Harga Darbuka Power Beat Untuk Marawis

Saat perayaan Hari Raya Idul Fitri, pertunjukan marawis seringkali dimainkan. Marawis adalah permainan alat-alat musik yang dibawa oleh para saudagar Islam dari Yaman. Belakangan, marawis beradaptasi dengan budaya lokal dan mulai dimainkan oleh kelompok musik marawis di Ibu Kota.

Marawis adalah salah satu jenis musik perkusi dengan unsur religius yang kental. Dibawakan untuk mengiringi selawat atau pujian kepada Allah dan Rasul, disertai tari-tarian sufistik.

Bacaan Lainnya

Alat Musik Dalam Permainan Marawis

Kelompok musik marawis (sumber: vidio.com)

Dalam memainkan musik marawis, ada beberapa alat musik yang digunakan, contoh alat-alat musik marawis antara lain:

Hajir marawis

Sebuah gendang yang berukuran diameter 45 cm dengan tinggi 60-70 cm. Alat ini terbuat dari kayu yang bagian tengahnya dilubangi sehingga berbentuk mirip sebuah tabung. Kedua ujungnya ditutup dengan kulit binatang (kambing atau domba) yang berfungsi sebagai selaput/membran.

Dumbuk pinggang

Sejenis gendang yang bentuknya mirip dandang, bagian tengah dan kedua ujungnya memiliki diameter yang berbeda-beda. Diameter terbesar pada ujung yang ditutup dengan selaput/membran dari mika, kemudian disusul bagian ujung yang terbuka, sedangkan pada bagian tengah memiliki diameter terkecil. Dinamakan dumbuk pinggang karena ketika memainkan alat ini diletakkan di pinggang.

Dumbuk batu

Alat ini mirip dengan dumbuk pinggang, hanya saja mempunyai ukuran yang sedikit lebih besar. Disebut dumbuk batu karena konon pada awalnya terbuat dari batu.

Simbal dan tamborin

Kadang kala musik marawis dilengkapi dengan tamborin atau krecek dan simbal yang berdiameter kecil di mana kedua alat ini digabungkan menjadi satu kesatuan.

Darbuka (caltiq)

Alat musik pukul Darbuka (sumber: Pinterest)

Bentuknya mirip dengan dumbuk pinggang ataupun dumbuk batu, terbuat dari bahan aluminium. Kelompok musik marawis sekarang lebih banyak menggunakan darbuka (caltiq) ketimbang dumbuk pinggang maupun dumbuk batu, karena suaranya lebih nyaring dan enak didengar.

Darbuka sekarang ini sudah bisa menjadi alat yg mandiri tanpa tergantung dengan alat musik lain atau jenis aliran musik tertentu. Darbuka dipopulerkan kembali oleh Misirli Ahmet dari Turki sehingga menjadi musik kontemporer garapan perkusi yang digemari pecinta perkusi seluruh dunia. Ada 4 jenis darbuka yang ada di pasaran, termasuk:

  • Darbuka modern. Biasa terbuat dari aluminium dengan membran yg terbuat dari Mylar (salah satu jenis plastik) ada juga yg terbuat dari jenis logam lain seperti tembaga dan besi tempa dll. Dekorasinya bervariasi ada yg hanya cat saja, ada yg menggunakan teknik embossing, ukiran di atas permukaan logam atau ditempeli mozaik kulit kerang.
  • Darbuka tradisional Turki. Di Indonesia disebut ‘dumbuk pinggang’ cara memainkannya bisa posisi horizontal atau vertikal seperti jembe. Teknik permainannya bila dimainkan dengan posisi horizontal adalah dengan menggunakan teknik finger snapping (menjentikkan jemari). Teknik finger snapping sangat dominan digunakan untuk alat musik lain yg masih sepupu dengan darbuka yaitu Tonbak Iran.
  • Darbuka asli. Terbuat dari tanah liat dan kulit natural. Disebut clay darbuka.
  • Dohola. Artinya bass darbuka atau darbuka ukuran besar. Dohola biasa berbahan clay (tanah liat) dan ada juga yg terbuat dari logam dengan kulit yg terbuat dari plastik (mylar).

