Harga Kopi Arabika di Pasar Internasional Lebih Tinggi dari Kopi Robusta

Produktivitas kopi di (Jatim) pada 2014 mengalami kenaikan yang cukup tajam. Berdasar catatan Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI) Jatim, hingga November 2014, produksi kopi mencapai 220.000 ton atau naik 40–50 persen dari tahun lalu.

Kenaikan produksi itu didorong oleh hasil panen yang membaik karena cuaca sepanjang tahun ini cukup bersahabat bagi tanaman asal Afrika tersebut. Selain itu, harga kopi di pasar internasional dan domestik lebih baik daripada produksi kopi Brasil yang mengalami penurunan karena gagal panen.

Bacaan Lainnya

“Tahun ini, pasar kopi internasional maupun domestik sedang bergeliat meskipun kondisi ekonomi kurang begitu bagus. Permintaan kopi mampu diimbangi hasil panen petani,” terang Ketua APKI Jatim Bambang Sriono saat dikonfirmasi kemarin (22/12).

Berdasar catatan APKI, harga kopi arabica di pasar internasional mencapai USD 3.500–USD 5.000 per ton. Harga kopi jenis robusta di pasar internasional berkisar USD 2.300–USD 3.000 per ton.

Indikator kenaikan permintaan kopi di level internasional tidak lepas dari banyaknya pembeli yang mengunjungi Jatim untuk berbelanja kopi.

kopidijemurBeberapa perwakilan pembeli dari Eropa, seperti Belanda, Belgia, Inggris, Polandia, dan Jerman, mengunjungi sentra kopi Jatim yang berada di Situbondo.

Demikian juga perwakilan pembeli asal Maroko. Mereka mengunjungi Indonesia untuk melakukan penjajakan peningkatan pembelian. Padahal, menurut Bambang, serapan produksi kopi Jatim terbesar masih di pasar dalam negeri yang berkontribusi 70 persen, sedangkan ekspor hanya 30 persen.

“Pasar terbesar ekspor kita masih Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk jenis arabica. Ekspor jenis robusta lebih banyak di Asia, seperti Jepang dan Selatan. Satu lagi pasar kita di Afrika adalah Maroko untuk jenis robusta,” urainya.

APKI berharap, tingginya demand di level internasional tahun ini berlangsung hingga 2015. Tak hanya meningkatkan produksi kopi, APKI juga berupaya untuk memperbaiki kualitasnya. Apalagi, pemerintah telah menggalakkan program gerakan nasional peningkatan produksi tanaman pangan. (rif/c1/jay)

Pos terkait