Info Terbaru Harga OSFIT DHA untuk Ibu Hamil (Strip dan Box)

Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi ibu tentu akan lebih tinggi dibandingkan wanita kebanyakan. Pasalnya, selain untuk dirinya sendiri, ia juga harus mencukupi gizi si buah hati dalam kandungan. Untuk kebutuhan tersebut, Kalbe Farma pun mendistribusikan OSFIT DHA yang diklaim dapat membantu mencukupi kebutuhan kalsium selama mengandung. Di pasaran, produk ini dijual dengan harga ratusan ribu rupiah box atau kotak.

Ilustrasi: kapsul suplemen ibu hamil (sumber: made-in-china)
Ilustrasi: kapsul suplemen ibu hamil (sumber: made-in-china)

Manfaat Kalsium untuk Ibu Hamil

Jika Anda saat ini sedang mengandung, tentunya Anda membutuhkan nutrisi yang lebih banyak daripada biasanya, karena Anda menghidupi dua nyawa, yakni diri Anda sendiri dan si jabang bayi. Nah, salah satu nutrisi yang penting bagi ibu hamil adalah asam folat, yang dibutuhkan sebagai pencegahan untuk gangguan anemia. Perlu diketahui, wanita membutuhkan 50 sampai 100 mcg asam folat per hari, sedangkan ketika hamil, kebutuhannya meningkat menjadi 300 hingga 400 mcg per hari.[1]

Bacaan Lainnya

Tidak hanya asam folat, nutrisi lainnya yang juga diperlukan perempuan yang mengandung adalah kalsium. Kebutuhan kalsium cenderung meningkat selama masa kehamilan. Selain penting bagi kesehatan tulang ibu dan janin, asupan kalsium yang cukup dikatakan dapat mengurangi kejadian hipertensi selama masa kehamilan.[2]

Untuk Anda ketahui, hipertensi dalam kehamilan (HDK), termasuk di dalamnya pre-eklampsia, merupakan penyebab nomor dua kematian ibu di seluruh dunia.[3] Sementara itu, di Indonesia, kematian ibu didominasi oleh tiga penyebab utama, yakni hipertensi dalam kehamilan, perdarahan, dan infeksi. Proporsi hipertensi dalam kehamilan semakin meningkat, dari 20 persen pada tahun 2007 menjadi hampir 30 persen pada tahun 2011.[4]

Kenapa angka kematian ibu akibat hipertensi dalam kehamilan cenderung meningkat, salah satunya karena asupan kalsium perempuan mengandung di negara berkembang rata-rata kurang. Penelitian di daerah selatan Thailand menunjukkan bahwa sebanyak 55 persen ibu hamil memiliki asupan kalsium inadekuat dengan rata-rata sebesar 493,2 mg per hari atau setara 61,65 persen. Sementara, sebuah studi tahun 2016 di Jember mengungkapkan bahwa konsumsi kalsium ibu hamil yang diteliti masih belum memenuhi standar angka EAR kalsium.[5] Angka EAR kalsium di Indonesia sendiri sebesar 1167,7 mg per hari untuk usia 16-18 tahun, 1083,3 mg per hari untuk usia 19-29 tahun, dan 1.000 mg per hari untuk usia 30-49 tahun.

Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, sebenarnya ada banyak bahan alami yang dapat dikonsumsi ibu hamil. Salah satu yang populer dan dikatakan menjadi sumber kalsium yang baik adalah susu dan produk olahan susu, termasuk keju, yoghurt, dan lainnya. Sayangnya, karena kebanyakan wanita di negara berkembang cenderung mengonsumsi makanan berbasis grains dan legumes, absorbsi kalsium pun menjadi terhambat.

Selain itu, menurut sebuah analisis pada tahun 2016 lalu, sebagian besar ibu hamil yang memiliki asupan kalsium pangan harian tergolong defisit dan tingkat kecukupan kalsium sebagian besar ibu masih tergolong inadekuat. Suplemen kalsium ibu hamil pun menjadi penting, namun upaya meningkatkan pangan sumber kalsium juga tetap diperlukan.[6]

Dengan kondisi demikian, pemberian suplemen kalsium untuk ibu hamil dapat menjadi solusi berarti, mengingat hipertensi dalam kehamilan menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian ibu di Indonesia. Namun, suplementasi kalsium yang ada sebaiknya mengikuti rekomendasi dari WHO, yaitu sebesar 1.500 hingga 2.000 mg per hari dan dimulai sejak kehamilan berusia 20 minggu.[7]

Ilustrasi: makanan bernutrisi untuk ibu hamil (sumber: muhealth.org)
Ilustrasi: makanan bernutrisi untuk ibu hamil (sumber: muhealth.org)

Sebuah penelitian pada tahun 1999 lalu mengungkapkan bahwa secara umum pemberian kalsium dalam makanan ibu hamil tidak memberikan pengaruh nyata pada tekanan darah selama kehamilan. Bila dilihat dari konsumsi makanan, konsumsi kalsium ibu hamil yang mendapatkan suplemen, baru mencapai angka kecukupan yang dianjurkan.[8]

Komposisi dan Manfaat OSFIT DHA

Dengan segala alasan tersebut, tidak mengherankan jika kini ditemukan beragam suplemen dan multivitamin yang ditujukan untuk ibu hamil. Salah satu yang sekarang sudah dijual bebas di sejumlah apotek adalah OSFIT DHA. Produk yang didistribusikan Kalbe Farma ini dikatakan dapat memenuhi kebutuhan kalsium dan DHA selama masa kehamilan dan menyusui.