Darbuka adalah alat musik dalam katagori membranophon, bodinya berbentuk jam atau piala (goblet) dengan satu membran di salah satu sisinya. Fungsi darbuka adalah peningkat irama, cara memainkannya dalam posisi horizontal. Teknis permainannya sesuai dengan fungsinya sebagai peningkat irama maka banyak mengandalkan permainan jari. Darbuka secara teknis permainan dibagi dalam 2 jenis yakni teknik tradisional dan teknik modern yang disebut splitfinger.

Dalam memainkan musik ini terdapat tiga jenis pukulan atau nada, yaitu zapin, sarah, dan zahefah. Pukulan zapin mengiringi lagu-lagu gembira pada saat pentas di panggung, seperti lagu berbalas pantun. Tempo nada zafin lebih lambat dan tidak terlalu menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi lagu-lagu beraliran Melayu.

Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Sedangkan zahefah mengiringi lagu di majlis. Kedua nada itu lebih banyak digunakan untuk irama yang menghentak dan membangkitkan semangat. Dalam marawis juga dikenal istilah ngepang yang mempunyai arti berbalasan memukul dan ngangkat. Selain mengiringi acara hajatan seperti sunatan dan pesta , marawis juga kerap dipentaskan dalam acara seni-budaya Islam.

Harga, darbuka, dumbuk, batu, pinggang, alat, di, pasaran, toko, alat, perlengkapan, musik, marawis, Islam, perayaan, hari raya, pemain, tarian, dijual, gendang, bentuk, jenis, jimbe, perkusi, permainan, pertunjukan, diameter, irama, budaya, lokal, samhar, laki, kelompok, nuansa, etnis, betawi, arab, power beat, bahan, alumunium
Alat musik pukul Darbuka tradisional (sumber: Pinterest)

Asal mula marawis berkembang di Jakarta, diperkuat keterangan Usman Sofiyan. Menurut Usman yang tak lain pengasuh Grup Marawis Asy-Syafagoh, perkembangan marawis bermula di kampung-kampung yang memang bernuansa Islam. Tepatnya, perkampungan yang penduduknya campuran etnis Betawi dan Arab.

Adapun pola permainan marawis sangat sederhana, namun dibutuhkan konsentrasi tinggi. Para pemain yang harus saling mengisi nada membuat permainan marawis terlihat rumit. Teknik ini di kalangan pemain marawis dikenal dengan istilah ‘tanya dan jawab’.

Permainan marawis semakin berkembang dari bentuk asalnya, seiring dengan bertambahnya alat musik modern, seperti biola dan keyboard. Marawis juga kerap digunakan untuk mengiringi tarian samhar. Tarian ini hanya dibawakan oleh laki-laki yang juga merupakan anggota dari kelompok marawis tersebut.

Ada manfaat lain dari marawis. Kesenian yang didominasi perkusi ini dapat mencegah para pemainnya terpengaruh hal-hal yang negatif. Ini dibenarkan Ahmad Fairuz. Ketua Kelompok Marawis Asy-syafagoh mengatakan, marawis dapat memotivasi para pemainnya untuk menjauhi pergaulan yang tidak benar. Faedah lainnya, si pemain dapat mengembangkan kesenian bernuansa Islami.

Sedangkan bagi kebanyakan pemain marawis, pertunjukan mereka adalah amal. Semakin sering mereka manggung, maka kian banyak amal yang diperoleh. Lantaran itulah, mereka tidak pernah meminta bayaran untuk sebuah pertunjukan.

Harga Darbuka Power Beat

Di pasaran, sudah banyak sejumlah toko alat musik online maupun offline yang menjual perlengkapan untuk marawis. Harga jual alat musik marawis seperti hajir marawis, dumbuk pinggang, dumbuk batu, simbal tamborin, dan darbuka berkisar antara harga Rp500.000 sampai dengan Rp3.000.000 semua tergantung bahan pada saat proses pembuatan dan lama pembuatannya. Satu buah alat darbuka power beat bahan alumunium dijual di pasaran dengan harga berkisar mulai Rp500 ribuan hingga Rp1.200.000.

Pos terkait