pasien yang menderita penyakit diabetes tipe 1 dan 2 biasanya memiliki kondisi kesulitan untuk menghasilkan insulin sendiri dalam jumlah yang memadai. Untuk mengatasi kondisi resistensi insulin, penderita diabetes tipe 1 dan 2 dianjurkan oleh dokter untuk menggunakan suplementasi insulin. Nah, salah satu produk insulin yang banyak digunakan adalah merek Levemir Flexpen. Levemir memproduksi suntikan insulin subkutan dengan bahan aktif insulin detemir 100 IU per ml dengan harga rata-rata ratusan ribu rupiah per pcs.
Diabetes sendiri merupakan suatu kondisi penyakit saat tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar gula darah atau insulin menjadi tidak efektif (resistensi insulin). Obat insulin Levemir dimaksudkan untuk digunakan sebagai bagian dari program perawatan diabetes lengkap yang mencakup olahraga, diet sehat, serta pemantauan gula darah secara teratur.
Dilansir dari Halodoc, insulin Levemir termasuk dalam golongan insulin analog kerja panjang (long-acting). Insulin ini bekerja dengan cara menurunkan kadar glukosa secara bertahap dan efeknya bisa bertahan hingga 24 jam. Insulin Levemir dapat digunakan untuk pengobatan diabetes melitus pada orang dewasa, remaja, dan anak berusia 2 tahun ke atas. Obat bisa diberikan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan tipe insulin bolus atau dengan obat antidiabetik oral lainnya.
Dosis Insulin Levemir
Dosis insulin Levemir bersifat individual dan perlu resep atau petunjuk dokter. Biasanya insulin Lantus digunakan 1-2 x 0,2-1 IU per kg BB (berat badan) per hari secara injeksi subkutan (di bawah kulit) dan diberikan pada waktu yang sama setiap hari, bersama atau tanpa makanan. Untuk pasien yang memerlukan dosis 2 kali sehari, dosis insulin malam dapat diberikan bersama makan malam atau menjelang tidur.
Anjuran Penyimpanan Insulin Levemir
Levemir harus disimpan antara 2 derajat C dan 8 derajat C dan terlindung dari cahaya. Jangan biarkan insulin membeku, buang jika membeku. Jangan meletakkan Levemir di samping kompartemen freezer atau kemasan freezer. Levemir harus dibuang setelah 28 hari (4 minggu) sejak penggunaan pertama. Jika pendinginan tidak memungkinkan, insulin Levemir dapat disimpan di luar lemari es hingga 28 hari (4 minggu) dari panas dan cahaya langsung, selama suhunya tidak lebih dari 30 derajat C.
Meskipun perusahaan merekomendasikan penyimpanan botol insulin di dalam pendingin, injeksi insulin dingin kadang-kadang membuat injeksi lebih nyeri. Ketika memulai memakai botol insulin, keluarkan botol insulin dari pendingin.[1] Untuk mengurangi ketidaknyamanan penyuntikan insulin subkutan, berikan insulin pada suhu ruangan. Jumlah bakteri yang dibawa melalui jarum ukuran kecil tidak cukup untuk terjadi infeksi, dan persiapan alkohol tidak lagi perlu dipertimbangkan. Jika alkohol digunakan untuk membersihkan tempat injeksi, tunggu sampai alkohol menguap. Jangan mengubah atau menarik arah jarum saat sudah dimasukkan ke jaringan subkutan.[2]
Harga Insulin Levemir
| Varian Insulin Levemir | Harga |
| Levemir Flexpen 100 IU per flacon | Rp91.411 – Rp241.502 |
| Levemir Flexpen 100 IU per box isi 5 x 3 ml | Rp545.882 |
Informasi harga insulin Levemir di atas dirangkum dari berbagai sumber, termasuk marketplace dan Apotek K24. Namun, perlu diketahui bahwa harga insulin Levemir dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, harga Levemir Flexpen 100 IU berkisar Rp95 ribu sampai Rp269 ribu per flacon. Selain itu, harga insulin Levemir yang berlaku di setiap tempat bisa saja berbeda-beda.
Anda bisa membeli insulin Levemir di sejumlah toko obat atau apotek terdekat yang ada di kota Anda. Bisa pula memesan lewat sejumlah platform jual beli online. Sebagai informasi tambahan, insulin Levemir termasuk golongan obat keras yang penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter.
Efek Samping Insulin Levemir
Penggunaan insulin Levemir mungkin menimbulkan beberapa efek samping, seperti hipoglikemia, kerusakan penglihatan sementara, lipoatrofi atau lipohipertrofi, reaksi pada tempat penyuntikan, jarang reaksi alergi yang parah, edema, bronkospasme, hipotensi, dan syok. Efek yang dialami setiap pasien mungkin berbeda-beda. Apabila Anda merasakan efek samping yang parah, sebaiknya hentikan pemakaian dan segera berkonsultasi dengan dokter. (Panca)
[1] Erlina, L. & Nandang A. W. 2021. Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Sistem Endokrin (9th Indonesian Edition). Singapura: Elsevier Singapore Pte Ltd, hlm 107.
[2] Ibid, hlm 108.
