Bagi mereka yang tumbuh besar di era 1970-an sampai 1980-an, pasti sudah tidak asing dengan mobil pickup Suzuki Carry ST20. Masyarakat Indonesia lazim menyebut kendaraan ini sebagai Suzuki Truntung. Meski sudah tidak lagi diproduksi, namun produk bekas kendaraan ini masih banyak dicari, salah satunya karena memiliki harga yang cukup bersahabat.
Dirangkum dari berbagai sumber, Suzuki pertama kali meluncurkan Carry ST20 ke pasar Tanah Air sekitar tahun 1978, setelah sebelumnya dirilis di pasar Jepang pada tahun 1976. Di Indonesia, kendaraan ini memang bukan pickup pertama Suzuki, tetapi sebagai teman Suzuki Carry ST10 yang meluncur dua tahun lebih awal. Namun, dibandingkan generasi pertama, model ini menjadi pickup buatan Suzuki yang lebih populer.
Asal muasal kendaraan ini disebut sebagai Suzuki Truntung adalah karena gambaran suara atau onomatopeia dari mesin 2-tak yang terdengar seperti ‘turungtung… tung… tung… tung… truntung… tung… tung…’ Karena itu, untuk menyingkat penyebutan, maka konsumen Indonesia lantas menamai mobil ini dengan sebutan Suzuki Truntung.
Sebenarnya, proses produksi mobil ini hanya dilakukan di Iwata prefektur Shizouka, Jepang. Namun, karena aturan pajak kendaraan bermotor di Indonesia tahun 1973, maka kendaraan tersebut pun dirakit di dalam negeri. Awalnya, Suzuki Truntung muncul dalam bentuk pickup yang menurut pabrikan hanya bisa mengangkut barang dengan berat maksimal 350 kg. Kemudian, muncul juga Suzuki Truntung dengan bodi minibus bertepatan dengan masa jaya industri karoseri.
Pada era itu, Suzuki Truntung sebenarnya tidak sendirian di segmen pickup karena ada juga varian Hijet 500 buatan daihatsu dan Mitsubishi minicab yang bersaing di kelas yang sama. Namun, tampaknya Suzuki Truntung yang paling banyak beredar, dikarenakan harga mobil yang lebih murah serta konsumsi bahan bakar yang lebih irit.
Tidak butuh waktu lama, sejak resmi diluncurkan, Suzuki Truntung pun merebut atensi masyarakat Indonesia, terutama mereka yang berdomisili di daerah pedesaan dan pegunungan. Untuk daerah pedesaan, pickup Suzuki Truntung bersaing dengan Mitsubishi Colt T. Sementara, untuk area perkotaan, kendaraan ini lebih sering digunakan sebagai angkutan kota (angkot).
Di bagian jantung pacu, perusahaan asal Negeri Matahari Terbit membekali kendaraan ini dengan mesin F50A, mesin yang sama yang digunakan oleh Suzuki Jimny 550. Mesin F5A sendiri merupakan mesin tipe 2-stroke (2-tak), dengan konfigurasi tiga silinder, berkapasitas 500cc. Karena menggunakan mesin 2-stroke, maka mobil ini juga menggunakan oli samping layaknya motor 2-tak pada umumnya.
Dengan modal tersebut, Suzuki Carry ST20 aka Suzuki Truntung diklaim mampu memuntahkan tenaga maksimal 33 PS atau 24 kW pada putaran 4.500 rpm, sedangkan torsi puncak yang sanggup digapai sebesar 52 Nm atau 38 ft-lb pada putaran 3.000 rpm. Tenaga disalurkan ke roda melalui transmisi manual empat percepatan. Mesin masih menggunakan karburator untuk memasok bahan bakar dan platina untuk pengapian, sedangkan sistem pendinginan sudah selangkah lebih maju dengan menggunakan pendingin cairan atau water-cooled.
Meski tenaga dan torsi di atas kertas memang sangat kecil, namun kenyataannya, dengan konfigurasi mesin 2-tak tiga silinder, tarikan bawah Suzuki Truntung diklaim lumayan kencang. Beberapa orang malah ada yang menyebut bahwa akselerasi Suzuki Truntung ini mirip dengan sepeda motor yamaha RX King, yang juga sangat populer di era tersebut. Karena akselerasi yang lumayan cakep, banyak anak muda di dekade 1980-an yang iseng ikut serta dalam ajang slalom menggunakan kendaraan Suzuki Truntung ini.
Sementara, untuk fitur, versi pickup dan model minibus tidak jauh berbeda. Jangan harap ada fitur mewah di kendaraan ini. AC tidak tersedia dan sebagai gantinya, Suzuki menghadirkan ventilasi udara di bagian depan bawah grille. Velg memiliki diameter berukuran 10 inci, dan kaki-kaki depan menggunakan suspensi double wishbone serta per daun di sisi belakang, yang membuatnya lumayan nyaman di kelasnya, yang juga bisa dikatakan sebagai satu-satunya ‘kemewahan’ di mobil ini.
Suzuki sendiri memasarkan model Carry ST20 alias Truntung selama sekitar tujuh tahun hingga 1984. Produksi kendaraan resmi berhenti produksi pada tahun 1983 dan posisinya digantikan oleh Suzuki Carry 1000. Nama terakhir juga merupakan model yang sangat populer di Tanah Air, banyak dijadikan kendaraan keluarga dan angkutan kota di masanya.
Spesifikasi Suzuki Carry ST20 Truntung
Jenis | Pickup/Minibus |
Tipe | Carry ST20 |
Tipe Mesin | F5A, 2-stroke, 3 silinder, pendingin cairan |
Kapasitas Mesin | 550cc |
Diameter x Langkah | 61 mm x 61,5 mm |
Sistem Bahan Bakar | Karburator |
Daya Maksimal | 33 PS (24 kW) @ 4.500 rpm |
Torsi Maksimal | 52 Nm (38 ft-lb) @ 3.000 rpm |
Transmisi | Manual, 4-speed |
Sistem Pengapian | Platina |
Dimensi P x L | 3.195 mm x 1.395 mm |
Berat Kosong | 650 kg |
Bahan Bakar | bensin |
Di daerah perkotaan, mungkin sudah jarang populasi mobil ini dan kebanyakan mungkin sudah ‘dibesituakan’. Namun, di beberapa wilayah pelosok, ternyata mobil ini masih lumayan banyak beroperasi dan menjadi buruan kolektor dan pengusaha kecil. Nah, bagi Anda yang sedang berburu Suzuki Truntung, berikut kami sajikan informasi terbaru kisaran harga bekasnya di pasaran.
Harga Suzuki Carry ST20 Truntung
Tahun Produksi | Harga Bekas |
Suzuki Truntung 1979 | Rp26.000.000 |
Suzuki Truntung 1980 | Rp15.000.000 |
Suzuki Truntung 1982 | Rp18.000.000 |
Suzuki Truntung 1983 | Rp17.000.000 – Rp23.000.000 |
Suzuki Truntung 1984 | Rp24.000.000 |
Suzuki Truntung 1985 | Rp12.000.000 – Rp20.900.000 |
Suzuki Truntung 1986 | Rp18.000.000 – Rp25.000.000 |
Daftar harga Suzuki Carry ST20 alias Truntung di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk situs jual beli mobil second dan situs jual beli online. Daftar harga mobil Suzuki ST20 tersebut tidak mengikat dan bisa berbeda-beda di masing-masing wilayah. Sebagai perbandingan, tahun sebelumnya, kendaraan ini dijual dengan harga berkisar Rp11 juta hingga Rp32 juta, tergantung kondisi mobil.