Update Pengertian dan Contoh Biaya Variabel

Setiap perusahaan yang menghasilkan dan jasa memerlukan biaya untuk memproduksi dan memasarkannya. Oleh karena itu, biaya merupakan faktor kunci dalam keputusan penentuan harga jual. Harga jual yang ditentukan harus mampu menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan dan dapat menghasilkan laba yang diinginkan oleh perusahaan.

Seringkali istilah biaya disatukan dengan beban. Tetapi, beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar yang terukur dari barang atau jasa, kemudian dibandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau dalam arti luas semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

Bacaan Lainnya
Tenaga Kerja yang Masuk Dalam Biaya Variabel - (Sumber: smart-money.co)
Tenaga Kerja yang Masuk Dalam Biaya Variabel – (Sumber: smart-money.co)

Sedangkan, biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Bustami dan Nurlela, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Sementara menurut Kuswadi, biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga, baik berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Biaya dapat diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung harga pokok produk yang diproduksi perusahaan.

Konsep biaya merupakan salah satu hal terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan.

Informasi mengenai biaya dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mengukur apakah pengorbanan yang dilakukan memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dari nilai yang diperoleh. Sehingga, dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan apakah kegiatan perusahaan akan diteruskan atau dihentikan. Oleh sebab itu, manajemen perlu mengetahui definisi dan klasifikasi dari biaya.

Biaya dapat juga didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi.

Pengertian Biaya Variabel

Secara umum, dalam akuntansi manajemen dikenal adanya 2 (dua) golongan biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Di sini akan dijelaskan mengenai biaya variabel. Penggolongan biaya variabel dilakukan berdasarkan prediksi cost atau biaya dalam merespon perubahan kegiatan dan pemicu aktivitas (cost behavior and activity drivers) atau berdasarkan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Ilustrasi: Menghitung Biaya Variabel (credit: resourcingedge)
Ilustrasi: Menghitung Biaya Variabel (credit: resourcingedge)

Dari segi pengertian, biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat, maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah semula.

Ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa biaya variabel adalah biaya yang secara total meningkat secara proporsional dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas perusahaan.

Biaya variabel adalah elemen biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan satuan yang diproduksi. Bila pada suatu saat volume produksi 1.000 unit dan biaya variabel adalah Rp4.000, maka pada saat yang lain biaya variabel akan menjadi Rp8.000 ketika produksi mencapai 2.000 unit. Dalam contoh ini biaya variabel adalah Rp4 untuk setiap satuan barang yang diproduksi.

Biaya dalam contoh ini mempunyai karakteristik linier. Di dalam realitas, karakteristik biaya variabel tidak selalu linier; namun demikian, untuk kebutuhan analisis praktis bentuk linier semacam itu paling sering digunakan. Secara singkat bisa dikatakan bahwa bila suatu elemen biaya bertambah besar karena produksi bertambah makan elemen biaya tersebut adalah biaya variabel.[1]

Contoh Biaya Variabel

Contoh biaya variabel antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead, , bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan bahan, royalti, upah lembur, biaya komunikasi, biaya pengiriman barang, biaya sumber tenaga, komisi penjualan, biaya utilitas, dan lain-lain.

Biaya variabel total adalah jumlah output dikalikan dengan biaya variabel per unit output. Biaya variabel biasanya dipandang sebagai biaya jangka pendek karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan.Biaya variabel dapat dihitung sebagai jumlah biaya marginal (marginal cost) dari semua unit yang diproduksi atau biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang. Biaya variabel juga kadang disebut sebagai biaya unit-level atau biaya tingkat level karena biaya-biaya variabel tersebut bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi, demikian seperti dilansir dari Wartaekonomi.

Biaya Overhead Pabrik

Salah satu biaya variabel dalam perusahaan adalah biaya overhead pabrik. Biaya yang termasuk di dalamnya adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, tetapi membantu dalam mengubah bahan menjadi produk selesai (jadi). Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

Ilustrasi: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik (credit: mrcollege.ac.uk)
Ilustrasi: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik (credit: mrcollege.ac.uk)

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:

  • Biaya Bahan Penolong, adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
  • Biaya Reparasi dan Pemeliharaan, berupa biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan.
  • Biaya Tenaga Kerja Tidak langsung, adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan.[2]

Biaya overhead sendiri dapat dikelompokkan menjadi elemen bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan biaya tidak langsung lainnya. Bahan tidak langsung disebut juga bahan pembantu atau penolong. Bahan ini adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk, tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya ampelas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku, sekrup, mur, dan lain-lain.

Untuk tenaga kerja langsung, merupakan tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contohnya adalah gaji satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator telepon pabrik, pegawai pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, pegawai yang menangani barang, dan lain-lain.

Biaya selanjutnya adalah biaya tidak langsung lainnya. Biaya ini adalah biaya yang mencakup biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.

Contoh biaya tidak langsung lainnya adalah pajak bumi dan bangunan pabrik, pabrik, air dan telepon pabrik, sewa pabrik, pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan peralatan pabrik, dan lain-lain.

Ilustrasi: Aktinitas di Sebuah Pabrik (credit: 9to5mac)
Ilustrasi: Aktinitas di Sebuah Pabrik (credit: 9to5mac)

Biaya overhead pabrik pada setiap pabrik bisa saja berbeda-beda, tergantung dari jenis perusahaannya. Setidaknya ada beberapa manfaat yang diperoleh dari adanya biaya overhead pabrik, misalnya saja dapat membantu untuk menentukan harga secara tepat agar tidak terjadi kerugian, kemudian bisa membantu mengetahui rincian alokasi biaya yang dikeluarkan agar lebih terencana, serta yang tak kalah penting adalah membantu perusahaan dalam mengawasi pengeluaran biaya secara lebih baik.

Perhitungan biaya overhead bisa membantu mengawasi biaya yang dikeluarkan dalam bisnis secara keseluruhan. Dengan demikian akan terlihat biaya overhead yang jumlahnya terlalu besar dibanding jenis pengeluaran lainnya. Anda juga bisa melakukan penyesuaian serta pengeluaran biaya pun menjadi lebih terkontrol.

Penggolongan biaya variabel seperti biaya overhead tersebut berada dalam bahasan siklus akuntansi biaya. Seperti diketahui, akuntansi biaya merupakan sumber informasi mengenai berbagai macam pendapatan dan biaya yang dapat diakibatkan oleh rangkaian tindakan alternatif. Ada pula yang mengatakan bahwa akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Objek Akuntansi Biaya Adalah Biaya

Ada tiga tujuan pokok dalam akuntansi biaya, yaitu penentuan harga pokok (berdasarkan informasi biaya), pengendalian biaya (didahului oleh penentuan biaya untuk memproduksi satu satuan produk terlebih dahulu), dan pengambilan keputusan khusus.

Bidang ilmu tersebut memulai siklusnya dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.

[Update: Dian]

[1]Siswanto. 2007. Operations Research (hlm 11). Taufan P dkk, editor. Jakarta: Erlangga.

[2]Pratama, FA. . Akuntansi Biaya (hlm 51-52). Yogyakarta: K-Media.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *