Update Harga Clindamycin di Apotek (Tablet dan Gel)

Pada medio 2020 lalu, obat clindamycin sempat ramai dibicarakan masyarakat Indonesia karena diklaim ampun untuk meredakan jerawat. Memang, obat ini dapat mengatasi berbagai infeksi bakteri, termasuk jerawat dan radang panggul, tetapi tetap dengan pengawasan dokter. Tersedia dalam berbagai merk dagang dan kemasan, clindamycin bisa Anda temukan di sejumlah apotek hingga situs jual beli online dengan harga yang relatif terjangkau.

Ilustrasi: tablet obat (sumber: hellosehat)
Ilustrasi: tablet obat (sumber: hellosehat)

Hingga saat ini, infeksi masih menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di banyak rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia sendiri, infeksi bahkan dikatakan menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi yang baru lahir, juga mengakibatkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita.[1]

Bacaan Lainnya

Ada sejumlah penyebab infeksi, dan yang paling sering melalui bakteri. Enterobacter cloacae misalnya, merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi nosokomial seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi luka, dan infeksi yang dihubungkan dengan alat.[2] Sementara itu, Serratia liquefaciens adalah bakteri gram negatif yang dapat menyebabkan pneumonia, bakteremia, dan endokarditis, terutama pada pasien yang dirawat di rumah sakit.

Indikasi Clindamycin

Untuk mengatasi masalah bakteri ini, sebenarnya ada sejumlah obat yang sudah dapat digunakan, salah satunya clindamycin. Dilansir dari Alodokter.com, clindamycin adalah obat untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri, yang bekerja dengan cara memperlambat dan menghentikan perkembangbiakan bakteri. Berkat kemampuannya tersebut, clindamycin diklaim dapat mengatasi infeksi bakteri pada paru-paru, kulit, sistem pencernaan, dan tulang, organ kelamin, hingga jantung.

Selain itu, seperti disinggung di atas, clindamycin juga dikatakan dapat dipakai untuk meredakan jerawat. Jerawat sendiri adalah suatu kondisi inflamasi umum pada bagian organ kulit, yang disebut unit pilosebaceous, yang terjadi pada remaja dan dewasa muda yang ditandai dengan komedo, papul, pustul, dan nodul.[3] Jika pada komedo tersebut terdapat infeksi bakteri, maka terjadilah peradangan yang dikenal dengan nama jerawat.[4]

Sementara itu, menurut penjelasan Alomedika, clindamycin bisa dipakai sebagai profilaksis sebelum dilakukan tindakan pembedahan. Dokter gigi juga kerap menggunakan clindamycin untuk mencegah endokarditis sebelum dilakukan tindakan pada gigi dan mulut. Clindamycin pun dikatakan efektif untuk melawan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin.

Dosis Clindamycin

  • Acne vulgaris: penggunaan topikal pada area yang terdapat jerawat, dua kali sehari.
  • Babesiosis: 600 mg PO setiap 8 jam atau 300 sampai 600 mg IV setiap 6 jam, dikombinasikan dengan quinine selama 7 sampai 10 hari.
  • Endometritis sedang: 600 sampai 1.200 mg per hari IV, dibagi dalam 6 sampai 12 jam.
  • Endometritis berat: 1.200 sampai 2.700 mg per hari IV, dibagi dalam 6 sampai 12 jam.
  • Faringitis streptokokal: 20 mg per kg per hari PO dibagi menjadi 3 dosis.
  • Impetigo: 300 sampai 400 mg PO, 4 kali sehari selama 7 hari.
  • Infeksi intra-abdomen ringan: 150 sampai 300 mg PO setiap 6 jam.
  • Infeksi intra-abdomen berat: 300 – 450 mg PS setiap 6 jam.
  • Infeksi pada kulit tanpa komplikasi (ringan): 150 sampai 300 mg PO setiap 6 jam.
  • Infeksi pada kulit tanpa komplikasi (berat): 300 – 450 mg PS setiap 6 jam.
  • Infeksi saluran pernapasan bawah (ringan): 150 sampai 300 mg PO setiap 6 jam.
  • Infeksi saluran pernapasan bawah (berat): 300 – 450 mg PS setiap 6 jam.
Ilustrasi: minum pil obat (sumber: goodrx.com)
Ilustrasi: minum pil obat (sumber: goodrx.com)

