Seseorang yang sudah mengalami gagal ginjal harus menjaga pola makannya karena banyak makanan yang justru bisa memperparah kondisi penyakitnya. Penderita sakit ginjal tidak bisa mengonsumsi buah dan sayur sesukanya dengan jumlah yang sama seperti orang sehat. Untuk menjaga kesehatan organ ginjal, ada sejumlah langkah sederhana yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan mengonsumsi susu yang diklaim baik untuk diet penderita gagal ginjal, seperti Nephrisol. Produk ini sudah dijual bebas di pasaran dengan harga yang terbilang masih terjangkau.
Apa Itu Gagal Ginjal?
Anda pasti sudah sering mendengar tentang penyakit gagal ginjal. Gagal ginjal, atau kerap disebut gagal ginjal kronik, merupakan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan baik.[1] Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah.[2]
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi, Hasil survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia, diperkirakan ada sekitar 12,5 persen dari populasi atau sebesar 25 juta penduduk Indonesia yang mengalami penurunan fungsi ginjal. Jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia sekitar 150 ribu orang dan yang menjalani hemodialysis sebesar 10 ribu orang.[3]
Pola Makan Pasien Gagal Ginjal
Saat seseorang mengalami gagal ginjal, mereka tidak bisa seenaknya mengonsumsi berbagai makanan. Harus dipahami bahwa ada sayur dan buah yang berpotensi memperparah kondisi kesehatan penderita. Karena itu, penderita gagal ginjal harus benar-benar mengetahui kandungan buah dan sayur yang dikonsumsi.
Penderita gagal ginjal sebaiknya mengurangi konsumsi buah-buahan karena sebagian buah-buahan berkadar kalium (potassium) tinggi. Kadar kalium yang sangat tinggi (hiperkalemia) dapat menyebabkan irama jantung terganggu. Penderita harus bisa membatasi jumlah konsumsi buah setiap harinya. Misalnya buah apel, penderita ginjal hanya bisa mengonsumsi setengahnya. Yang juga harus diingat, jika kondisi penderita ginjal sudah tidak bisa lagi berkemih, maka sebaiknya hentikan konsumsi buah dan sayur hingga lancar berkemih.
Sementara itu, bagi penderita yang belum menjalani cuci darah, dianjurkan untuk melakukan diet rendah protein 40 sampai 45 gram per hari. Hal ini tentunya tergantung fungsi ginjal penderita yang dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium. Jika fungsi ginjal kurang dari 15 persen, maka perlu melakukan cuci darah.
Lain lagi pada penderita gagal ginjal yang sudah lama alias menahun atau kronis. Penderita gagal ginjal kronis harus menjalani diet ketat dengan beberapa tujuan, antara lain untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta untuk menjaga agar penderita dapat beraktivitas seperti orang normal.
Pola makan yang seringkali dianjurkan bagi pasien gagal ginjal adalah diet rendah protein. Diet rendah protein adalah pola makan yang membatasi protein dari makanan atau konsumsi sehari-hari. Pada diet ini, asupan proteinnya lebih rendah dari kebutuhan normal. Tujuan diet ini menurut Kementerian Kesehatan adalah mencukupi kebutuhan zat gizi agar sesuai dengan fungsi ginjal, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, memperlambat penurunan fungsi ginjal lebih lanjut, serta menjaga stamina agar pasien dapat beraktivitas normal.
Membatasi asupan protein pada pasien gagal ginjal bukan tanpa sebab. Protein yang Anda konsumsi akan dicerna dan dipecah menjadi asam amino oleh tubuh dengan bantuan enzim. Pencernaan protein ini akan dimulai dari lambung, kemudian usus. Asam amino yang dicerna oleh tubuh lantas dibawa oleh aliran darah dan dikirim ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan.
Tubuh sendiri membutuhkan jumlah asam amino yang berbeda-beda, tergantung jenis asam aminonya. Protein yang telah selesai dicerna akan diproses oleh ginjal dan dibuang jika tidak diperlukan lagi. Zat pembuangan hasil pencernaan protein yang dikeluarkan oleh ginjal adalah urea pada urine (air kencing). Semakin banyak protein dicerna tubuh, semakin banyak pula asam amino yang disaring oleh ginjal dan membuat ginjal Anda bekerja lebih keras, terutama jika Anda adalah pasien gagal ginjal kronis yang ginjalnya sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Ini alasannya kenapa pasien gagal ginjal harus membatasi asupan protein.
