Apakah Anda pernah mendengar alat bernama splicer? Jika belum, ini adalah perangkat yang digunakan terutama untuk menyambungkan serat optik dan untuk menyambungkan core serat optik. Di pasaran dalam negeri, sudah ada banyak merk splicer, salah satunya buatan Sumitomo. Namun, harganya memang tidak dapat dikatakan murah, rata-rata puluhan juta rupiah per unit.
Metode penyambungan fiber optic terbagi menjadi dua, yakni fusion splicing dan mechanical splicing.[1] Fusion splicing menggunakan metode fusi, yaitu peleburan dua ujung fiber optic sehingga penyambungannya bersifat permanen, sedangkan mechanical splicing memakai alat bantu fiberlock. Penyambungan mechanical splicing dilakukan agar rambatan cahaya dapat melewati fiber optic yang putus sehingga penyambungannya tidak dilakukan secara permanen. Metode mechanical splicing merupakan metode alternatif agar fiber optic bisa merambat dengan baik.[2]
teknik penyambungan kabel fiber optic untuk menyambung dua core fiber secara permanen dengan menggunakan panas batang elektroda. Proses yang dilakukan dalam penyambungan kabel fiber optic menggunakan fusion splicing antara lain pengupasan outer jacket, pengupasan coating, pengupasan cladding, pemotongan core fiber menggunakan cleaver agar diameter core tegak lurus, pembersihan core fiber menggunakan sticklers alcohol 90%, memasukkan sleeve protection pada kabel fiber optic, penyambungan core fiber menggunakan alat ARC fusion splicer, dan pemanasan tube sleeve protection agar titik sambungan tidak patah.[3]
Apa Itu Splicer?
Seperti disinggung di atas, untuk proses penyambungan kabel fiber optic, diperlukan alat bantu bernama fusion splicer atau kerap disebut splicer saja. Ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan sebuah core serat optik, biasanya terbuat atau berbasis kaca, dan mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah diubah menjadi sebuah media sinar berbentuk laser.
Menggunakan sistem komputer yang canggih, dengan kedua ujung serat optik akan diatur secara otomatis t sehingga sejajar, kemudian batang elektroda akan meleburkan kedua ujung serat tersebut secara bersamaan dengan waktu yang sangat singkat sehingga kedua ujung dapat tersambung. Redaman yang dihasilkan alat ini berkisar di bawah 0.03 dB, tergantung dari baik atau buruknya pengupasan dan pemotongan kabel optik.
Varian Splicer Sumitomo
Di pasaran dalam negeri, sudah ada banyak produk splicer, salah satunya buatan Sumitomo. PT Sumitomo Indonesia adalah perusahaan yang mengelola lima unit bisnis yang terdiri dari produk logam, sistem transportasi dan konstruksi, lingkungan dan infrastruktur, barang dan jasa terkait media, jaringan, dan gaya hidup, serta sumber daya mineral, energi, kimia, dan produk elektronik.
Ada beberapa varian splicer yang telah dirilis ke pasaran Indonesia, dan satu yang cukup terkenal adalah Sumitomo Z2C. Splicer Sumitomo Z2C telah dilengkapi dengan lebih banyak teknologi dan fitur yang sangat berguna saat konstruksi pengelasan konektor serat optik sebagai standar IP52, dikatakan tahan goncangan, intrusi anti-kotoran, serta didukung layar sentuh.
Fitur unggulan alat ini antara lain dilas dengan inti otomatis penjajaran serat optik (Core-to-Core Alignment), layar sentuh yang user-friendly, resistansi tinggi terhadap standar IP52, perlindungan terhadap debu/air dan guncangan, pengelasan cuma 6 detik dan pemanasan 15 detik, bobot ringan hanya 1,7 kg (belum termasuk baterai), kapasitas baterai hingga 6300 mAh., serta elektroda las busur erupsi ER-10 dengan elektroda hidup hingga 6000 kali.
Selain itu, ada pula Sumitomo T400S, dengan konsep Super-Wide yang menyediakan rentang penyesuaian posisi serat yang lebih luas pada sumbu X dan Y dibandingkan dengan splicer konvensional. Super-Wide membuat produk ini dikatakan toleran terhadap serat yang dibersihkan secara tidak sempurna dan kurang sensitif terhadap serat yang salah penempatan oleh operator yang tidak terampil.
Sumitomo T400S dengan Super-Wide disebutkan membantu, bahkan operator yang tidak berpengalaman, melakukan pekerjaan penyambungan dengan cepat dan akurat, menekan biaya pemasangan FTTX. Untuk fleksibilitas FTTX lebih lanjut, Multi-Clamp universal T400S dan pemegang serat yang dapat dilepas memungkinkan penyambungan berbagai macam media pelapis serat. Sumitomo T400S dapat menangani kabel FTTH, kabel tahan banting, penyangga longgar dan serat berlapis sekunder, serat berlapis primer, dan konektor rakitan lapangan Splice-On.
Harga Splicer Sumitomo
Varian Splicer Sumitomo | Harga |
Sumitomo T400S | Rp35.500.000 โ Rp46.000.000 |
Sumitomo Z2C | Rp65.300.000 โ Rp73.00.000 |
Sumitomo T82C | Rp81.500.000 โ Rp99.220.000 |
Sumitomo Z1C | Rp89.000.000 |
Daftar harga splicer Sumitomo di atas sudah kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk toko perkakas teknik dan sejumlah situs jual beli online. Perlu Anda catat bahwa harga splicer Sumitomo tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Selain itu, harga di masing-masing tempat bisa saja berbeda meskipun produk yang ditawarkan sama.
Jika produk baru Anda rasa harganya sangat mahal, Anda tidak perlu risau. Pasalnya, Anda masih bisa membeli splicer Sumitomo dalam kondisi bekas. Di pasaran dalam negeri, Sumitomo Z1C second misalnya, sekarang ditawarkan dengan harga Rp23 juta sampai Rp53 jutaan, tergantung kondisi barang.
[1] Hartanto, Muhammad Ghaniy, Winarno Sugeng, Rio Korio Utomo. 2016. Pembangunan Aplikasi Penyambungan Kabel Fiber Optic Menggunakan Metode Fusion Berbasis Simulasi. Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, Vol. 2(3): 263-274.
[2] Ibid.
[3] Keiser, Gerd. 2010. Optical Fiber Communications. Singapore: McGraw Hill.