Cetirizine merupakan salah satu alternatif obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala alergi seperti bersin-bersin, pilek, hidung tersumbat, rasa gatal pada mata atau hidung, hingga ruam pada kulit. Di pasaran sendiri, sudah banyak produsen yang merilis obat Cetirizine, dan rata-rata dijual dengan harga yang cukup ramah di kantong.
Cetirizine adalah obat golongan antihistamin yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-gejala alergi.[1] Obat ini bekerja dengan cara menghalangi kerja senyawa histamin yang diproduksi oleh tubuh. Senyawa inilah yang menyebabkan gejala alergi. Meski begitu, Cetirizine tidak dapat digunakan untuk mencegah biduran atau untuk mencegah dan mengatasi reaksi alergi yang parah seperti syok anafilaksis.
Sementara itu, menurut situs WebMD, apabila Anda menggunakan produk yang dijual bebas untuk mengobati sendiri, baca semua petunjuk pada paket produk sebelum meminum obat ini. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan apoteker Anda. Jika dokter Anda telah meresepkan obat ini, minumlah sesuai petunjuk, yang biasanya sekali sehari.
Jika Anda menggunakan tablet kunyah, kunyah setiap tablet dengan baik dan telan. Jika Anda menggunakan tablet yang cepat larut, biarkan tablet larut di lidah dan kemudian ditelan, dengan atau tanpa air. Jika Anda menggunakan bentuk cairan obat ini, ukur dosis dengan hati-hati menggunakan alat pengukur atau sendok khusus. Ingat, jangan menggunakan sendok rumah tangga karena Anda mungkin tidak mendapatkan dosis yang tepat. Dosis obat sendiri didasarkan pada usia Anda, kondisi medis, dan respons terhadap pengobatan. Jangan menambah dosis Anda atau minum obat ini lebih sering daripada yang diarahkan.
Beri tahu dokter Anda jika gejala alergi Anda tidak membaik, jika gatal-gatal Anda tidak membaik setelah 3 hari perawatan, atau jika gatal-gatal Anda bertahan lebih dari 6 minggu. Dapatkan bantuan medis segera jika kondisi Anda memburuk atau jika Anda berpikir Anda memiliki masalah medis yang serius (seperti reaksi alergi atau anafilaksis yang sangat serius).
Di pasaran, sudah banyak perusahaan medis yang merilis obat Cetirizine. Beberapa merek dagang yang cukup terkenal antara lain Alergine, Capritazin, Cerini, Cetinal, Cetrol, Cetymin, Estin, Falergi, Hislorex, Intrizin, Lerzin, Ozen, Ritez, Ritez FT, Rybest, Ryvel, Ryzen, Simzen, Tiriz, Yarizine, Zenriz, Zine.
Dosis penggunaan Cetirizine berbeda-beda untuk tiap pasien. Dokter akan menyesuaikan takaran sesuai usia, riwayat kesehatan, dan reaksi tubuh pasien terhadap obat. Daftar berikut ini akan menjelaskan dosis yang umumnya dianjurkan oleh dokter untuk mereka yang mengalami gejala-gejala alergi.
Dosis Cetirizine
- Orang dewasa dan anak-anak usia 12 tahun ke atas: 10 mg Cetirizine 1 kali sehari.
- Anak-anak usia 6 sampai 12 tahun: 5 mg Cetirizine 2 kali sehari.
- Anak-anak usia 2 sampai 6 tahun: 2,5 mg Cetirizine 2 kali sehari.
Efek Samping Cetirizine
Sama seperti pada obat-obatan lainnya, penggunaan Cetirizine juga dapat menimbulkan efek samping. Sejumlah efek samping yang biasanya terjadi setelah seseorang mengonsumsi obat antihistamin ini adalah mengantuk, pusing, lemas dan lelah, mual-mual, sakit kepala, mulut kering, iritasi hidung, sakit tenggorokan, sakit perut, dan diare.
Selain itu, perlu diperhatikan agar menghindari penggunaan Hydroxyzine dan Levocetirizin untuk mencegah overdosis, karena kedua obat tersebut memiliki fungsi yang hampir sama dengan Cetirizine. Hindari juga mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat menggandakan efek samping Cetirizine. Hindari penggunaan Cetirizine bersamaan dengan obat penenang karena dapat meningkatkan efek sedasi. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi Cetirizine, disarankan segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan menggandakan dosis.
Sebuah studi kecil dari San Martino Hospital Italy, yang diterbitkan dalam jurnal European Annals of Allergy and Clinical Immunology, melaporkan bahwa terapi obat Cetirizine yang dilakukan setiap hari selama tiga tahun dapat mengurangi gejala alergi, penggunaan obat alergi resep, dan pengembangan sensitivitas alergen baru pada anak-anak yang monosensitized (sensitif terhadap satu alergen saja). Efek samping Cetirizine dari penggunaan jangka panjang dilaporkan tidak memengaruhi perilaku atau proses belajar pada anak-anak yang memiliki eksim atopik.
Harga Cetirizine
| merk Cetirizine | Harga |
| Cetirizine 10 mg Hexpharm Jaya 1 tablet | Rp458 |
| Cetirizine 10 mg Novell 1 tablet | Rp540 |
| Cetrol Cetirizine 10 mg 1 tablet | Rp820 |
| Cerini Cetirizine 10 mg 1 tablet | Rp4.882 |
| Falergi Cetirizine 10 mg 1 tablet | Rp4.957 |
| Cetirizine 10 mg Novell 1 strip | Rp5.010 |
| Cetymin Cetirizine 10 mg 1 tablet | Rp5.899 |
| Estin Cetirizine 10 mg 1 tablet | Rp5.949 |
| Cetinal Cetirizine 10 mg 1 tablet | Rp7.493 |
| Cetrol Cetirizine 10 mg 1 stirp | Rp7.870 |
| Cetirizine 10 mg Indofarma 1 box | Rp25.750 |
| Cetymin Cetirizine 10 mg 1 strip | Rp44.750 |
| Cerini Cetirizine 10 mg 1 box | Rp70.010 |
| Cetymin Cetirizine 10 mg 1 botol (sirup) | Rp91.272 |
| Cetinal Cetirizine 10 mg 1 stirp | Rp93.000 |
| Cetinal Cetirizine 10 mg 1 botol (sirup) | Rp114.492 |
| Estin Cetirizine 10 mg 1 botol (sirup) | Rp114.492 |
| Estin Cetirizine 10 mg 1 stirp | Rp145.580 |
Harga obat yang mengandung Cetirizine di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk apotek dan situs jual beli online. Harga obat tersebut tidak mengikat dan bisa berubah setiap saat. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, harga obat Cetirizine tahun 2020 dan 2021 mengalami sedikit kenaikan, tetapi sedikit turun di tahun 2022. Sebagai contoh, Cetirizine 10 mg Novell yang dilepas dengan harga Rp537 per tablet tahun 2019, naik menjadi Rp547 per tablet tahun 2020 dan 2021, tetapi sedikit turun menjadi Rp540 per tablet tahun 2022. Untuk informasi lebih lengkap, Anda bisa datang langsung ke apotek atau toko obat terdekat di sekitar domisili Anda.
[Update: Almas]
[1] Lisni, Ida, Ani Anggriani, Regina Puspitasari. 2020. Kajian Peresepan Obat Antihistamin pada Pasien Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Universitas Bhakti Kencana, Vol. 2(2): 52-62.