Asupan protein yang dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal harus berbeda dengan orang yang tidak memiliki masalah gangguan ginjal. Menurut Kementerian Kesehatan, asupan protein dalam satu hari yang direkomendasikan untuk pasien gagal ginjal adalah 0,6 gram per kilogram berat badan. Dari rekomendasi tersebut, usahakan agar 60 persennya berasal dari protein hewani yang memiliki nilai biologis tinggi. Misalnya telur dan daging ayam, daging sapi, ikan, dan susu. Bahkan, telur disebut sebagai sumber protein yang sempurna karena mempunyai kandungan asam amino yang persis seperti asam amino yang ada di tubuh.
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan menu makanan yang baik khusus untuk pasien gagal ginjal kronik. Menu tepat bagi pasien sebab memiliki nilai gizi, yaitu energi sebanyak 2.030 kkal, protein sebanyak 40 gram, lemak sebanyak 60 gram, dan kalori harian sebanyak 336 gram. Berikut ide menu makanan yang dapat Anda coba di rumah.
Menu Diet Pasien Gagal Ginjal
| Jam Makan | Varian Menu Makanan |
| Makan Pagi/Sarapan
Pukul 07.00 WIB |
100 gram nasi (¾ gelas)
75 gram telur balado (1 butir kecil) 40 gram madu (2 sachet) 20 gram susu (4 sdm) 13 gram gula (1 sdm) |
| Snack/Camilan
Pukul 10.00 WIB |
50 gram kue talam (1 porsi)
13 gram gula (1 sdm) |
| Makan Siang
Pukul 12.00 WIB |
150 gram nasi (1 gelas)
50 gram daging sapi (1 potong sedang) 50 gram setup buncis wortel (½ gelas) 100 gram setup nanas (1 potong) |
| Selingan Sore
Pukul 14.30 |
50 gram puding (1 potong sedang)
3 sdm fla |
| Makan Sore
Pukul 16.00 |
150 gram nasi (1 gelas)
40 gram ayam panggang (1 potong sedang) 50 gram capcay goreng (½ gelas) 100 gram pepaya (1 potong) |
Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dibatasi oleh penderita gagal ginjal, misalnya sumber karbohidrat seperti nasi, jagung, kentang, makaroni, pasta, havermut, ubi. Lalu protein hewani, seperti daging kambing, ayam, ikan, hati, keju, udang, telur. Kemudian, sayuran dan buah-buahan tinggi kalium, seperti apel, alpukat, jeruk, pisang, pepaya dan daun pepaya, seledri, kembang kol, peterseli, buncis.
review Nephrisol
Selain makanan alami, sudah banyak perusahaan yang memproduksi produk yang diklaim cocok untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien gagal ginjal, salah satunya Nephrisol. Dilansir dari situs resminya, Nephrisol dikatakan sebagai nutrisi enteral khusus untuk gangguan fungsi ginjal, memiliki komposisi karbohidrat 63%, protein 7%, dan lemak 30%, serta dengan kandungan mineral maupun vitamin yang jumlahnya telah disesuaikan bagi kondisi penyakit ginjal kronik pre-dialisis. Produk ini juga dikatakan punya kandungan protein yang rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan pasien gagal ginjal.
Nephrisol dapat diberikan kepada pasien gagal ginjal atau penyakit hati kronik berat yang mengalami malnutrisi sehingga sulit memenuhi kebutuhan nutrisi harian dari makanan bias. Cara penyajian yang dianjurkan adalah menyiapkan 200 ml air matang hangat dengan suhu 70 derajat Celcius, kemudian masukkan 1 sachet (67 gram) Nephrisol, lalu aduk hingga tercampur homogen. Produk ini dapat diberikan sampai enam kali per hari, sesuai kebutuhan pasien.
Harga Nephrisol
| Varian Nephrisol | Harga |
| Nephrisol Vanilla 201 gr | Rp77.320 – Rp85.519 |
| Nephrisol-D 231 gr | Rp80.000 |
| Nephrisol-D Vanilla 185 gr | Rp89.292 |
| Nephrisol Coklat 201 gr | Rp90.000 |
Informasi harga Nephrisol di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk apotek dan situs jual beli online. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, harga Nephrisol saat ini cenderung n. Harga Nephrisol 201 gram misalnya, awalnya Rp67 ribuan dan sekarang menjadi Rp77 ribuan, sedangkan harga Nephrisol-D 231 gram yang semula Rp73 ribuan, naik menjadi Rp80 ribuan.
(Update: Panca)
[1] Cahyaningsih, Niken D. 2011. Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal, Yogyakarta: Cendekia Press.
[2] Ali, Alfians R. Belian, Gresty N. M. Masi, Vandri Kallo. 2017. perbandingan kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Comorbid Faktor Diabetes Melitus dan Hipertensi di Ruangan Hemodialisa RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. e-Journal Keperawatan UNSRAT Manado, Vol. 5(2): 1-9.
[3] Ibid.
