Perbedaan Besi H Beam dan Besi WF

Anda mungkin pernah melihat atau malah menggunakan besi H Beam. Ini adalah material yang kerap dipakai sebagai penahan struktur bangunan dan tiang pancang. Namun, karena bentuknya mirip dengan besi WF, banyak yang akhirnya mengira bahwa besi H Beam dan besi WF adalah produk yang sama. Lalu, apa perbedaan kedua bahan tersebut?

Ilustrasi: struktur rangka pancang bangunan (sumber: abdiremajacontractor)
Ilustrasi: struktur rangka pancang bangunan (sumber: abdiremajacontractor)

Baja adalah salah satu bahan konstruksi yang sering digunakan untuk struktur bangunan bentang lebar karena punya sifat relatif stabil, kuat, pemasangan yang cepat, serta volume yang jauh lebih hemat dibandingkan dengan .[1] Baja ini adalah paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar, dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon.[2]

Bacaan Lainnya

Nah, dalam aplikasinya, baja sering dibentuk menjadi material lain, termasuk besi H Beam dan besi WF. Seperti disinggung di atas, banyak yang menganggap bahwa kedua material tersebut sama, lantaran bentuknya yang sekilas memang tampak mirip. Padahal, antara besi H Beam dengan besi WF memiliki sejumlah perbedaan yang mendasar.

Apa Itu Besi H Beam dan Besi WF?

Besi H Beam, dilansir dari berbagai sumber, adalah baja yang proses produksinya menggunakan canai panas, yang lantas di-pelat, lalu dilas. Sesuai dengan namanya, material ini berbentuk menyerupai huruf H, sehingga sering juga disebut dengan hot rolled. Selain digunakan dalam konstruksi, seperti penahan struktur bangunan, tiang pancang, dan komposit beton, besi H Beam juga dapat dipakai pada rel kereta menggunakan ketebalan khusus untuk menahan beban kereta yang berjalan di atasnya.[3]

Sementara itu, besi WF dikatakan sebagai balok baja yang dikategorikan sebagai baja struktural, yaitu baja yang digunakan dalam kegiatan konstruksi rangka baja dan civil engineering. Pada struktur baja WF ini, elemen vertikal disebut dengan wide, sedangkan elemen horizontal disebut dengan flange. Wide ini menghubungkan dua flange untuk membentuk profil WF.

Bentuk W pada material ini sangat efisien untuk memikul lentur karena memiliki flens yang lebar, sedangkan tebal badan cukup tipis sehingga perbedaan momen inersia dan berat profilnya cukup besar. Profil besi WF biasanya digunakan untuk balok atau kolom, tiang pancang, bottom chord member, kanopi, dan berbagai konstruksi bangunan lainnya.[4]

Besi H beam (kiri) dan besi WF (kanan)
Besi H beam (kiri) dan besi WF (kanan)

Perbedaan Besi H Beam dan Besi WF

  • Perbedaan utama kedua material tersebut terletak pada dimensi bahan. Baja profil H Beam memiliki dimensi yang lebar dan kuping yang sama, sedangkan besi WF punya dimensi kuping yang lebih lebar. Jika digambarkan, besi H Beam punya ukuran 100 mm x 100 mm, sedangkan besi WF memiliki dimensi 200 mm x 100 mm, 400 mm x 200 mm, 300 mm x 150 mm, atau lainnya yang berbeda.
  • Ketersediaan ukuran antara besi H Beam dan besi WF juga berbeda. Besi WF memiliki ketersediaan ukuran yang cukup beragam, mulai 150 hingga 600, bahkan ada yang WF 700 dan WF 900. Sebaliknya, ukuran besi H Beam dapat dikatakan cukup terbatas, kisaran 100 sampai 350 saja.
  • Besi WF secara umum memiliki kekuatan yang stabil untuk menahan berbagai gaya tekan dan gaya tarik, sehingga besi ini dapat memberikan tingkat efektivitas dan keamanan yang lebih dalam mengusung beban. Sebaliknya, besi H Beam memiliki kekuatan yang cenderung lebih lemah daripada besi WF. Meski demikian, material tersebut sering digunakan berpasangan dengan besi WF untuk menopang berbagai kegiatan konstruksi.
  • Besi H Beam lebih banyak digunakan di konstruksi bangunan-bangunan besar dan gedung-gedung , sedangkan besi baja WF lebih sering digunakan untuk bangunan-bangunan yang tidak terlalu besar seperti rumah dan kantor.
  • Tingkat popularitas besi WF dapat dikatakan mengungguli besi H Beam. Pasalnya, ukuran besi H Beam memang cenderung besar sehingga dirasa kurang praktis dalam konstruksi bangunan.

Dengan ukurannya yang lebih besar, tidak mengherankan jika harga besi H Beam rata-rata jauh lebih dibandingkan besi WF. Besi WF ukuran 200 x 100 mm dengan panjang 12 m misalnya, dijual dengan harga Rp2 jutaan per batang, sedangkan harga besi H Beam dengan ukuran 100 x 100 mm dengan panjang 12 m sudah mencapai angka Rp3 jutaan per batang.

[1] Meidiani, Srikirana, Susi Riwayati, Dessy Imriany. 2018. Analisis Perbandingan Perencanaan Fortal Frame Perletakan Jepit-Jepit dan Sendi-Sendi dengan Variasi Sudut Kemiringan Atap. Bentang: Jurnal Teoritis dan Terapan Rekayasa Sipil, Vol. 6(2): 151-161.

[2] Ibid.

[3] Sofiyanurriyanti dan Nuril Hidayati Ningsih. 2019. Optimalisasi Proses Produksi H-Beam dengan Metode Pert (Program Evaluation Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) di PT. Mulcindo Steel Industry. Kaizen: Management Systems & Industrial Engineering Journal Universitas Madiun, Vol. 2(2): 59-66.

[4] Meidiani, Srikirana, Susi Riwayati, Dessy Imriany. Op cit.

Pos terkait