Aturan Pakai Clindamycin

  • Clindamycin bentuk kapsul dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan kapsul obat secara utuh dengan segelas air. Setelah mengonsumsi obat, hindari berbaring setidaknya selama 10 menit. Pastikan ada jarak yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan juga untuk mengonsumsi clindamycin pada jam yang sama setiap harinya untuk memaksimalkan efek obat. Jangan lupa, habiskan clindamycin yang diresepkan oleh dokter meskipun gejala sudah hilang atau kondisi sudah membaik. Karena, menghentikan penggunaan clindamycin terlalu cepat dapat menyebabkan infeksi kambuh dan bakteri menjadi kebal terhadap obat. Jika kondisi belum membaik setelah obat dihabiskan, Anda bisa berkunjung kembali ke dokter.
  • Sebelum menggunakan clindamycin dalam bentuk gel dan salep, jangan lupa untuk mencuci tangan dan area kulit yang akan diolesi obat, lalu keringkan dengan handuk bersih. Oleskan sedikit gel atau salep clindamycin pada area yang mengalami infeksi. Hindari mengoleskan obat terlalu dekat dengan mata, bibir, dan hidung, karena bisa menyebabkan sensasi terbakar. Clindamycin salep atau gel perlu disimpan di wadah tertutup dalam suhu ruangan, dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Jangan simpan obat ini di kulkas karena akan mengeras.

Efek Samping Clindamycin

  • Gangguan pencernaan.
  • Nyeri saat menelan.
  • Nyeri sendi.
  • Rasa panas di area dada.
  • Iritasi pada area kulit yang diolesi clindamycin gel atau salep.

Hubungi dokter bila efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru bertambah parah. Selain itu, Anda juga perlu segera ke dokter jika mengalami keluhan seperti ruam kulit yang terasa gatal hingga kulit mengelupas atau melepuh, sulit menelan, suara menjadi parau, berkurangnya jumlah urine dan frekuensi berkemih, kulit dan mata berwarna kuning (jaundice), BAB berdarah, pembengkakan di , mata, lidah, tangan, atau kaki, serta sesak napas.

Reaksi Clindamycin

  • Penurunan efektivitas vaksin yang mengandung kuman hidup, seperti vaksin tifoid, kolera, dan BCG.
  • Penurunan efektivitas clindamycin, bila digunakan bersama obat untuk TBC rifampicin.
  • Penurunan efektivitas clindamycin dan erythromycin, bila digunakan bersamaan.
  • Peningkatan efek samping atracurium, cyclosporin, dan vecuronium.
  • Penurunan efektivitas pil KB, terutama yang mengandung estradiol.
  • Penurunan efek samping clindamycin, bila digunakan bersama ketoconazole.
Clindamycin gel (sumber: wikimedia)
Clindamycin gel (sumber: wikimedia)

Harga Clindamycin

Merk Clindamycin Harga
Clindamycin 150 mg OGB Dexa Medica Rp1.000 per tablet
Clindamycin Novell 150 mg Rp1.126 per tablet
Clindamycin Indofarma 150 mg Rp1.250 per tablet
Clindamycin HCL Mersifarma 300 mg Rp1.573 per tablet
Milorin 300 mg Rp2.072 per kapsul
Clindamycin 300 mg Rp3.153 per kapsul
Clinmas C 150 mg Rp5.671 per tablet
Lindacyn 150 mg Rp5.671 per tablet
Clidacor Kapsul 30’s Rp8.506 per tablet
Lindacyn 300 mg Rp9.640 per tablet
Prolic 300 mg Rp10.525 per tablet
Clindamycin 150 mg Blister Rp12.500 per strip
Dalacin C 300 mg Rp24.066 per tablet
Clinika Gel 10 gr Rp30.312
Cindala Gel 10 gr Rp36.155
Mediklin Gel 15 gr Rp36.560
Clidacor-T Gel 15 gr Rp52.540
Clinidac 300 mg Rp63.000 per strip
Probiotin 300 mg Rp70.000 per strip
Daclin 300 mg Rp90.000 per strip
Clindamycin Phosphate Gel 250 ml Rp290.000

Harga clindamycin di atas kami rangkum dari berbagai apotek online. Jika dibandingkan penawaran sebelumnya, harga clindamycin di apotek saat ini cenderung naik. Misalnya, Mediklin Gel 15 gr yang semula dijual dengan harga mulai Rp32.692, sekarang menjadi Rp36.560 per tube. Begitu pula harga Clinmas C 150 mg yang sedikit naik dari Rp5.262 menjadi Rp5.671 per tablet.

Perlu Anda catat bahwa harga obat clindamycin tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Selain itu, harga obat ini di masing-masing apotek bisa berbeda walaupun produk yang ditawarkan sama. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi apotek terdekat.

[Update: Ditta]

[1] Depkes RI. 2007. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial Merupakan Unsur Patient Safety. Jakarta: Depkes RI.

[2] Suharto, Robert U. 1993. Infeksi Nosokomial: Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran (Edisi Revisi). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

[3] Efendi, Z. 2003. Peranan Kulit dalam Mengatasi Terjadinya Akne Vulgaris. Jakarta: EGC, hlm. 23-24.

[4] Wasitaatmadja, S. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press, hlm. 3-15.

Pos terkait