Dilansir dari situs resminya, OSFIT DHA yang berisi kalsium karbonat 500 mg dikatakan dapat membantu memenuhi kebutuhan kalsium pada ibu hamil, untuk mineralisasi tulang dan gigi pada janin. Selain itu, dengan mencukupi kebutuhan kalsium pada ibu hamil, juga dapat mencegah risiko terjadinya gangguan pre-eklampsia.

Sementara, tuna fish oil yang ada dalam OSFIT DHA mengandung asam lemak omega 3 (DHA 54 mg dan EPA 14 mg), yang berguna untuk perkembangan otak, saraf, serta penglihatan pada bayi (sebelum dan selama tahun pertama kelahiran). Produk ini juga diklaim mengandung vitamin D3 yang dapat mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam batas normal serta memelihara fungsi sel yang mendasar dan meningkatkan mineralisasi rangka.

Dosis OSFIT DHA

Menurut rekomendasi perusahaan, OSFIT DHA dapat dikonsumsi ibu hamil dan menyusui sebanyak dua kapsul per hari. Produk ini bisa dikombinasikan dengan produk lain yang membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral lain yang belum terkandung dalam OSFIT DHA seperti vitamin E, Fe, B kompleks, dan lain-lainnya.

Jika Anda tertarik mengonsumsi suplemen ini selama masa kehamilan, tidak sulit mendapatkan OSFIT DHA. Pasalnya, produk ini sudah dijual bebas, dan Anda bisa membelinya di toko resmi Kalbe Farma, sejumlah apotek, bahkan lapak dagang online. Sebagai referensi, berikut informasi terbaru harga OSFIT DHA saat ini.

OSFIT DHA (sumber: bukalapak)
OSFIT DHA (sumber: bukalapak)

Harga OSFIT DHA

Kemasan OSFIT DHA Harga
OSFIT DHA Strip Rp53.450 – Rp59.000
OSFIT DHA Box Rp159.000 – Rp186.701

Informasi harga OSFIT DHA di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk toko resmi Kalbe Store (Kalcare.com) dan sejumlah apotek serta situs jual beli online. Kemasan box berisi 3 blister masing-masing 10 kapsul. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, harga OSFIT DHA mulai Rp50 ribuan per strip atau Rp155 ribu hingga Rp183 ribuan per box.

Kontradiksi dan Samping OSFIT DHA

Berdasarkan klaim Kalbe Farma, sebagai suplemen, OSFIT DHA tidak memiliki kontradiksi dalam penggunaannya. Meski demikian, ada efek samping berupa sedikit mual. Sementara itu, terkait bau amis, OSFIT DHA yang diproduksi Australia, disebutkan memberikan bau yang seminimal mungkin, sehingga bau amis yang mungkin timbul tidak terjadi dan juga ditambahkan dengan orange oil, sehingga memberikan bau seperti buah jeruk.

[1] Darwanty, Jundra dan Ari Antini. 2012. Kontribusi Asam Folat dan Kadar Haemoglobin pada Ibu Hamil terhadap Pertumbuhan Otak Janin di Kabupaten Karawang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 3(2): 82-90.

[2] Camargo, EB, et al. 2013. Survey of Calcium Supplementation to Prevent Preeklampsia: The Gap Between Evidence and Practice in Brazil. BMC Pregnancy and Childbirth, Vol. 206(13):1-7.

[3] Say, L, et al. 2014. Global Causes of Maternal  Death: AWHO  Systematic  Analysis. Lancet  Glob Health, Vol. 2(6): 323-333.

[4] Direktorat Bina Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan RI. 2013. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia. Jakarta: Direktorat Bina Gizi dan KIA.

[5] Purnasari, Galih, Dodik Briawan, Cesilia Meti Dwiriani. 2016. Asupan Kalsium dan Tingkat Kecukupan Kalsium pada Ibu Hamil di Kabupaten Jember. Jurnal MKMI, Vol. 12(4): 261-268.

[6] Purnasari, Galih, Dodik Briawan, Cesilia Meti Dwiriani. 2016. Kepatuhan Konsumsi Suplemen Kalsium serta Hubungannya dengan Tingkat Kecukupan Kalsium pada Ibu Hamil di Kabupaten Jember. Jurnal Kesehatan Reproduksi, Vol. 7(2): 83-93.

[7] Ibid.

[8] Permaesih, Dewi, Reviana Christiani, Yuniar Rosmalina. 1999. Dampak Pemberian Kalsium terhadap Tekanan Ibu Hamil di Bogor. Penelitian Gizi dan Makanan National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health of Republic of Indonesia, Vol. 22: 67-74.

Pos terkait