Siapa yang tak kenal dengan serai? Tanaman yang banyak ditanam di pekarangan rumah ini punya aroma yang segar dan sangat kuat. Meski sekilas tampak seperti rumput biasa, ternyata serai menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Selain digunakan sebagai obat, serai juga banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk memasak atau bahkan campuran produk-produk lainnya. Serai biasanya dijual per ikat atau per kg dengan harga yang cukup terjangkau.
Serai atau Cymbopogon nardus adalah salah satu jenis bumbu dapur yang telah lama digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional Indonesia. Herba ini dapat dijumpai hampir di seluruh pelosok Tanah Air. Di Jawa, herba ini dikenal dengan nama sereh atau sere dan di Sumatera disebut sarai, sorai, dan sange-sange (Winarto, 2003).
Masih dari sumber yang sama, serai menyukai lahan gembur dan sedikit agak lembap dan dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis dengan pH tanah antara 5,5-7,0. Serai pun banyak dimanfaatkan sebagai minyak atsiri yang diperoleh dengan cara menyuling bagian atas dari tumbuhan satu ini. Minyak serai bisa digunakan sebagai pengusir (repelen) dari nyamuk, baik ketika masih berupa tanaman atau ketika sudah diolah jadi minyak serai. Kandungan sitronela dalam serai rupanya kurang disukai oleh nyamuk atau serangga lainnya.
Menurut Suryo (2010), tanaman serai atau yang dalam istilah Bahasa Inggris dikenal dengan nama lemon grass ini memiliki beberapa ciri yang bisa Anda amati. Berikut ciri-ciri dari tanaman serai.
Ciri-Ciri Tanaman Serai
- Bentuk tanaman ini sekilas agak mirip alang-alang, tetapi rumput serai lebih besar dan bergerombol.
- Daun dari tanaman ini berbentuk lurus panjang sekitar 1 meter, lebar sekitar 15 mm, tulang daun sejajar, berwarna hijau, tepi tajam dan permukaannya kasar, dapat melukai tangan.
Serai mengandung minyak atsiri dengan kandungan citral, geraniol, citronellal, methylheptenone, eugenol methyleter, dipenten, eugenol kaninen, kadinol, dan limonene. Selain itu, serai juga mengandung alkaloid, flavonoid, dan polifenol.
Manfaat Serai
- Sebagai obat pengurang nyeri, encok, saraf, dan terkilir
- Membantu mengobati demam
- Mencegah muntah
- Melancarkan kencing
- Melancarkan keringat
- Melancarkan haid
- Menghilangkan bau mulut
- Menghilangkan sakit gigi dan gusi bengkak
- Mengobati masuk angin
- Antiradang
- Melancarkan sirkulasi cairan limpa dan darah
- Menghilangkan pegal linu
- Mengobati batuk
- Mengobati nyeri lambung dan diare
Untuk merasakan manfaat menyehatkan dari serai, Anda bisa mencampurkannya dalam masakan-masakan tertentu atau bahkan bisa direbus untuk kemudian dicampurkan dengan teh atau bahkan Anda minum begitu saja air rebusannya.
Harga Serai per Kg
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, serai biasanya dijual dalam wujud utuh, sudah dikeringkan, atau bahkan sudah diolah jadi berbagai macam bentuk. Sebagai informasi, harga batang serai segar 1 ikat (500 gram) saat ini cukup murah, berkisar mulai Rp15 ribu, kemudian serai batang 1 kilogram harganya antara Rp24 ribu sampai Rp30 ribu. Lain lagi dengan serai wangi atau serai merah, harganya dijual lebih mahal, bisa mencapai Rp51 ribu hingga Rp69 ribu per kilo kondisi masih fresh atau segar.
Lalu untuk serai kering 1 kg harganya dibanderol Rp55 ribu hingga Rp65 ribu, dan jika sudah dikemas dan dipotong-potong rapi harganya mencapai Rp600 ribu per kg. Sementara itu untuk daun sereh yang diolah menjadi serbuk atau bubuk harganya dijual antara Rp50 ribu hingga Rp75 ribu per 1 kilogram.
Anda bisa membeli serai per ikat atau per kg di pasar-pasar tradisional, pusat perbelanjaan besar seperti supermarket Giant, Hypermart, Superindo, hingga Transmart Carrefour. Di beberapa minimarket seperti Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi pun terkadang juga ada yang menjual serai per ikat yang bisa langsung Anda olah untuk menjadi bumbu masakan.
Namun perlu Anda ingat bahwa harga serai per kg dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Selain itu, harga serai per ikat maupun per kilogram di setiap tempat juga bisa berbeda-beda, tergantung dari penawaran pihak penjual.
Referensi:
Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuh Gangguang Sistem Pernapasan. Ariesta, editor. Yogyakarta (ID): B First.
Winarto, WP dkk. 2003. Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Mulyono, editor. Tangerang (ID): PT Agromedia Pustaka.