Ada banyak pilihan finishing yang dapat Anda terapkan pada perabotan atau furniture berbahan kayu. Nah, salah satu alternatif finishing yang sekarang semakin diminati masyarakat Indonesia adalah HPL. Merupakan singkatan dari High Pressure Laminate, HPL adalah bahan pembuatan furniture untuk kebutuhan interior dan sebagai alternatif finishing, biasanya terbuat dari resin, penolin, dan craft paper.[1] Dengan harga yang cukup terjangkau, HPL sudah hadir dalam berbagai merk, termasuk produksi Aica.
Meski mungkin baru tenar akhir-akhir ini, ternyata HPL sudah ditemukan pada tahun 1896 silam. Kala itu, seorang ahli kimia asal Belgia bernama Leo Hendrik Baekeland sedang ingin membuat temuan berbahan plastik sintetis sebagai alternatif isolator murah bagi peralatan listrik. Namun, siapa yang menyangka bahwa eksperimen Leo ternyata membuahkan hasil bahkan diaplikasikan oleh banyak orang di dunia.
Dikutip dari Rumah.com, HPL adalah suatu produk pelapis luar alias penutup dengan bahan plastik sintetis berupa lembaran laminasi bertekanan tinggi. Produk ini terdiri dari beberapa lapisan antara lain, lapisan kraft yang diresapi resin fenolik (kraft paper), lapisan dekoratif (decor paper), dan lapisan laminasi bening (overlay paper).
Kenapa HPL sekarang semakin diminati, tidak lain karena punya banyak kelebihan. Dikutip dari Dekoruma, HPL adalah jenis kertas tebal dengan tekstur dan motif kayu yang direkatkan pada kayu olahan seperti particle board, MDF, atau blockboard. Proses produksi HPL adalah dengan merekatkannya melalui tekanan dan suhu panas tinggi sehingga tersedia dalam bentuk lembaran dan ukuran besar. Melalui proses yang diolah langsung oleh pabrikan, finishing jenis ini memiliki ketahanan yang baik untuk penggunaan jangka panjang.
Selain itu, kelebihan HPL adalah finishing-nya yang dijamin rapi dan menarik.[2] Hal ini berbeda dengan proses pengerjaan finishing spray yang berpotensi belang-belang atau warna cenderung tidak sama, termasuk pengaplikasian yang jauh lebih bersih sehingga perabotan bisa langsung digunakan. Karena bahan utamanya adalah plastik keras PVC, maka finishing HPL pun diklaim memiliki kekuatan yang baik terhadap air, hawa panas, serta goresan. Bahkan, dengan menggunakan HPL, pengerjaan furniture dinilai menjadi lebih murah.[3]
Review HPL Aica
Ada banyak merk HPL yang telah beredar di pasaran dalam negeri, salah satunya Aica. Dilansir dari situs resmi perusahaan, Aica HPL adalah laminated plastic sheets yang telah dibentuk pada suhu tinggi (150 derajat Celcius) dan tekanan tinggi (sekitar 100 kg/cm2). Proses ini melibatkan penumpukan beberapa lembar yang masing-masing diresapi dengan resin melamin dan fenol, kemudian dikeringkan satu sama lain. Lapisan permukaan terdiri dari resin melamin, sedangkan lapisan inti pusat terdiri dari resin fenol.
kualitas laminasi tinggi HPL Aica diklaim sudah sesuai dengan standar JIS (Japan Industrial Standard) untuk pasar Jepang, terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, dan dibuat dengan proses tekanan tinggi. Berbagai pilihan desain dan ketebalan dengan banyak pilihan finishing permukaan menghasilkan permukaan yang terlihat natural dan eksklusif.
Produk interior artifisial sangat aman bagi kesehatan dan juga finishing permukaan sesuai standar food grade untuk lemari, meja, kitchen set, dan lainnya. Produk ini juga disebutkan mematuhi standar keselamatan yang ketat, sehingga digolongkan ke dalam Super E0 Level. Aica sangat meminimalkan penggunaan formaldehida yang terkenal sebagai salah satu penyebab Sick House Syndrome, dan juga untuk karakteristik karsinogenik sebagai bukti kepedulian terhadap konsumen dan lingkungan.
Harga HPL Aica
Varian HPL Aica | Harga per Lembar |
HPL Aica White Doff/Gloss | Rp136.000 |
HPL Aica Red Solid | Rp183.000 |
HPL Aica Light Japanese Oak Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Dark Russian Oak Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Raw Mayflower Chestnut Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Borneo Antique Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Ural Mountain Maple Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Dahat Teak Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Weathered EicheSpitzwegWoodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Light Russian Oak Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Ardesia Cement | Rp188.000 |
HPL Aica Grey TauariWoodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Summer Fraser Walnut Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Yellow Knotty Oak Woodgrain | Rp188.000 |
HPL Aica Tigre Woodgrain | Rp225.000 |
HPL Aica Glossy MarmoBianco โ Stone Gloss | Rp225.000 โ Rp324.000 |
HPL Aica Glossy Apple Woodgrain | Rp226.000 |
HPL Aica Classic White Oak Woodgrain | Rp226.200 |
HPL Aica ExxoSappanwood | Rp228.200 |
HPL Aica thailand Teak Woodgrain | Rp234.000 |
HPL Aica Medium ElmyraWoodgrain | Rp235.000 |
HPL Aica Bali Finest Woodgrain | Rp235.000 |
HPL Aica Bright Yellow Solid | Rp237.000 |
HPL Aica Cendana Woodgrain | Rp239.000 |
HPL Aica White Siberian Elm Woodgrain | Rp241.000 |
HPL Aica Beige Herringbone Wool Fabric | Rp252.300 |
HPL Aica Glossy Titany White | Rp265.000 |
HPL Aica Black Core | Rp310.000 |
HPL Aica Realcore | Rp457.200 |
HPL Aica Pure Core | Rp481.000 |
HPL Aica Wonder Bookmatched Marble | Rp500.100 |
Harga HPL produksi Aica di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk beberapa toko bahan bangunan dan situs jual beli online. Jika dibandingkan penawaran 2021, harga material ini cenderung turun pada 2022, namun mengalami kenaikan pada 2023.
HPL Aica Pure Core misalnya, semula dijual Rp452 ribu, kemudian tahun 2022 menjadi Rp412 ribu per lembar, dan tahun 2023 naik jadi Rp481 ribu per lembar. Sementara itu, harga HPL Aica Light Japanese Oak Woodgrain yang awalnya Rp217 ribu, tahun lalu turun menjadi Rp174 ribuan per lembar, dan sekarang naik jadi Rp188 ribu per lembar.
[Update: Dian]
[1]Natalia, Heidy. 2015. Perancangan Sistem Furniture Perpustakaan Multifungsi untuk Anak Usia 1,5-4 Tahun yang Dapat Meningkatkan Minat Baca Anak di Dalam Rumah. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 4(1): 1-18.
[2]Natalia, Heidy. 2015. Perancangan Sistem Furniture Perpustakaan Multifungsi untuk Anak Usia 1,5-4 Tahun yang Dapat Meningkatkan Minat Baca Anak di Dalam Rumah. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 4(1): 1-18.
[3]Ibid.s