Info Terbaru Harga Cocopeat (1 Kg dan 1 Karung)

Salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk mengusir rasa jenuh atau stres sekaligus meningkatkan daya tahan adalah bercocok tanam atau berkebun. Tidak perlu khawatir jika lahan atau pekarangan Anda tidak cukup luas. Pasalnya, berkebun tidak cuma bisa memakai tanah sebagai media tanam. Saat ini, Anda pun bisa menggunakan cocopeat, yang cocok untuk bercocok tanam dengan metode hidroponik. Di pasaran, bahan yang terbuat dari serabut kelapa ini dijual dengan harga yang terjangkau.

Coco peat (sumber: snapdeal.com)
Coco peat (sumber: snapdeal.com)

Karena didukung tanah yang subur, banyak dari penduduk Indonesia yang akhirnya memilih mata pencaharian sebagai petani. Tanaman yang dihasilkan pun sangat beragam, mulai dari makanan pokok seperti padi, jagung, dan sagu, hingga rempah-rempah semacam cengkeh, kopi, buah-buahan, serta tanaman herba dan tanaman hias.

Bacaan Lainnya

Dikutip dari Alodokter, berkebun atau bercocok tanam ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kegiatan ini diklaim dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena akan terpapar sinar matahari pagi, mengusir rasa jenuh dan stres, sebagai sarana latihan fisik dan olahraga, menjaga kesehatan otak, serta membuat Anda terbiasa mengonsumsi makanan sehat. Dengan bertanam sayuran di pekarangan misalnya, masyarakat akan terangsang untuk membiasakan diri mengonsumsi sayuran setiap hari.[1]

Fungsi Media Tanam

Ilustrasi Cocopeat Untuk Media Tanam (sumber: Kompas)
Ilustrasi Cocopeat Untuk Media Tanam (sumber: Kompas)

Nah, untuk melakukan aktivitas berkebun, tentu saja Anda memerlukan media tanam. Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan bercocok tanam, karena bisa menentukan baik atau buruknya pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya memengaruhi hasil produksi. Media tanam ini punya fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi, dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang.

Setiap jenis tanaman tentunya memerlukan sifat dan karakteristik media tanam yang berbeda. Tanaman sayuran misalnya, lebih membutuhkan media tanam yang gembur dan mudah ditembus akar, sedangkan tanaman yang lain mungkin memerlukan media tanam yang lebih solid agar dapat menopang pertumbuhan tanaman yang relatif lebih besar.[2]

Untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi media tanam. Media tanam setidaknya harus mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman sekaligus juga sanggup menopang tanaman, memiliki porositas yang baik atau bisa menyimpan air sekaligus memiliki drainase, menyediakan unsur hara yang cukup, serta tidak mengandung bibit penyakit dan bebas dari hama.[3]

Kelebihan Cocopeat

Saat ini, tanah masih menjadi media tanam yang populer untuk berkebun. Namun, apabila Anda kebetulan tidak memiliki lahan yang luas atau tanah yang memadai, Anda pun masih bisa menyalurkan hobi bercocok tanam menggunakan cocopeat. Ini adalah media tanam yang umumnya terbuat dari bahan serabut kelapa dan diklaim cocok untuk metode hidroponik.

Seperti diketahui, metode hidroponik kini semakin populer, terutama untuk mengatasi masalah lahan yang sempit atau terbatas. Seperti namanya, hidroponik dapat dikatakan sebagai salah satu cara bercocok tanam yang memanfaatkan air sebagai media nutrisi yang akan langsung diserap tanaman sebagai penunjang tumbuh kembangnya. Selain pas digunakan oleh mereka yang memiliki lahan terbatas, hidroponik juga dapat dilakukan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.[4]

Dilansir dari situs resmi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, cocopeat merupakan salah satu media tanam hidroponik yang bersifat organik karena terbuat dari serbuk sabut kelapa, sehingga cukup mudah ditemukan di negara-negara tropis seperti Indonesia. Banyak manfaat yang bisa diperoleh ketika menggunakan bahan ini, baik untuk digunakan bersama tanah atau berdiri sendiri.

Cocopeat digunakan sebagai media karena punya daya serap air yang tinggi, antara 6 sampai 8 kali bobot keringnya sehingga hemat air dan nutrisi, menunjang pertumbuhan akar dengan cepat sehingga baik untuk pembibitan.[5] Kandungan Trichoderma molds-nya, sejenis enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah. Dengan demikian, cocopeat dapat menjaga tanah tetap gembur dan subur.

Bentuk dan tekstur cocopeat menyerupai tanah dan butirannya yang halus membuat tanaman dapat beradaptasi dengan baik seperti halnya jika ditanam pada tanah. Perbedaan cocopeat dengan media tanam tanah hanya pada kandungan nutrisinya. Cocopeat tidak mengandung unsur hara seperti tanah. Karena itu, untuk menanam tumbuhan dengan cocopeat, tanaman tidak hanya disiram air, melainkan juga larutan nutrisi.

Karena terbuat dari bahan organik, cocopeat diklaim sangat ramah lingkungan dan dapat terdegradasi dalam tanah dengan baik jika sudah tidak digunakan. Selain itu, cocopeat juga dapat didaur ulang kembali menjadi media tanam baru, tentunya dengan beberapa proses tertentu. Kelebihan lainnya, beberapa jenis hama seperti hama yang berasal dari tanah tidak suka berada dalam cocopeat, sehingga bisa melindungi tanaman dengan lebih baik dan menjaganya dari serangan hama.

