Update Harga Micardis 40mg dan 80mg (Tablet dan Box)

Untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi serta menurunkan risiko serangan jantung atau stroke, pasien dapat mengonsumsi obat yang mengandung Telmisartan, salah satunya Micardis. Tersedia dalam dosis 40 mg dan 80 mg, obat ini sudah bisa diperoleh di sejumlah apotek dengan harga yang memang tidak bisa dikatakan murah, mencapai puluhan ribu rupiah per tablet.

Micardis 80 mg (sumber: shopee)
Micardis 80 mg (sumber: shopee)

Anda mungkin sudah tidak asing dengan penyakit bernama hipertensi. Hipertensi adalah suatu kondisi meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mm Hg dan diastolic lebih dari atau sama dengan 90 mm Hg.[1] Penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni hipertensi primer yang penyebabnya sering tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.

Bacaan Lainnya

Meskipun tidak menular, hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat, serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskular, stroke, retinopati, dan penyakit ginjal.[2] Bahkan, di Indonesia, hipertensi dikatakan menjadi penyebab kematian semua umur tertinggi ketiga.[3]

Sebenarnya, hipertensi dapat dicegah dan dikelola melalui intervensi gaya hidup, mempertahankan berat badan yang , aktivitas fisik, penerapan pola makan yang sehat, berhenti merokok, dan manajemen stres.[4] Sayangnya, tidak semua orang mampu melaksanakan tips tersebut, dan bahkan masih banyak yang enggan melakukannya.

Indikasi Micardis

Dengan kesadaran masyarakat yang masih rendah, tentu saja jumlah kasus hipertensi di dalam tidak beranjak turun. Untung saja, saat ini sudah ada banyak obat yang diklaim dapat menurunkan tekanan darah tinggi, bahkan sekaligus mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, salah satunya Micardis 80 mg yang telah tersedia di banyak apotek.

Dilansir dari Apotek K24, Micardis adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dan gagal jantung kongestif. Pasalnya, Micardis sudah mengandung zat aktif Telmisartan, yaitu obat golongan ARBs (Angiotensin Receptor Blockers) yang bekerja dengan memberikan efek vasodilator, yakni mencegah angiotensin menempel pada reseptor supaya sel otot tidak berkontraksi dan menyebabkan pembuluh darah melebar dan tekanan darah menjadi turun.

Ilustrasi: mengonsumsi obat (sumber: healthline.com)
Ilustrasi: mengonsumsi obat (sumber: healthline.com)

Dosis Micardis

Micardis hanya boleh dikonsumsi oleh orang dewasa. Untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi, dosis yang disarankan adalah 20 sampai 80 mg, satu kali sehari. Sementara, untuk mencegah serangan jantung dan stroke, dosis yang dikonsumsi adalah 80 mg, satu kali sehari. Obat ini dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan.

Jika lupa mengonsumsi Micardis, disarankan segera meminumnya jika jadwal dosis berikutnya belum terlalu dekat. Namun, jika dosis berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis Micardis pada jadwal berikutnya untuk menggantikan dosis sebelumnya. Obat harus terus dikonsumsi sampai habis atau selama waktu yang telah ditetapkan oleh dokter.

Peringatan Konsumsi Micardis

  • Sebelum mengonsumsi Micardis, konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat atau bahan tertentu.
  • Hati-hati mengonsumsi obat ini jika Anda menderita penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit jantung, diabetes, gangguan empedu, kadar kalium yang tinggi dalam darah (hiperkalemia), atau mengalami dehidrasi.
  • Sebelum mengonsumsi Micardis, informasikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal lain.
  • Sebelum melakukan operasi atau perawatan gigi, informasikan ke dokter bila Anda sedang mengonsumsi obat ini.
  • Sebelum mengonsumsi obat ini, konsultasikan dengan dokter bila Anda sedang menggunakan suplemen kalium, karena obat ini dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah.
  • Jangan menyetir, menjalankan mesin, atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan tinggi selama mengonsumsi Micardis, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
  • Segera temui dokter jika mengalami gejala overdosis.

Jika Anda membutuhkan Micardis, Anda sudah dapat membelinya di berbagai apotek. Selain itu, obat ini juga bisa Anda beli di sejumlah toko khusus obat atau memesan lewat situs jual beli online. Harga yang ditawarkan bervariasi, tetapi memang dapat dikatakan cukup lumayan. Sebagai referensi, berikut kisaran harga Micardis dalam dosis 40 mg dan 80 mg.

Tablet Micardis 80mg (sumber: pharmez.ph)
Tablet Micardis 80mg (sumber: pharmez.ph)

Harga Micardis

Kemasan Micardis Harga
Micardis 40 mg tablet Rp24.365 per tablet
Micardis 40 mg box Rp57.500 – Rp80.000 per box
Micardis 80 mg tablet Rp31.841 per tablet
Micardis 80 mg box Rp123.443 per box
Micardis Plus 80 mg tablet Rp32.638 per tablet
Micardis Plus 80 mg box Rp560.000 per box

Harga Micardis di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk sejumlah apotek besar. Perlu Anda catat bahwa harga Micardis 80 mg tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada tahun sebelumnya, harga Micardis 80 mg sekitar Rp31 ribu hingga Rp35 ribuan per tablet.

Efek Samping Micardis

Ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Micardis, antara lain pusing atau pening (terutama ketika bangun tidur), gejala flu (lemas dan batuk), gangguan fungsi ginjal, serta gangguan pencernaan seperti mual, sakit perut, dan diare. Efek samping umumnya akan mereda seiring penyesuaian tubuh terhadap obat. Namun, jika efek samping terus berlanjut atau bahkan memburuk, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

[1] Kartikasari, Agnesia Nuarima. 2012. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang (Skripsi). Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

[2] Ibid.

[3] Departemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007. Laporan Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

[4] Hardati, Ana Tri dan Riris Andono Ahmad. 2017. Aktivitas Fisik dan Kejadian Hipertensi pada Pekerja: Analisis Data Riskesdas 2013. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33(10): 467-474.

Pos terkait