Jika Anda memiliki kabel yang sudah tidak terpakai, baik bekas kabel listrik PLN atau lainnya, jangan terburu dibuang dulu. Pasalnya, jika dikumpulkan dan menjadi banyak, Anda bisa menjual kabel tembaga ini ke pengepul barang bekas. Di pasaran, harga kabel tembaga kupas saat ini cukup menjanjikan, sering mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram, tergantung kondisi barang, kualitas, dan negosiasi dengan pembeli. Dengan meningkatnya kesadaran akan daur ulang dan permintaan global untuk bahan baku hijau, menjual tembaga bekas bisa menjadi peluang bisnis sampingan yang menguntungkan.

Tembaga adalah salah satu logam yang paling penting dalam industri modern, dikenal sebagai konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Warnanya yang jingga kemerahan memberikan tampilan unik, sementara sifatnya yang halus, lunak, dan tahan korosi membuatnya ideal untuk berbagai aplikasi, mulai dari kabel listrik hingga perabot rumah tangga. Seiring berjalannya waktu, tembaga tetap menjadi material konstruksi utama karena keunggulannya, seperti ketahanan terhadap korosi, konduktivitas tinggi, dan kemudahan pembentukan. Di era sekarang, permintaan tembaga semakin meningkat karena peranannya dalam teknologi hijau, seperti pembuatan baterai untuk kendaraan listrik dan infrastruktur energi terbarukan, yang menjadi tren global hingga 2025.
Tembaga bekas, termasuk dari komponen AC atau kabel listrik, masih memiliki nilai ekonomi tinggi dan sering didaur ulang. Proses daur ulang ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga mendukung kelestarian lingkungan. Di Indonesia, banyak komunitas kreatif yang memanfaatkan tembaga bekas untuk membuat kerajinan tangan, seperti di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, Boyolali. Di sana, masyarakat mengolah sampah tembaga dan kuningan menjadi produk bernilai tinggi, seperti kaligrafi, lampu gantung, copper bowl, dan guci. Hal ini telah menjadikan desa tersebut sebagai destinasi wisata kerajinan, dengan dukungan pemerintah daerah yang terus berkembang hingga 2025, termasuk melalui program pemberdayaan ekonomi berbasis daur ulang.
Jika Anda ingin menjual kabel tembaga bekas, penting untuk memahami jenis-jenis tembaga agar bisa mendapatkan harga terbaik. Harga tembaga bisa bervariasi berdasarkan kualitas, kondisi, dan faktor pasar global. Berikut adalah ulasan lengkap tentang jenis-jenis tembaga yang umum ditemui di pasaran.
Jenis Tembaga

- Tembaga Super (TS): Ini adalah jenis tembaga kelas tertinggi dengan harga paling mahal. Ukuran minimal sebesar ijuk sapu lidi, warnanya mengkilap seperti baru, tanpa noda hitam atau kotoran. Biasanya berasal dari kabel tegangan tinggi yang dikupas tanpa pembakaran, sehingga kualitasnya terjaga. Di pasaran 2025, tembaga ini sering digunakan untuk komponen high-end karena kemurniannya.
- Tembaga BC (Bare Copper): Kelas kedua dengan harga lebih rendah sekitar 4-5% dibanding TS. Warnanya kurang mengkilap, cenderung kuyu atau menghitam karena proses pembakaran saat pengelupasan kulit kabel. Meski begitu, kualitasnya masih baik dan sering ditemui dalam bentuk lidi, pipa, atau batangan. Tembaga BC populer untuk daur ulang skala menengah.
- Tembaga Biasa (TB): Kelas ketiga dengan harga 10-15% lebih murah dari TS. Biasanya berupa lilitan besar atau kecil dari dinamo, generator, atau trafo. Ciri utamanya bersih, tanpa abu sisa pembakaran, dan ukurannya bisa bervariasi. Tembaga ini sering digunakan untuk produksi barang sehari-hari atau kerajinan.
- Tembaga Bakar: Harganya lebih rendah lagi, selisih 10-20% dari TS, karena proses pembakaran yang membuat tampilannya kurang sempurna, dengan sisa abu dan warna hitam. Meski begitu, masih layak dijual dan sering ditemui di pengepul barang bekas.
