakit dengan mematikan rasa ujung saraf pada kulit area yang dilakukan penyuntikkan. Injeksi juga membuat jaringan hemoroid mengeras dan akhirnya terbentuk sebuah luka. Sekitar satu setengah bulan setelah prosedur dilakukan, ukuran ambeien biasanya akan mengalami penyusutan.

Di Indonesia, sudah ada beberapa rumah sakit dan klinik kesehatan yang menyediakan layanan suntik skleroterapi. Namun, harga yang dibayarkan tidak bisa dikatakan murah. Pasien umumnya diharuskan membayar tarif jutaan rupiah untuk satu kali suntikan, belum termasuk obat-obatan. Berikut kisaran tarif skleroterapi di Indonesia.

Biaya Suntik Skleroterapi - (www.medicalnewstoday.com)
Biaya Suntik Skleroterapi – (www.medicalnewstoday.com)

Biaya Suntik Skleroterapi Wasir

Nama Rumah Sakit Biaya Skleroterapi
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Skleroterapi Hemoroid : Rp806.000
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Skleroterapi Hemoroid : Rp1.430.000
Skleroterapi Hemoroid (Sore) : Rp11.900.000
RS Muhammadiyah Taman Puring Skleroterapi Hemoroid : Rp5.950.000
RS Universitas Islam Indonesia PILA : Rp2.500.000
RS Adi Husada Kapasari PILA : Rp4.500.000
RS Panti Waluyo Surakarta. PILA : Rp4.500.000

Daftar biaya skleroterapi wasir di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk keterangan resmi instansi kesehatan yang bersangkutan. Perlu Anda catat bahwa tarif skleroterapi ambeien tersebut tidak mengikat dan bisa berubah sewaktu-waktu. Sebagai informasi tambahan, PILA atau paran injection and ligation for ambeien merupakan terapi yang mengombinasikan injeksi agen skleroterapi dengan ligasi karet. Dalam beberapa literatur medis disebutkan bahwa injeksi skleroterapi dan ligasi karet sangat cocok digunakan untuk ambeien derajat 1, 2, dan 3 dengan minimal efek samping atau risiko yang relatif kecil.

[1] Suprijono, Moch. Agus. 2009. Hemorrhoid. Majalah Ilmiah Sultan Agung, Vol. 44(118): 23-37.

[2] Budiman, Doddy dan Kristina Sutedjo. 2010. Mencegah dan Mengobati Wasir: Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Wasir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hlm. 3.

[3] Ibid, hlm. 3.

[4] Suryo, J. 2010. Herbal Penyembuh Wasir dan Kanker Prostat. Sleman: Bentang Pustaka.

[5] He, Anling & Mingkai Chen. 2023. Sclerotherapy in Hemorrhoids. Indian Journal of Surgery, vol. 85(2): 228-232.

Pos terkait