Perbedaan & Update Harga Solar dan Biosolar

Ketika Anda mengisi bahan bakar kendaraan di , pasti pernah melihat papan nama bertuliskan biosolar. Ini adalah salah satu jenis bahan bakar yang sebenarnya sudah eksis sejak lama. Bahkan, pemerintah menganjurkan semua kendaraan bermesin diesel untuk memakai bahan bakar jenis ini. Lalu, apa itu biosolar? Apa bedanya dengan solar biasa dan berapa harganya?

Solar (Sumber: Biofuels)
Solar (Sumber: Biofuels)

Pengertian Solar

Sebelum membahas mengenai biosolar, tidak ada salahnya jika kita mengulik sedikit mengenai solar. Ini adalah salah satu jenis bahan bakar yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi, pada dasarnya minyak mentah dipisahkan fraksi-fraksinya pada proses destilasi sehingga dihasilkan fraksi solar dengan titik didih 250 sampai 300 derajat Celcius. Penggunaan solar pada umumnya untuk bahan bakar semua mesin diesel dengan putaran tinggi (di atas 10.000 rpm).

Bacaan Lainnya

Kualitas penyalaan bahan bakar solar yang berhubungan dengan kelambatan penyalaan, tergantung pada komposisi bahan bakar. Kualitas bahan bakar solar dinyatakan dalam angka cetan dan dapat diperoleh dengan jalan membandingkan kelambatan nyala bahan bakar solar dengan kelambatan nyala bahan bakar pembanding.

Apa Itu Biosolar?

Semakin menipisnya cadangan minyak bumi, membuat munculnya berbagai macam energi alternatif, salah satunya biosolar atau sering juga disebut biodiesel. Biosolar dapat dikatakan sebagai ester asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau hewani melalui reaksi transesterifikasi atau esterifikasi dan digunakan sebagai bahan bakar diesel.[1]

Biodiesel merupakan bahan yang sangat potensial digunakan sebagai pengganti bahan bakar diesel. Hal ini disebabkan bahan bakunya yang berasal dari minyak nabati, dapat diperbaharui, dapat dihasilkan secara periodik, dan mudah diperoleh. Selain itu, dari segi harga, biodiesel relatif stabil dan produksinya mudah disesuaikan dengan kebutuhan.[2] Biosolar pun dapat digunakan pada kebanyakan mesin diesel tanpa modifikasi, bersifat lebih ramah lingkungan karena dapat terurai di alam, non-toksik, efisiensi tinggi, emisi buang kecil, serta kandungan sulfur dan aromatik rendah.[3]

Biofuel atau BBN sendiri telah menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan energi terbarukan karena memiliki potensi sumber daya yang sangat besar di Indonesia. Indonesia yang sejak dahulu telah dikenal sebagai pertanian dengan berbagai jenis minyak nabati sangat cocok untuk mendukung pengembangan biofuel.[4]

Sejak tahun 2016 lalu, pemerintah Indonesia juga telah mewajibkan semua jenis kendaraan yang bermesin diesel untuk menggunakan bahan bakar biosolar 20 persen atau lebih populer dengan sebutan B20. Secara ringkas, ini program pemerintah yang mewajibkan pencampuran 20 persen biodiesel dengan 80 persen bahan bakar minyak jenis solar.

Biosolar dan Solar (sumber: Gaikindo)
Biosolar dan Solar (sumber: Gaikindo)

Kemudian, pada bulan Januari 2020, program pemerintah mewajibkan pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar, yang menghasilkan produk biosolar B30. Program ini sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

Masyarakat sudah bisa mendapatkan BBM jenis ini di hampir seluruh SPBU Pertamina di Indonesia. Secara tampilan, sebenarnya tidak ada perbedaan antara biosolar B30 dengan B20 atau solar-solar sebelumnya. Namun, ketika masuk dalam tangki mobil, bahan bakar ini akan berubah menjadi gel atau membeku, dan kondisi ini memang bisa terjadi di dengan suhu udara yang dingin.

Berubahnya bahan bakar menjadi gel dapat diketahui jika mobil digoyangkan tidak terdengar suara air bergerak, terutama di bagian tangki. Kondisi ini akan membuat mesin lebih sulit dinyalakan, terutama jika mobil didiamkan semalaman. Meski demikian, kondisi tersebut dinilai normal dan akan cepat cair, terutama ketika sudah ada sinar matahari.

Perbedaan Solar dan Biosolar

  • Dari segi bahan, biosolar adalah campuran solar dengan minyak nabati atau hewani, atau sesuatu yang organik. Sementara, solar adalah bahan bakar yang diperoleh murni dari penyulingan minyak bumi.
  • Solar mengandung sulfur, sedangkan biosolar mengandung minyak nabati.
  • Dari segi cetane number, biosolar memiliki angka 48, menjadi varian terendah yang dimiliki Pertamina. Sebagai perbandingan, Dexlite punya cetane number minimal 51, sedangkan cetane number Pertamina Dex berada di angka 53, dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm.

Saat ini, program mandatori biosolar yang dijalankan pemerintah baru mencapai tahap biosolar 30 persen dan 70 persen solar dengan nama produk biosolar. Lalu, berapa harganya saat ini?

Perbedaan Solar dan Biosolar di Pasaran - otomotif.kompas.com
Perbedaan Solar dan Biosolar di Pasaran – otomotif.kompas.com

Harga Biosolar di Indonesia

Terhitung per Juli 2022, Pertamina mematok harga biosolar yang dijual di SPBU sebesar Rp5.150 per liter. Harga tersebut terpantau turun dari kebijakan Pertamina sebelumnya yang menjual biosolar seharga Rp9.400 per liter. Meski harganya relatif turun, pemerintah sebenarnya harus membayar subsidi sebesar Rp13 ribu per liter karena harga pasarannya saat ini mencapai Rp18.150 per liter.

Harga BBM Pertamina Lainnya

Jenis Produk Harga per Liter
Pertalite Rp7.650
Pertamax Rp12.500
Dexlite Rp17.800
Pertamax Turbo Rp17.900
Pertamina Dex Rp18.900

Informasi harga tersebut kami rangkum dari situs resmi Pertamina untuk wilayah Pulau Jawa. Perlu diingat, harga tersebut tentu tidak mengikat dan dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu, tergantung kebijakan Pertamina. Untuk info lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi situs resmi Pertamina.

Mengisi Bahan Bakar Kendaraan di SPBU - @Jennifer Latuperisa-Andresen
Mengisi Bahan Bakar Kendaraan di SPBU – @Jennifer Latuperisa-Andresen

[Update: Ditta]

[1] Darmoko. D dan M. Cheriyan. 2000. Kinetics of Palm Oil Transesterification in a Batch Reactor. J. Am. Oil Chem. Soc., Vol. 77: 1263-1267.

[2] Aziz, I. 2010. Performance Mesin Diesel Menggunakan Biodiesel dari Minyak Goreng . Jurnal Kimia Valensi, Vol. 1(6).

[3] Murtiningrum dan Alfa Firdaus. 2015. Perkembangan Biodiesel di Indonesia Tinjauan Atas Kondisi Saat Ini, Teknologi Produksi & Analisis Prospektif. Jurnal PASTI, Vol. IX(1): 35.45.

[4] Ibid.

Pos terkait