Minimnya tayangan yang diberikan oleh siaran televisi (TV) lokal, membuat banyak orang saat ini akhirnya memilih untuk menggunakan layanan TV berlangganan atau TV berbayar. Berkembangnya TV berlangganan di indonesia baru dimulai pada era 90-an. Indovision mengklaim dirinya sebagai perusahaan televisi berlangganan pertama yang mengaplikasikan sistem DBS dengan menggunakan satelit Palapa C-2 sejak pertama berdiri pada bulan Agustus 1988.
Saat ini, layanan TV berbayar telah dihiasi oleh berbagai provider yang mengklaim layanannya adalah TV berlangganan terbaik atau TV berlangganan murah. Dengan munculnya berbagai layanan tersebut, para konsumen pun ditantang untuk selalu melakukan perbandingan harga TV berlangganan dan layanan yang ditawarkan.
Untuk menggaet pelanggannya, tidak jarang banyak layanan TV berlangganan yang memberikan promo menggiurkan dari paket-paket yang ditawarkan. Perkembangan TV berbayar di Indonesia pun dinilai semakin bersinar.
Hadirnya operator TV berlangganan di Indonesia memberikan alternatif baru bagi masyarakat untuk memilih acara-acara yang menarik yang ditawarkan seperti HBO, ESPN, Fashion TV, Discovery Channel, CNN, dan lain-lain. Pay TV juga menawarkan kenyamanan lebih dalam menonton TV dengan tidak adanya jeda iklan di sela-sela tayangan yang disajikan.
TV berlangganan sendiri terdiri atas dua jenis, yakni prabayar dan pascabayar. Prabayar, pelanggan diwajibkan membeli alat (Dish dan receiver), dan di receiver tersebut umumnya dibundling dengan free paket TV berlangganan selama kurun waktu tertentu. Pembelian paket dilakukan dengan sistem voucher, yang berarti ada pulsa yang tersimpan. Sementara pascabayar, pelanggan dipinjamkan alatnya dan pembayaran dilakukan per bulan sesuai dengan paket yang dipilih.
Beberapa waktu lalu, terdapat beberapa vendor TV berlangganan prabayar antara lain Orange TV dan Big TV (prabayar), namun kini sudah tutup. Sementara untuk vendor pascabayar, antara lain First Media, Indovision, hingga Transvision.
Layanan TV berlangganan memang sedang marak akhir-akhir ini. Beragam keuntungan gunakan TV berlangganan sudah dirasakan masyarakat. Bukan saja karena memiliki banyak pilihan kanal, namun juga karena fleksibilitas pemilihan kanal itu sendiri. Dengan paket yang sesuai, pelanggan bisa menonton sejumlah acara sesuai keinginan. Kendati demikian, bukan berarti bisa asal memilih layanan TV berbayar.
Tips Memilih Layanan TV Berbayar
Reputasi
Sebaiknya mengetahui dengan baik reputasi layanan TV berbayar yang hendak dipilih. Tanyakan kepada orang-orang terdekat, kawan di kantor, tetangga, atau bahkan mencari review di internet. Karena jika sudah mendengar testimoni dari berbagai sumber tentang TV berlangganan yang diincar, maka akan mengetahui bagaimana pelayanannya terhadap pelanggan. Layanan TV berbayar yang memiliki layanan pelanggan buruk sebaiknya dihindari meskipun penawaran yang diberikan sangat menarik.
Layanan Resmi
Anda harus benar-benar memastikan bahwa layanan yang hendak digunakan adalah layanan resmi dan terdaftar karena saat ini banyak sekali penawaran-penawaran langganan televisi satelit dengan harga sangat murah. Apabila ditawari langganan TV satelit dengan puluhan kanal namun dengan banderol harga yang terlampau murah, maka perlu curiga. Bisa jadi ini adalah layanan ‘abal-abal’ yang kualitasnya tidak terjamin.
Kualitas sinyal
Akan sia-sia jika membeli paket layanan TV berbayar namun pada akhirnya hanya bisa gigit jari karena layar yang banyak ‘semut’. Sebaiknya tanyakan pada tetangga sekitar yang juga berlangganan TV berbayar tentang kualitas sinyal TV berbayar yang mereka gunakan. Tak salah untuk menggunakan layanan yang sama dengan layanan milik tetangga yang memiliki kualitas sinyal terbaik.
Bijaksana memilih paket
Pilihlah paket yang benar-benar akan ditonton keluarga. Jika memiliki anak yang belum cukup umur, maka perlu memastikan adanya kanal edukatif dan kanal khusus anak. Bisa juga memilih paket berisi antara 10 hingga 30 kanal. Jika waktu luang untuk benar-benar duduk menonton televisi tidaklah banyak, maka memiliki paket berisi 80 kanal jadi terlalu berlebihan.
Waspada syarat & ketentuan
Biasanya layanan TV berlangganan menggunakan jasa SPG dan SPB di pusat-pusat perbelanjaan untuk tujuan promosi. Jika beberapa SPG atau SPB ini menghampiri dan menawarkan promo yang terdengar menarik, janganlah terburu-buru untuk menandatangani formulir berlangganan.
Jika sudah benar-benar tertarik, dengarkanlah dengan baik penawaran mereka. Mintalah kepada mereka selebaran promo yang dimaksud dan bacalah dengan seksama syarat dan ketentuannya. Bisa jadi SPG atau SPB yang menawari tidak menyebutkan tentang syarat dan ketentuan ini dengan jelas. Karena itu, akan lebih baik bila bandingkan layanan terlebih dahulu secara online.
Sesuaikan dengan isi dompet
Layanan TV yang tampaknya lebih mahal dari pesaingnya biasanya juga memiliki layanan yang lebih baik dari yang lain. Entah itu kualitas sinyal dan gambar yang lebih baik, atau kualitas pelayanan pelanggannya. Namun jangan buru-buru menguras isi dompet untuk membeli layanan dengan harga paling mahal. Lakukan survei kecil dengan menggunakan internet dan bandingkan harga yang ditawarkan antara satu layanan dengan layanan lain. Siapa tahu menemukan yang lebih murah namun berkualitas sama bagus. Berikut daftar harga TV kabel berlangganan prabayar dan pascabayar yang dianggap memiliki tarif cukup murah.
Tarif TV Berlangganan Prabayar & Pascabayar Paling Murah
| Nama Produk TV Kabel | Biaya Bulanan |
| MNC Vision Starter | Rp70.000 |
| MNC Vision Family | Rp90.000 |
| First Media Kids Club | Rp25.000 |
| First Media Light Entertainment HD | Rp40.000 |
| First Media Lifestyle Entertainment HD | Rp55.000 |
| First Media Best Entertainment HD | Rp60.000 |
| First Media HBO Pack HD | Rp75.000 |
| First Media Ultimate Sports Pack | Rp100.000 |
| First Media Box Office HD | Rp100.000 |
| Transvision Satellite Gold | Rp79.000 |
| Transvision Satellite Platinum | Rp129.000 |
| Transvision Satellite Diamond | Rp219.000 |
| Biznet IPTV | Rp225.000 |
Sebelumnya ada penyedia jasa TV kabel prabayar seperti Orange TV dan Big TV, sayangnya saat ini kedua provider tersebut sudah tutup dan digantikan oleh berbagai penyedia jasa lainnya.
Walau mengalami perkembangan yang cukup berarti, perkembangan TV berlangganan di Indonesia masih rendah. Hal itu dikemukakan oleh hasil riset yang dilaporkan oleh Pricewaterhousecoopers (PWC) pada 2013 yang melaporkan bahwa perkembangan industri televisi berbayar di Indonesia merupakan yang paling lambat di Asia.
Sebab, industri ini hanya mampu penetrasi ke 3% rumah tangga atau sekitar 1,3 juta rumah di berbagai daerah pada 2010. Dalam riset ini, pertumbuhan pasar televisi berbayar di Indonesia hanya berkisar 2% per tahun, dan angka itu jauh di bawah Vietnam, Malaysia, bahkan Pakistan.
[Update: Dian]
