Update Definisi Harga Retail dan Cara Menghitung Harga Jual per Unit

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan retail. Bisa pula dikatakan sebagai pedagang eceran, retail adalah mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan menjadi mata rantai terakhir dalam suatu proses distribusi, karena suatu produk dapat bertemu langsung dengan konsumen atau pengguna.[1] Dalam menjual barang, setiap retailer punya kebijakan masing-masing dalam menentukan harga jual produk, apakah mahal atau murah.

Ilustrasi: perhitungan biaya (sumber: orderspace.com)
Ilustrasi: biaya (sumber: orderspace.com)

Apa Itu Retail?

Dikutip dari berbagai sumber, retail adalah suatu usaha atau bisnis yang menjual produk atau jasa kepada konsumen individu atau konsumen akhir untuk digunakan sendiri atau tidak dijual kembali. Berdasarkan pengertian ini, jika perusahaan pabrik menjual kepada grosir atau pedagang lain, dan barang tersebut dijual kembali, maka tidak termasuk sebagai pelaku retail.

Bacaan Lainnya

Secara umum, setidaknya ada empat fungsi retail, yakni membeli dan menyimpan barang, memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir, memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut, serta memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).[2] Retail tidak hanya menjual serangkaian brand, tetapi juga menjual โ€˜dirinya sendiri’ sebagai tujuan untuk membeli produk.

Di Indonesia sendiri, retail memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB) dan juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Angka pertumbuhan bisnis retail di negara ini secara umum dipengaruhi kekuatan daya beli masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan juga adanya kebutuhan masyarakat akan pemenuhan produk konsumsi.[3]

Baca juga  Perbedaan Tembaga Baru dan Bekas

Bisnis ritel dapat dibagi menjadi tiga kelompok perdagangan eceran, yakni grosir atau sering disebut pedagang besar, pengecer menengah dengan sekitar 500 gerai, dan minimarket modern. Namun, jika retail juga dapat dikatakan sebagai pedagang eceran, menurut Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan Indonesia, jenis perdagangan eceran mencakup pasar tradisional, supermarket, department store, pasar grosir, pasar grosir tradisional, pasar grosir modern, pusat perbelanjaan atau mall, toko bebas pajak, pasar percontohan, pertokoan, dan pasar induk.[4]

Jika Anda masih bingung, beberapa contoh retail yang telah berkembang pesat di dalam negeri antara lain PT Matahari Department Store Tbk., PT Matahari Putra Prima Tbk. atau Hypermart, Boston Drugs & Pharmacy Stores, PT Gramedia Asri Media, PT Indomarco Prismatama atau Indomaret, PT Sumber Alfaria Trijaya atau Alfamart, PT MAP Aktif Adiperkasa atau Sport Station, serta PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. atau Ramayana.

Harga Retail

Seperti usaha perdagangan pada umumnya, tentunya bisnis retail sangat mempertimbangkan harga. Lalu, apa itu harga retail? Sebenarnya, tidak ada definisi pasti mengenai harga retail. Namun, secara umum, harga retail dapat dikatakan sebagai harga yang ditawarkan masing-masing retailer atas produk yang mereka jual. Ada yang memilih memberikan harga mahal tetapi diberi diskon, ada pula yang memang memasang harga rendah.

Baca juga  Perbedaan Tembaga Baru dan Bekas
Ilustrasi: transaksi jual beli (sumber: cnn indonesia)
Ilustrasi: transaksi jual beli (sumber: cnn indonesia)

Untuk bisa bersaing, memang salah satu strategi yang kerap digunakan manajemen adalah strategi harga.[5] Pasalnya, strategi harga ini telah dibuktikan sangat berperan dalam memengaruhi keputusan konsumen. Sejumlah strategi harga yang digunakan adalah diskon pembelian di depan, harga pengumuman awal, dan unit akhir harga.

Cara Menentukan Harga Retail

  • Harga markup, biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya akuisisi (modal) produk. Biaya perolehan dapat menjadi biaya pembelian barang atau jasa atau biaya produksi. Jika memakai metode ini, rumus yang dapat diterapkan adalah Harga Jual = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Markup).
  • Harga Margin, sedikit berbeda dengan harga markup, karena kita menambah persentase ke harga akuisisi. Namun, pada persentase harga margin diperoleh dari perbandingan harga jual dan harga modal. Rumus harga margin adalah Margin = (Harga Jual โ€“ Harga Perolehan) : Harga Jual.
  • Harga Keystone, adalah metode pengaturan harga ketika barang dagangan dihargai untuk dijual kembali dengan jumlah dua kali harga grosir atau biaya perolehan produk. Di Indonesia sendiri, metode ini sering ditemui dalam bisnis konsinyasi ketika barang yang dijual disimpan di department store misalnya.

Selain metode di atas, Anda pun bisa menggunakan harga yang dianjurkan oleh pemilik merk, kerap disebut MSRP (Manufacturer’s Suggested Retail Price). Meski demikian, tidak berarti Anda mengikutinya mentah-mentah. Anda masih harus menghitung biaya perolehan barang tersebut. Metode perhitungan yang sangat membantu untuk keperluan ini adalah metode margin.

Baca juga  Perbedaan Tembaga Baru dan Bekas

Contoh Menghitung Harga Jual per Unit

  • Metode Markup Pricing. Jika Anda punya 50 pasang sandal dengan harga modal Rp56.000 per pasang dan ingin mendapatkan Rp20.000 per pasang, maka harga jualnya adalah Rp56.000 + Rp20.000 = Rp76.000.
  • Metode Harga Margin. Jika Anda sudah menentukan harga bakso sebesar Rp18.750 dan biaya perolehan sebesar Rp15.000, maka margin yang Anda dapatkan menjadi (Rp18.750 โ€“ Rp15.000)/Rp18.750 = 0,2 atau 20%.
  • Metode Harga Keystone. Jika Anda punya 100 setelan kemeja dengan harga modal Rp80.000 dan ingin memperoleh keuntungan hingga dua kali lipat, maka harga jualnya adalah Rp80.000 x 2 = Rp160.000.

Beberapa metode cara menentukan harga dapat memiliki penilaian yang berbeda. Anda memilih metode harga markup misalnya, itu tidak berarti semua item Anda jual dengan markup 25%. Mungkin ada yang lebih tinggi karena barang itu laris manis dan sulit di pasar, atau tidak ada pesaing lain yang menjual. Ada juga item yang marginnya sangat kecil karena tersedia di mana saja.

[1] Soliha, Euis. 2008. Analisis Industri Ritel di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 15(2): 128-142.

[2] Sejati, Veny Ari. 2015. Strategi Periklanan pada Bisnis Retail. Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Vol. 2(4): 235-242.

[3] Soliha, Euis.Op cit.

[4] Ibid.

[5] Siringoringo, Hotniar. 2007. Persepsi Harga Produk di Pasar Retail Modern. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma, Vol. 1(1): 18-24.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *