Kenalog adalah obat salep orabase (diaplikasikan di dalam mulut) yang digunakan untuk meredakan nyeri dan gatal akibat peradangan dan lesi di rongga mulut yang disebabkan oleh trauma. Obat ini termasuk golongan obat keras yang dijual di apotek dengan harga relatif terjangkau. bahan aktif Kenalog berupa Triamcinolon acetonide 0,1%, merupakan glukokortikoid sintetis yang memiliki kemampuan anti peradangan dan menekan reaksi alergi.
Cara kerja Kenalog bisa dilihat dari kandungan bahan aktif yang terdapat di dalamnya berupa triamcinolon acetonide. Senyawa kortikosteroid sintetis ini memiliki kemampuan antipruritik (anti-gatal) dan anti-alergi. Triamcinolon acetonide juga memiliki efek anti-inflamasi sekaligus sebagai agen lubrikasi.[1] Dalam bentuk salep oral, triamcinolone acetonide akan berfungsi sebagai lapisan pelindung sementara untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh iritasi oral.
Sifat anti-inflamasi dari senyawa triamcinolon acetonide berasal dari kemampuannya mengontrol biosintesis prostaglandin dan leukotrien. Proses ini melibatkan lipocortin, protein penghambat fosfolipase A2 yang dapat menghambat asam arakidonat. Senyawa ini juga menekan sistem imun dengan menurunkan fungsi sistem limfatik. Namun, glukokortikoid ini dapat mengubah ekspresi genetik sehingga harus hati-hati jika digunakan pada wanita hamil atau berencana untuk hamil.
Indikasi Salep Kenalog
Kenalog digunakan untuk meredakan nyeri, peradangan, lesi pada mulut, atau pembengkakan pada gusi akibat trauma. Namun, obat ini tidak dipergunakan untuk mengatasi nyeri pada lesi mulut yang disebabkan infeksi primer maupun sekunder dari bakteri maupun virus.
Kontraindikasi Salep Kenalog
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap bahan aktif obat ini atau jenis obat kortikosteroid lainnya tidak boleh menggunakan obat ini. Obat ini juga tidak boleh diberikan pada lesi mulut yang disebabkan atau terkontaminasi bakteri, jamur, maupun virus.
dosis Salep Kenalog
Dosis penggunaan Kenalog yang tepat adalah sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain. Adapun dosis yang biasa digunakan oleh dewasa adalah, oleskan 2-3 kali sehari, tergantung derajat keparahan. Oleskan pada lesi sampai terbentuk lapisan film tipis, jangan digosok.
Petunjuk Penggunaan Salep Kenalog
- Gunakanlah obat ini hanya untuk area rongga mulut seperti pada lapisan mulut atau gusi. Kenalog akan membentuk lapisan film setelah diaplikasikan di lesi mulut. Hindari menggosok salep pada lesi karena hal tersebut justru hanya akan memperburuk kondisi Anda.
- Kenalog sebaiknya diaplikasikan menjelang tidur atau setelah makan supaya salep ini bisa menempel dan bereaksi dengan luka lebih lama.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk lebih memudahkan Anda, maka sebaiknya usahakan untuk mengonsumsi obat pada jam yang sama setiap hari sampai rasa sakit Anda sembuh.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera mengaplikasikannya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Kenalog pada jadwal pemakaian berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Salep Kenalog
Seperti dilansir Mediskus, Kenalog umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Namun, beberapa efek samping mungkin dapat muncul dan perlu diperhatikan, terutama untuk penggunaan jangka panjang. Efek samping Kenalog orabase umumnya akibat adanya efek samping dari kortikosteroid, namun efek ini bersifat reversibel atau akan hilang setelah penghentian penggunaan. Efek samping tersebut biasanya meliputi:
- Supresi kelenjar adrenalin.
- Perubahan pada metabolisme glukosa dan katabolisme protein.
- Tukak saluran pencernaan.
Interaksi Salep Kenalog
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh. Karena itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter. Beberapa jenis obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan Kenalog, antara lain:
- Prednisone oral, dapat meningkatkan efek obat serta efek sampingnya.
- Kortikosteroid oral, dapat meningkatkan efek obat serta efek samping obat.
Peringatan & Perhatian Penggunaan Salep Kenalog
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap triamcinolon acetonide atau obat jenis kortikosteroid lainnya.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita tuberkulosis, ulkus saluran cerna, serta diabetes melitus.
- Obat ini dapat menekan sistem imun di area mulut, untuk itu jaga kebersihan mulut agar terhindar dari infeksi mikroorganisme.
- Meskipun Kenalog hanya digunakan sedikit di mulut dan bahan aktifnya tidak akan berdampak sistemik, namun penggunaan jangka panjang mungkin memunculkan efek samping yang tidak diinginkan.
- Jika muncul iritasi dan reaksi alergi di mulut segera hentikan penggunaan obat ini.
- Jika dalam waktu 7 hari penggunaan tidak terjadi perubahan lebih baik pada peradangan dan lesi maka, sebaiknya konsultasikan kembali dengan dokter Anda.
Harga Salep Kenalog
Kenalog in orabase ointment adalah obat keras yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Obat atau salep ini sekarang dijual di Apotek K24 dengan harga Rp85.062 per tube, sedikit naik dari tahun sebelumnya yang ditawarkan Rp83.389 per tube. Selain di Apotek K24, Anda juga bisa membeli Kenalog di sejumlah toko obat lainnya. Bahkan, obat ini juga sudah dijual di sejumlah online shop dengan harga berkisar Rp72.450 hingga Rp108.500, tergantung kebijakan masing-masing toko.
[1] Wibowo, Adi, Soenarjo, Hari Hendriarto S. 2014. perbandingan Penggunaan Triamcinolone Acetonide dan Gel Larut Air pada pipa Endotrakea terhadap Angka Kejadian Nyeri Tenggorok. Jurnal Anestesiologi Indonesia Universitas Diponegoro, Vol. 6(3): 170-181.
