LCGC, Mobil Ekonomis dan Trendi dengan Harga Murah

Sejak diperkenalkan tahun lalu, konsep low cost green car () mendapat sambutan positif dari masyarakat. Pabrikan menyediakan semakin banyak varian seiring angka penjualannya yang kian meningkat di tanah air.
***

MOBILITAS tinggi, terutama di kalangan masyarakat urban, membuat keberadaan kendaraan bermotor semakin penting. Terlebih dengan sistem transportasi umum yang belum mampu menampung semua yang membutuhkan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi penduduk di Indonesia membuat daya beli masyarakat ikut meningkat.

Bacaan Lainnya

Hal itu menjadi salah satu alasan pemerintah Indonesia untuk menerapkan program LCGC alias ramah lingkungan. Dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan, produsen mobil bisa memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan dengan banderol terjangkau.

Sejak tahun lalu, produsen mobil di Indonesia berramai-ramai memenuhi otomotif dengan varian LCGC. Rata-rata mereka mengusung fitur hemat bahan bakar sehingga memenuhi kriteria green car. Sebut saja Honda Brio Satya, Toyota Agya, Suzuki Karimun WagonR, dan Daihatsu Ayla.

Tidak ketinggalan, Datsun yang bernaung di bawah Nissan pun ikut meramaikan perebutan pasar LCGC. Pabrikan asal Jepang tersebut mengeluarkan dua varian LCGC sekaligus, yakni Datsun GO+ Panca dan Datsun GO Panca .

“Indonesia merupakan emerging market yang memiliki penduduk dengan pendapatan yang terus meningkat. Karena itu, kebutuhan akan mobil yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari pun bertumbuh,” jelas Marketing Manager MPM Auto Ricky Ngani saat dihubungi kemarin (17/9).

Apalagi, Ricky menambahkan, target LCGC adalah kelompok usia muda yang baru mapan atau baru berkeluarga. Mereka termasuk golongan pengguna mobil pertama (first buyer).

LCGC diminati konsumen bukan saja karena first buyer berasal dari keluarga muda dengan kondisi ekonomi yang mulai mapan. Tetapi juga lantaran sesuai dengan lifestyle mereka.

Golongan itu rata-rata menyukai tunggangan yang praktis, compact, dan terkesan private. Bisa menampung banyak item pendukung aktivitas, tetapi juga harus lincah di jalanan perkotaan. Secara umum, mereka lebih suka berkendara sendiri atau small party.

Hal itu dikuatkan pernyataan Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto. Menurut dia, tidak semua konsumen yang membeli kendaraan dengan harga Rp 200 juta ke bawah membutuhkan kendaraan untuk tujuh penumpang.

Berdasar data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), pada periode Januari–Agustus 2014, mobil LCGC mencapai 113.752 ribu unit atau mencapai 14 persen dari total pasar otomotif Indonesia di delapan bulan 2014 yang mencapai 830.398 unit. Artinya, setiap bulan ada lebih dari 14 ribu unit LCGC yang masuk ke pasar.

pabrik-datsunCapaian penjualan tersebut diprediksi bisa menembus target 2014 untuk penjualan LCGC sebesar 120 ribu unit. Jika tercapai, LCGC nanti berkontribusi 10 persen pada target pasar otomotif nasional yang mencapai 1,25 juta unit.

Dengan catatan penjualan yang baik itu, segmen kendaraan lain diperkirakan tergerus oleh mobil LCGC. Salah satunya pasar multipurpose vehicle (MPV). “Di Indonesia, MPV bertahun-tahun mendominasi 50 persen dari total pasar. Sekarang dengan adanya LCGC, MPV agak tergeser,” ungkap Jongkie beberapa waktu lalu.

Kondisi tersebut disebabkan adanya kelompok konsumen yang menginginkan mobil untuk keluarga kecil dan irit bahan bakar. Hasilnya, meski saat ini pasar otomotif dipenuhi berbagai varian SUV yang terkesan gagah dan luks, LCGC tetap memiliki ceruk tersendiri. “Konsumen tentu juga mempertimbangkan teknologi yang irit bahan bakar dan ramah lingkungan. Itulah nilai tambah LCGC,” paparnya.

Sumber: JawaPos

Pos terkait