Update Harga Typhonium Plus untuk Kanker

Kemoterapi hingga sekarang masih menjadi pengobatan populer untuk pasien kanker. Namun, ini bukannya tanpa efek samping lantaran obat yang digunakan mungkin dapat menyebabkan rambut rontok, mual, muntah, hingga pendarahan. Nah, untuk meminimalkan efek samping tersebut, sekarang telah tersedia Typhonium Plus yang bisa dibeli di sejumlah apotek dengan harga ratusan ribu rupiah.

Ilustrasi: perawatan pasien kanker (sumber: rti.org)
Ilustrasi: perawatan pasien kanker (sumber: rti.org)

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan penyakit kanker. Ini adalah penyakit yang masih menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. Pasalnya, risiko kematian yang disebabkan kanker memang relatif tinggi. Bahkan, seperti dikutip dari Alodokter, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia, karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan diobati setelah mencapai stadium lanjut.

Bacaan Lainnya

Ada banyak jenis kanker yang mengincar manusia, dan salah satu yang sangat berbahaya adalah kanker payudara. Kanker payudara sendiri merupakan sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda, dan pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.[1] Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi juga dapat terjadi pada pria.

Selain kanker payudara, jenis kanker lainnya yang juga berbahaya adalah kanker serviks, yakni kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Hingga detik ini, kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di sejumlah negara dunia. Kanker mulut rahim ini dikatakan sebagai kanker terbanyak kelima pada wanita di seluruh dunia, dengan sering mengintai wanita Amerika Latin, Afrika, dan negara-negara berkembang seperti Indonesia.[2]

Baca juga  Peluang dan Prospek Kerja di Bidang Farmasi

Manfaat Kemoterapi

Ada beberapa jenis pengobatan yang sering dilakukan pada pasien kanker, dan salah satu yang sudah populer adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan khusus untuk mematikan sel-sel kanker.[3] Obat-obatan tersebut dapat diberikan melalui sistem injeksi, pil atau sirup yang diminum, dan krim yang dioleskan pada kulit.

Perawatan ini diklaim dapat menghambat penyebaran sel kanker, menyembuhkan kanker secara keseluruhan, meningkatkan keberhasilan metode pengobatan lain (pra-operasi atau kemoterapi yang dikombinasikan dengan radioterapi), dan meringankan gejala yang diderita. Tidak hanya untuk kanker, kemoterapi juga bisa digunakan pada pasien dengan gangguan sumsum tulang belakang atau gangguan sistem imun.

Indikasi Typhonium Plus

Sayangnya, metode kemoterapi tidak terlepas dari efek samping. Menurut penjelasan Ns. Ni Made Adi Yudari, S.Kep, seperti dilansir dari Tribunnews, pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan akan terkena efek samping. Hanya, reaksi masing-masing individu terhadap efek samping itu berbeda-beda, tergantung kondisi kesehatan dan psikologisnya.

Obat Typhonium Plus
Obat Typhonium Plus

Untung saja, saat ini sudah ada sejumlah obat yang diklaim dapat menurunkan risiko efek samping akibat kemoterapi, salah satunya Typhonium Plus yang diproduksi oleh CV Inti Sumatra Global Bioscience. Produk ini dikatakan telah mengandung ekstrak tanaman keladi tikus, sambiloto, dan temu . Hasil penelitian mengklaim bahwa keladi tikus, yang mengandung alkaloid, triterpenoid, dan polifenol, dapat menghilangkan efek buruk kemoterapi serta memiliki aktivitas sebagai antivirus dan antibakteri.

Baca juga  Peluang dan Prospek Kerja di Bidang Farmasi

Typhonium Plus disebutkan dapat membantu menghambat pertumbuhan kanker atau tumor serta memelihara daya tahan tubuh. Kandungan bahan alami dalam produk ini disebutkan mampu membantu mengatasi masalah kanker payudara, kanker prostat, kanker liver, kanker usus, kanker rectum, leukemia, kanker paru-paru, dan kanker rahim.

Kandungan Typhonium Plus

  • Ribosome inacting protein (RIP), yang dikatakan berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya, dan memblokir pertumbuhan sel kanker.
  • Zat antioksidan, berfungsi mencegah terjadinya kerusakan gen.
  • Zat kurkumin, berfungsi sebagai anti-inflamasi atau anti-peradangan.

Dosis Typhonium Plus

  • Kanker stadium I-II, dua kapsul setelah dua kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.
  • Kanker stadium III ke atas, dua kapsul setelah makan tiga kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.

Harga Typhonium Plus

Jika Anda tertarik dengan khasiat yang ditawarkan Typhonium Plus, tidak sulit mendapatkan produk tersebut. Anda sudah bisa membelinya di sejumlah apotek maupun lewat beberapa situs jual beli online. Saat ini, di beberapa situs e-commerce, Typhonium Plus yang original sekarang ditawarkan dengan harga mulai Rp210 ribu hingga Rp364 ribuan per kemasan berisi 20 kapsul. Harga tersebut terbilang naik dari tahun lalu yang berada di kisaran Rp175 ribu hingga Rp328 ribuan per kemasan.

Baca juga  Peluang dan Prospek Kerja di Bidang Farmasi
Typhonium Plus
Typhonium Plus

Selain Typhonium Plus, ada pula beberapa merk obat yang dikatakan mampu meringankan efek samping kemoterapi. Sebagai bahan referensi, berikut merk obat kemoterapi beserta kisaran harganya.

Harga Obat Kemoterapi di Apotek

Merk Obat Harga
Hydroxyurea Medac 500 mg per Tablet Rp13.169
Femaplex 2.5 mg Fc per Tablet Rp24.009
Binecap 500 mg Fc per Tablet Rp47.110
Femara 2.5mg Fc per Tablet Rp80.182

Itu tadi beberapa obat yang biasanya diresepkan dokter untuk pengobatan jenis kanker tertentu. Ada baiknya, Anda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter spesialis terkait dosis yang disarankan.

[Update: Ditta]

[1] Ramli, H. Muchlis., Rainy Umbas, Sonar S. Panigoro. 2005. Deteksi Dini Kanker (Edisi III). Jakarta: FKUI Jakarta.

[2] Rasjidi, Imam. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesian Journal of Cancer, Vol. III(3): 103-108.

[3] Yudissanta, Arief dan Madu Ratna. 2012. Analisis Pemakaian Kemoterapi pada Kasus Kanker Payudara dengan Metode Regresi Multinomial (Studi Kasus Pasien di Rumah Sakit โ€œXโ€ Surabaya). Jurnal Sains dan ITS, Vol. 1(1): 112-117.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *