Info Terbaru Harga Combivent dan Ventolin, Obat untuk Asma

Jika memiliki gangguan asma dan sesak napas, Anda bisa menggunakan obat combivent atau ventolin untuk meredakan kondisi sesak napas. Di pasaran sendiri, sudah banyak toko dan apotek yang menjual, baik obat combivent maupun ventolin, dengan harga bervariasi, tergantung merk dan kemasan masing-masing obat.

Penderita asma memakai inhaler (sumber: ndtv.com)
Penderita asma memakai inhaler (sumber: ndtv.com)

Dilansir dari Alodokter.com, asma disebutkan sebagai jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.

Bacaan Lainnya

Masih menurut sumber yang sama, bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru mengalami iritasi dengan pemicu seperti asap rokok, debu, bulu binatang, udara dingin, atau zat kimia, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.

Sementara itu, menurut Hellosehat.com, penyakit asma tidak boleh dianggap sepele. Pasalnya, berdasarkan data WHO, ini adalah penyakit tidak menular yang paling utama, dengan sekitar 235 juta orang dilaporkan menderita penyakit ini. Meski asma memiliki tingkat kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan penyakit kronis lainnya, tetapi kebanyakan kematian terkait asma terjadi di negara berkembang dan menengah, termasuk di Indonesia.Terdapat beberapa ciri atau gejala asma yang umum dirasakan pasien, seperti berikut.

Gejala Asma

  • Batuk, sering lebih buruk pada malam hari atau pagi hari, sehingga membuat pasien sulit untuk tidur.
  • Mengi, adalah kondisi menyerupai suara siulan yang melengking yang muncul ketika pasien bernapas.
  • Dada sesak, mungkin terasa seperti ada sesuatu yang menekan dada pasien.
  • Sesak napas, beberapa orang dengan asma mengaku mereka tidak bisa bernapas atau mereka merasa kehabisan napas. Mereka mungkin merasa seperti tidak bisa mengembuskan udara dari paru-paru.

Laporan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013 lalu memperkirakan jumlah pasien asma di Indonesia mencapai 4,5 persen dari total jumlah penduduk. Sementara, menurut data yang dirilis WHO pada tahun berikutnya, angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke-19 di dunia perihal kematian akibat asma.

Seperti disampaikan di atas, asma dapat menyerang siapa saja, baik tua, muda, maupun anak-anak. Namun, yang paling sering dimulai pada masa kanak-kanak dengan infeksi pernapasan, alergi atau eksim, serta riwayat orang tua dengan asma. Di antara anak-anak, jenis kelamin laki-laki memiliki kecenderungan terkena asma lebih sering dibandingkan anak perempuan. Sebaliknya, di antara orang dewasa, wanita lebih sering terkena penyakit ini dibanding pria.

Ilustrasi: penderita asma (sumber: news18.com)
Ilustrasi: penderita asma (sumber: news18.com)

Pengobatan Asma

Asma mungkin penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Namun, berbagai mulai dari penggunaan obat hingga perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan gejala asma dan mencegah kambuh. Asma sendiri dapat diobat dengan dua jenis obat, yakni kontrol jangka panjang dan obat pereda instan.

Untuk obat kontrol jangka panjang, obat ini dikonsumsi untuk membantu mencegah gejala. Obat-obatan jangka panjang adalah yang paling efektif mengurangi peradangan saluran napas, dan membantu mencegah gejala. Sementara itu, obat pereda instan dapat membantu pasien untuk meringankan gejala asma yang mungkin kambuh.

Indikasi Combivent dan Ventolin

Nah, apabila Anda atau keluarga Anda kebetulan menderita asma, ada beberapa obat yang bisa dikonsumsi, salah satunya combivent. Ini dikatakan sebagai obat berisi albuterol (salbutamol) dan ipratropium bromida. Combivent digunakan sebagai terapi pada penyakit saluran napas obstruksi atau sumbatan, seperti penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) atau pada asma.

Combivent bekerja dengan cara melebarkan saluran napas bawah (bronkus). Dengan demikian, keluhan sesak napas dan bunyi mengi akan berangsur hilang setelah dilakukan nebulisasi maupun semprot aerosol dengan combivent. Untuk menggunakan obat ini, pasien memerlukan inhaler, dimasukkan ke dalam mulut untuk kemudian dihirup atau disedot sehingga obat ke saluran pernapasan.

Seperti obat lainnya, combivent juga dapat menyebabkan efek samping bagi beberapa pasien. Efek samping yang sering ditimbulkan obat ini adalah pusing, berdebar, mual, radang atau iritasi pada tenggorokan, dan serak. Nebulisasi dapat menyebabkan tenggorokan terasa kering dan iritasi karena combivent mengandung ipratropium bromida, yang mengurangi produksi lendir saluran napas. Karenanya, penggunaan combivent harus berada dalam pengawasan dokter.

Alternatif obat asma lain yang bisa dikonsumsi adalah ventolin. Seperti combivent, obat ini pun mengandung albuterol (salbutamol), yakni obat dari golongan SABA (short acting beta agonist) yang diberikan untuk mengatasi kondisi sesak napas karena penyempitan saluran napas (bronkospasme), misalnya karena asma ataupun PPOK (penyakit paru obstruktif kronis).

Ventolin inhaler umumnya memiliki kandungan salbutamol sulfate 100 mcg untuk setiap kali semprot atau inhalasi. Setiap satu inhaler memiliki 200 dosis atau bisa diembuskan sebanyak 200 kali. Untuk pasien dewasa, dosis yang disarankan adalah 1-2 embusan 3-4 kali sehari, sedangkan dosis pasien anak-anak adalah 1 embusan sebanyak 3-4 kali sehari.

Obat Combivent & Ventolin
Obat Combivent & Ventolin

Harga Combivent

Kemasan CombiventHarga
Combivent UDV 2,5 ml per vialRp28.307 
Combivent UDV 2,5 ml per stripRp159.000 
Combivent UDV 2,5 ml per kotakRp250.000 

Jika dibandingkan penawaran sebelumnya, harga Combivent di apotek saat ini cenderung naik. Misalnya, Combivent UDV 2,5 ml per vial yang semula dijual seharga Rp15 ribu, sekarang menjadi Rp28.307. Begitu pula harga Combivent UDV 2,5 ml per strip yang naik dari Rp150 ribu menjadi Rp159 ribu.

Harga Ventolin

Kemasan VentolinHarga
Ventolin Nebules 2,5 mgRp14.458
Ventolin Inhaler 100 mcgRp165.251

Jika dibandingkan penawaran sebelumnya, harga Ventolin di apotek saat ini juga cenderung naik. Misalnya, Ventolin Nebules 2,5 mg yang awalnya dijual seharga Rp13.921, sekarang naik menjadi Rp14.458. Begitu pula Ventolin Inhaler 100 mcg yang naik dari Rp122.850 menjadi Rp165.251 per kotak. Untuk informasi lebih lengkap, Anda bisa datang langsung ke toko obat terdekat di kota Anda.

[Update: Ditta]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *