Kecap merupakan salah satu bumbu masakan yang hampir selalu tersedia di dapur. Dengan kecap, aneka masakan akan terasa lebih sedap dan gurih. Kecap umumnya dikemas dalam botol kaca atau botol plastik untuk menjaga kebersihan dan kualitasnya. Selain itu, tersedia pula kemasan sachet yang dibanderol dengan harga lebih ekonomis.
Asal muasal kemasan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan produsen mi instan yang harus melengkapi produknya dengan kecap dalam kemasan sachet. Namun ternyata, terbuka peluang untuk memasarkan kecap sachet ini pada segmen pasar tertentu yang membutuhkan kecap dalam kemasan sachet.[1]
Kecap yang berkualitas baik memenuhi beberapa kriteria, yaitu dalam hal kadar protein, cita rasa, kekentalan, warna, daya tahan, dan endapan. Semakin tinggi kadar proteinnya maka semakin tinggi kualitas kecap tersebut. Kadar protein dalam kecap berkaitan erat dengan kandungan unsur N (nitrogen) dalam kedelai sebagai bahan baku kecap. Fermentasi kedelai dalam proses pembuatan kecap akan menguraikan unsur N. Fermentasi ini akan berjalan baik seiring dengan aktifnya mikroba pelapuk golongan kapang seperti Aspergillus sp dan Rhizopus sp.[2]
Dari aspek gizi, kecap merupakan sumber protein yang cukup baik, karena mengandung asam-asam amino esensial yang cukup tinggi. Kecap mengandung pula zat gizi lain, seperti lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang jumlahnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan protein. Akan tetapi karena tujuan utama pemakaian kecap adalah sebagai penyedap makanan, maka pemakaian kecap dalam masakan sehari-hari tidaklah terlalu banyak.
Dari segi nilai gizi, kecap tidak akan memberikan sumbangan berarti, karena kecap tidak dikonsumsi dalam jumlah banyak setiap harinya. Tetapi Anda jangan lupa bahwa karena kecaplah maka berbagai masakan menjadi lebih sedap sehingga selera makan kita meningkat. Jadi bukan dari kecapnya kita mendapatkan tambahan nilai gizi, tetapi dari makanan yang berbumbu kecap tersebut. Dengan demikian, kecap memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan asupan zat gizi dalam kehidupan kita sehari-hari.[3]
Seperti yang Anda tahu, pilihan merek kecap di pasaran ada beragam, baik kecap manis maupun asin. Berikut informasi harga kecap sachet dalam berbagai merk.
Daftar Harga Kecap Sachet Manis dan Asin
Merek Kecap Sachet | Harga (Rp) |
Kikkoman Soy Sauce Shoyu – Kecap Asin Khas Jepang 5 ml | 750 |
Kecap sachet Nasional | 1.000 |
Kecap asin Mikado sachet ecer | 1.000 |
Kikkoman Kecap Manis Khas Jawa sachet 25 gr | 2.500 |
Kecap Sawi sachet 60 ml | 3.000 |
Kecap asin Mikado per pack isi 5 sachet | 3.450 |
Kecap sachet Nasional @16 ml x 18 sachet (per pack) | 4.000 |
Kecap manis Indofood sachet 17 ml 1 renteng 10 pcs | 5.000 |
Kecap ABC sachet 15 ml renceng (12 pcs) | 5.400 |
Kecap ABC Pedas isi 10 sachet | 7.500 |
Kecap manis Sedaap renceng isi 12 sachet | 8.000 |
Kecap Bango sachet 20 ml (12 pcs) per renceng | 10.900 |
Kecap Benteng SH 17 ml sachet 1 pack isi 20 | 13.000 |
Kecap Anggur refill kemasan sachet 450 ml | 19.000 |
Kecap Lele sachet 50 ml 1 lusin (12 pcs) | 29.000 |
Kikkoman Soy Sauce 5 ml Halal isi 100 Sachet | 79.000 |
Kecap renceng ABC isi 192 x 15 ml (sachet) 1 karton | 121.000 |
Kecap manis Sedap 1 karton 22 ml x 192 sachet | 132.000 |
Kecap Bango sachet 20ml 1 dus (karton) isi 144 pcs | 135.000 |
Informasi harga kecap sachet di atas dirangkum dari berbagai sumber. Perlu Anda ketahui bahwa harga kecap kemasan sachet dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, harga kecap sachet tahun 2022 mengalami kenaikan. Sebagai contoh, kecap asin Mikado sachet ecer yang dibanderol Rp600 tahun 2021, naik menjadi Rp1.000 tahun 2022.
Selain itu, harga kecap sachet dalam berbagai merek di setiap tempat bisa saja berbeda-beda, tergantung dari promo atau penawaran pihak penjual. Jika Anda sedang mencari kecap kemasan sachet, Anda bisa membelinya di toko, minimarket, atau pusat perbelanjaan terdekat yang ada di kota tempat tinggal Anda.
[Update: Almas]
[1] Julianti, S. 2014. The Art of Packaging. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm 17.
[2] Purwandari, AW. 2007. Kecap. Jakarta: Ganeca Exact, hlm 10.
[3] Astawan, M. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-bijian. Jakarta: Penebar Swadaya, hlm 103.