- Tembaga Dalung/Dandang (TD): Kelas terendah dengan harga 20-30% lebih murah dari TS. Biasanya berasal dari dandang tembaga bekas atau barang rumah tangga lain. Kualitasnya rendah, tapi masih bisa dimanfaatkan untuk kerajinan atau bahan baku sekunder.
Harga Tembaga Kupas per Kilo
Di pasaran Indonesia, pengepul biasanya menerima tembaga dalam bentuk kupas atau non-kupas. Tembaga kupas merujuk pada tembaga yang sudah terkelupas dari isolasi kabelnya, sering disebut tembaga lidi, sementara non-kupas masih membawa lapisan luar. Berdasarkan data terkini hingga Juni 2025, harga tembaga kupas telah mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas global, inflasi, dan peningkatan permintaan untuk bahan baku hijau. Menurut data dari Bursa Komoditas Indonesia dan sumber seperti situs jual beli online, harga tembaga kupas kini berkisar antara Rp150.000 hingga Rp180.000 per kilogram, tergantung kualitas dan lokasi. Ini merupakan peningkatan dari tahun 2022, di mana harga sekitar Rp105.000 hingga Rp120.000 per kg, dan tahun 2020 yang lebih rendah di Rp81.000 hingga Rp85.000 per kg.
Sementara itu, harga tembaga non-kupas tetap lebih murah, sekitar Rp60.000 hingga Rp90.000 per kilogram, karena memerlukan proses tambahan untuk pengelupasan. Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti transisi energi global menuju sumber daya terbarukan, di mana tembaga menjadi bahan krusial untuk kabel charging kendaraan listrik dan panel surya. Di Indonesia, program pemerintah untuk mendorong daur ulang limbah elektronik juga telah meningkatkan nilai tembaga bekas. Misalnya, inisiatif seperti Gerakan Nasional Pengelolaan Sampah yang diperbarui pada 2024 telah mendorong lebih banyak orang untuk menjual barang bekas, termasuk tembaga.
Selain itu, fluktuasi harga tembaga juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, seperti harga minyak, suku bunga, dan peristiwa geopolitik. Berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME) hingga Juni 2025, harga tembaga global mencapai sekitar US$10.500 per ton, yang setara dengan kenaikan di pasar domestik Indonesia setelah dikonversi dengan nilai tukar rupiah. Untuk mendapatkan harga terbaik, disarankan untuk menjual ke pengepul terpercaya atau melalui platform online, dan pastikan tembaga dalam kondisi bersih untuk menghindari potongan harga.
Jika Anda tertarik untuk memulai bisnis daur ulang tembaga, ada beberapa tips yang bisa diikuti. Pertama, kumpulkan tembaga dari sumber terpercaya seperti limbah rumah tangga atau kolaborasi dengan tukang listrik. Kedua, pelajari cara mengelupas kabel dengan aman tanpa merusak kualitas, misalnya menggunakan alat khusus daripada pembakaran yang bisa menurunkan nilai. Ketiga, pantau harga pasar secara rutin melalui aplikasi atau situs berita komoditas untuk negosiasi yang lebih baik. Dengan demikian, Anda tidak hanya memperoleh keuntungan finansial tetapi juga berkontribusi pada upaya lingkungan, seperti mengurangi emisi karbon dari produksi tembaga baru.
Secara keseluruhan, tembaga tetap menjadi aset berharga di era digital dan hijau ini. Dengan pemahaman yang baik tentang jenis dan harga, serta kesadaran akan tren berkelanjutan, Anda bisa memaksimalkan nilai dari barang bekas yang mungkin terabaikan. Jangan ragu untuk mengeksplorasi peluang ini, karena daur ulang tembaga tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga ramah lingkungan.
[Update: AI Assistant, 2025-06-03] Informasi ini telah diperbarui dengan data terkini berdasarkan tren pasar global dan lokal hingga Juni 2025.
Kategori: Elektronik
Tag: kabel, kilogram, komponen, listrik, logam, pasaran, per kilo, tembaga