Dalam suatu penelitian, disebutkan bahwa penambahan beberapa dosis media tanam cocopeat atau sabut kelapa memang tidak berpengaruh nyata terhadap waktu tumbuh miselium pada jamur tiram, tetapi berpengaruh nyata terhadap waktu tumbuh badan buah, berat basah badan buah, berat kering badan buah, dan diameter tudung buah.[6]

Tidak hanya dalam kondisi baru, cocopeat yang sudah dalam kondisi bekas juga masih dapat dimanfaatkan sebagai media tanam. Sebuah uji coba melaporkan bahwa penggunaan cocopeat bekas dengan perlakuan menggongseng media cocopeat bekas dapat meningkatkan pertumbuhan stek Acacia crassicarpa.[7] Cocopeat bekas yang digongseng dan tambahan dolomit mampu menunjukkan pertumbuhan stek terbaik.

Menanam tanaman dengan cocopeat sangat dianjurkan bagi mereka yang baru mulai belajar bercocok tanam secara hidroponik. Pasalnya, cocopeat mudah digunakan saat pertama kali menanam karena bentuk dan teksturnya seperti tanah. Nah, apabila Anda tertarik menggunakan media tanam ini, berikut kisaran harga cocopeat di pasaran dalam negeri.

Harga Cocopeat

Metode Hidroponik Cocopeat - indonesian.alibaba.com
Metode Hidroponik Cocopeat – indonesian.alibaba.com
Kemasan Cocopeat Harga
Cocopeat 500 gr Rp4.500
Cocopeat 1 kg Rp6.500 – Rp10.000
Cocopeat Alas Reptil 5 ml Rp10.000
Greek Farmer Cocopeat Rp14.000
Cocopeat Cap Berkah Tani 1 kg Rp15.000
Cocopeat 5 kg Rp30.000
Cocopeat Kris Garden 3 kg Rp30.400 – Rp48.500
Cocopeat Cap Berkah Tani 20 kg Rp121.000
Cocopeat 25 kg Rp140.000
Cocopeat 400 kg Rp2.170.000
Cocopeat 15 ton Rp18.000.000

Harga cocopeat di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk toko bahan pertanian dan sejumlah situs jual beli . Perlu Anda catat bahwa harga cocopeat tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sebagai perbandingan, tahun lalu cocopeat 1 kg ditawarkan Rp12 ribuan, sedangkan harga kemasan 5 kg berkisar Rp28 ribuan.

Cocopeat sebagai media tanam (sumber: ugaoo.com)
Cocopeat sebagai media tanam (sumber: ugaoo.com)

Cara Mudah Membuat Cocopeat

  • Basahi sabut kelapa.
  • Jemur potongan sabut kelapa.
  • Haluskan potongan sabut kelapa.
  • Saring potongan sabut kelapa.
  • Campurkan sabut kelapa halus dengan MOL selama 1 hari. MOL yang digunakan adalah campuran 1 liter air, 50 cc (50 ml) urine kelinci, dan 100 cc (100 ml) air cucian beras.
  • Saring kembali dan diamkan selama 1 hari.

Sayangnya, walaupun berguna untuk bercocok tanam, cocopeat tidak luput dari kekurangan. Kelemahan media tanam ini antara lain tidak steril dari patogen sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu (biasanya dengan cara dikeringkan), kurang cocok untuk akar tanaman yang tidak suka basah, serta tidak mengandung unsur hara atau inert sehingga perlu ditambahkan larutan nutrisi dan suplemen tanaman. (Panca)

[1] Istianto, Timothy, Bing Bedjo Tanudjaja, Baskoro Suryo B. 2013. Perancangan Board Game tentang Bercocok Tanam di Rumah. Jurnal DKV Adiwarna Universitas Kristen Petra, Vol. 1(2).

[2] Fahmi, Zaki Ismail. 2010. Media Tanam sebagai Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman. Surabaya: Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan.

[3] Riyanti, Yuliana. 2009. Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Sirih Merah (Skripsi). Fakultas Pertanian Pertanian Bogor.

[4] Haryanto, Dwi dan Nurwijayanti K. N. 2018. Simulator Sistem Pengairan Otomatis Tanaman Hidroponik dengan Arduino. Tesla, Vol. 20(2): 131-139.

[5] Kurniawan, Berry, Agus Suryanto, M. Dawam Maghfoer. 2016. Pengaruh Beberapa Macam Media terhadap Pertumbuhan Stek Plantlet Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Granola Kembang. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4(2): 123-128.

[6] Agustine, Metty, Elis Tambaru, As’adi Abdullah. 2017. Efektifitas Media Tanam Sabut Kelapa terhadap Pertumbuhan Produktivitas Jamur Tiram Pleurotus sp. Bioma: Jurnal Biologi Makassar, Vol. 2(2): 19-27.

[7] Tuah, Abdul, M. Mardhiansyah, Tuti Arlita. 2016. Penggunaan Media Cocopeat Bekas sebagai Media Daur Ulang terhadap Pertumbuhan Stek Acacia Crassicarpa A. Cunn. Ex Benth di Pelalawan Central Nursery (PCN). JOM Faperta Universitas Riau, Vol. 3(2).

Pos terkait