Ciri dan Harga Golden Eagle (Elang Emas)

Jika dibandingkan burung seperti lovebird, perkutut, atau bahkan kacer, elang memang termasuk jenis burung yang jarang dipelihara oleh manusia. Pasalnya, selain beberapa memang termasuk dilindungi, tersebut dapat dikatakan cukup mahal. Burung golden eagle atau elang emas misalnya, harganya bisa mencapai angka ratusan juta rupiah per ekor.

Burung golden eagle/elang emas (sumber: wildland.scot)
Burung golden eagle/elang emas (sumber: wildland.scot)

Indonesia termasuk salah satu habitat yang disukai oleh burung. Konon, di Indonesia terdapat 1.539 jenis burung atau 17 persen dari total jenis burung yang dikenali di dunia, yakni sebanyak 9.052 jenis.[1] Sekitar 69 jenis di antaranya dikategorikan sebagai burung pemangsa yang termasuk ke dalam ordo Falconiformes.[2]

Bacaan Lainnya

Nah, dari sekian burung pemangsa, yang cukup populer adalah elang Jawa. Digunakan sebagai lambang burung Garuda, elang Jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa endemik Pulau Jawa.[3] Keberadaan burung pemangsa dalam suatu ekosistem sangat penting karena posisinya sebagai pemangsa puncak dalam piramida atau rantai makanan. Sayangnya, populasi elang Jawa semakin hari memang semakin menurun dan terancam punah.

Ciri Elang Emas

Selain elang Jawa, burung pemangsa lainnya yang juga terkenal, bahkan lebih ngetop, adalah golden eagle alias elang emas. Elang emas (Aquila chrysaetos) adalah burung pemangsa yang hidup di belahan Bumi bagian utara, dan salah satu burung pemangsa paling terkenal di kawasan tersebut. Spesies ini tersebar di kawasan Eurasia, Amerika Utara, dan sebagian Afrika Utara.

Selama berabad-abad, spesies ini telah menjadi salah satu burung paling dihormati dalam keluarga elang. Karena kehebatan berburunya, elang emas dianggap dengan penghormatan mistik yang tinggi di beberapa budaya suku kuno. Tidak hanya itu, elang emas juga salah satu spesies raptor yang paling banyak dipelajari di dunia di beberapa bagian jangkauannya, seperti Amerika Serikat bagian barat dan Paleartik Barat.

Secara umum, bulu burung ini berwarna cokelat tua, dengan bulu cokelat keemasan yang lebih terang di tengkuknya. Elang emas yang belum dewasa biasanya berwarna putih di bagian ekor dan sering memiliki tanda putih di sayapnya. Tidak seperti spesies Aquila lainnya, yang punya bulu tarsal berwarna yang sama dengan bulu lainnya, bulu tarsal elang emas cenderung lebih pucat, mulai dari emas muda hingga putih.

Sebagai burung pemangsa, elang emas adalah raptor yang sangat besar, panjangnya sekitar 66 cm hingga 102 cm (26 inch hingga 40 inch). Sayapnya juga sangat lebar, dengan lebar sayap mencapai 1,8 meter hingga 2,34 meter. Lebar sayap elang emas kabarnya adalah yang terbesar kelima di antara spesies elang yang masih hidup.

Berbeda dengan kebanyakan burung lainnya, elang emas betina berukuran lebih besar dari jantan, dengan perbedaan yang lebih besar pada subspesies yang lebih besar. Betina dari elang emas Himalaya misalnya, sekitar 37 persen lebih berat daripada jantan dan memiliki sayap hampir 9 persen lebih panjang, sedangkan pada elang emas Jepang, betina punya tubuh 26 persen lebih berat dengan sayap sekitar 6 persen lebih panjang.

Untuk berburu, elang emas menggunakan kelincahan dan kecepatannya, dikombinasikan dengan kaki yang kuat dan cakar yang besar dan tajam. Mereka memangsa terutama kelinci, kelinci, marmut, dan tupai tanah lainnya. Mereka juga mempertahankan daerah jelajah atau teritori yang mungkin seluas 200 km2.

Elang emas membangun sarang besar di tebing dan tempat tinggi lainnya tempat mereka kembali selama beberapa tahun berkembang biak. Sebagian besar kegiatan pemuliaan berlangsung di musim semi. Varian ini termasuk monogami dan mungkin tetap bersama selama beberapa tahun atau mungkin seumur hidup.

Betina bisa mengeluarkan hingga empat telur, dan kemudian mengerami mereka selama enam minggu. Biasanya, satu atau dua anak elang emas dapat bertahan hidup menjadi dewasa dalam waktu sekitar tiga bulan. Elang emas remaja ini umumnya akan mencapai kemerdekaan penuh pada musim gugur. Setelah itu, mereka mengembara secara luas hingga membangun wilayah untuk diri mereka sendiri dalam empat hingga lima tahun.

Harga Elang Emas

Dengan segala kelebihannya, elang emas memang ditawarkan dengan harga yang selangit. Satu ekor elang emas bisa ditebus dengan harga mencapai Rp300 jutaan. Tidak heran jika kemudian masih sedikit orang yang memelihara burung tersebut. Di Indonesia, hingga artikel ini ditayangkan, hanya dua orang yang memiliki golden eagle, salah satunya Alshad Ahmad yang memang gemar memelihara hewan yang ‘tidak biasa’.

[1] Santosa, Edi Boedi, et al. 2003. Studi Gambaran Darah Burung Elang Jawa yang Dipelihara di Kebun Gembira Loka Yogyakarta. Indonesian Journal of Veterinary Sains., Vol. XXI(2): 43-46.

[2] Ridwan, Iwan, Mulyadi Ati, Abdul Rahman Rusli. 2014. Pemantauan Ekologi Sarang Elang  Jawa (Spizaets bartelsi) di Wilayah Hutan Cikaniki Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal Nusa Sylva Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa, Vol. 14(2): 44-47.

Pos terkait