Trenggiling atau dalam bahasa Inggris disebut "pangolin" adalah mamalia bersisik unik yang tersebar di Asia dan Afrika. Meski keberadaannya semakin terancam, trenggiling masih menjadi incaran pemburu karena nilai jualnya yang sangat tinggi, terutama sisiknya yang dipercaya memiliki khasiat tertentu.
Karakteristik Trenggiling
Trenggiling adalah mamalia dari ordo Pholidota dengan keluarga Manidae yang terdiri dari beberapa spesies di Asia dan Afrika. Ukurannya bervariasi dari 30 cm hingga 100 cm. Hewan ini dikenal dengan kemampuan menggulung tubuhnya menjadi bola pelindung dari ancaman, berkat sisiknya yang keras terbuat dari keratin, sejenis protein yang sama dengan kuku manusia.
Selain menggulung, trenggiling juga dapat mengeluarkan bau tidak sedap sebagai mekanisme pertahanan. Namun, kedua cara ini seringkali tidak cukup untuk melindungi mereka dari perburuan ilegal. Trenggiling aktif pada malam hari kecuali satu spesies yang hidup di Afrika Barat dan Tengah yang aktif di siang hari.
Trenggiling memakan serangga seperti semut dan rayap dengan lidahnya yang panjang, hingga lebih dari 40 cm, yang memungkinkan mereka mengumpulkan jutaan serangga setiap tahunnya. Mereka tidak memiliki gigi dan mencerna makanannya dengan bantuan protein di perut.
Trenggiling hidup soliter dan berkembang biak tanpa musim tertentu. Setelah melahirkan, induk menggendong anaknya di atas ekor selama tiga bulan. Umur trenggiling di alam liar diperkirakan mencapai 20 tahun, namun dalam penangkaran mereka sering mengalami stres dan kematian dini.
Jenis-Jenis Trenggiling
- Manis crassicaudata (Thick-tailed Pangolin) – Asia Selatan, status Near Threatened.
- Manis culionensis (Philippine Pangolin) – Filipina, status Near Threatened.
- Manis javanica (Sunda Pangolin) – Asia Tenggara, status Endangered.
- Manis pentadactyla (Chinese Pangolin) – Asia Timur, status Endangered.
- Phataginus tricuspis (White-bellied Pangolin) – Afrika Tengah dan Barat, status Near Threatened.
- Smutsia gigantea (Giant Ground Pangolin) – Rwanda, status Near Threatened.
- Smutsia temminckii (Temminck’s Ground Pangolin) – Afrika Selatan dan sekitarnya, status Least Concern.
- Uromanis tetradactyla (Black-bellied Pangolin) – Afrika Barat, status Least Concern.
Meski dilindungi, trenggiling masih diburu secara ilegal, terutama di wilayah Sumatera, Indonesia, dan diperdagangkan ke negara tetangga seperti Vietnam dan China.
Update Harga Trenggiling dan Sisiknya Tahun 2025
Perburuan trenggiling terus meningkat karena harga jualnya yang sangat tinggi di pasar gelap. Data terbaru menunjukkan bahwa harga seekor trenggiling hidup bisa mencapai Rp3 juta hingga Rp5 juta per ekor tergantung ukuran dan kondisi.
Sementara itu, harga sisik trenggiling per kilogram saat ini berkisar antara Rp3 juta hingga Rp5 juta, bahkan beberapa laporan perdagangan internasional menyebut harga sisik bisa mencapai hingga Rp15 juta per kilogram atau lebih, tergantung permintaan dan kualitas sisik. Sisik ini sering diperdagangkan untuk tujuan pengobatan alternatif dan kosmetik di beberapa negara Asia Timur.
Contohnya, pada September 2023, pihak kepolisian Riau berhasil mengamankan 41 kg sisik trenggiling yang berasal dari sekitar 40-50 ekor trenggiling, dengan nilai potensi perdagangan yang sangat besar, mencapai ratusan juta rupiah hanya dari sisik saja. Hal ini menunjukkan betapa menggiurkannya bisnis ilegal ini meski sangat merusak populasi satwa tersebut.
Harga daging trenggiling juga sangat mahal, tercatat bisa mencapai Rp2 juta per kilogram bahkan lebih. Daging trenggiling dipercaya memiliki khasiat untuk terapi berbagai penyakit seperti jantung dan paru-paru, walaupun klaim ini belum didukung secara ilmiah secara luas.
Faktor Penyebab Harga Tinggi
- Kandungan keratin pada sisik yang dianggap berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan.
- Permintaan pasar gelap terutama dari negara-negara seperti Vietnam dan China.
- Kelangkaan dan status konservasi yang membuatnya sulit didapat sehingga harga meningkat.
Upaya Perlindungan dan Tantangan
Perdagangan trenggiling ilegal menjadi perhatian serius di Indonesia dan dunia internasional. Aparat penegak hukum terus melakukan penyitaan dan penangkapan pelaku perdagangan ilegal. Namun, jaringan internasional yang kuat dan permintaan pasar yang tinggi masih menjadi tantangan besar.
Beberapa inisiatif pelestarian mulai digalakkan, termasuk rehabilitasi trenggiling yang cedera di beberapa negara seperti Kamboja. Namun, keberhasilan pelestarian masih tergantung pada penurunan perburuan dan perdagangan ilegal.
Dengan demikian, meskipun trenggiling memiliki nilai ekonomi yang tinggi, perlindungan dan pelestarian satwa ini menjadi kunci utama agar tidak punah akibat eksploitasi berlebihan.
Penulis: Anang Panca
Update: Juni 2025
Kategori: Hobi
Tag: binatang, hewan peliharaan, kandang, kebun binatang, langka, pakan, spesies, ukuran