Harga Atap Bitumen Onduline (Warna dan Transparan)

Selain dapat memakai genteng tanah liat atau seng galvalum, Anda pun bisa mengaplikasikan atap berbahan utama aspal atau sering disebut bitumen. Diklaim ringan tetapi tetap tahan banting, sudah ada banyak produsen yang menyediakan atap bitumen, salah satunya Onduline. Hadir dalam berbagai tipe, harga atap bitumen Onduline terbilang cukup terjangkau.

Lembaran atap bitumen Onduline (sumber: onduline.com)
Lembaran atap bitumen Onduline (sumber: onduline.com)

Seperti yang kita ketahui, atap adalah salah satu elemen penting bagi suatu bangunan, karena memiliki fungsi sebagai pelindung dari panas, hujan, atau bahkan salju. Sementara itu, secara estetis, atap adalah elemen yang menentukan ciri atau karakter suatu bangunan.[1] Pemilihan material penutup atap ini pun sangat memengaruhi tingkat kenyamanan ruang di dalamnya.

Bacaan Lainnya

Rumah dan bangunan di Indonesia mengaplikasikan bentuk atap yang bervariasi. Model yang paling umum adalah atap datar, atap sandar, atap pelana, atap tenda, atap limas atau perisai, atap piramida, serta atap setengah bola atau kubah (biasanya untuk masjid). Pemilihan ini tidak hanya untuk menampilkan bentuk yang unik, tetapi juga dikatakan dapat memengaruhi beban panas yang diterima bangunan sebesar 80 persen.[2]

Di pasaran sendiri sudah tersedia berbagai jenis atap. Model-model yang populer antara lain atap genteng atau tanah liat, atap aspal, atap metal, atap keramik, beton, atap alderon, hingga atap spandek. Selain model-model tersebut, kini yang juga tengah naik daun adalah atap bitumen karena diklaim memiliki banyak keunggulan.

Kelebihan Atap Bitumen

Melansir Rumah.com, atap bitumen adalah atap yang sebagian besar bahan utamanya berasal dari semen, dicampur dengan bahan lain seperti pasir batu, , dan alga coating. Konon pertama kali dikembangkan pada tahun 1893 silam, bentuk awal atap ini berupa roll. Awalnya tidak memakai batu-batuan, kemudian pada tahun 1897, berbagai bahan ditambahkan, seperti kulit tiram, batu kapur, tanah liat, dan silika dengan tujuan memperkuat genteng.

Ada banyak keunggulan yang ditawarkan atap bitumen sebagai penutup hunian. Dikutip dari Dekoruma.com, atap bitumen diklaim lebih awet jika dibandingkan dengan material atap lainnya. Penggunaan lapisan aspal pada atap yang satu ini membuat masa pakainya jauh lebih , bahkan sejumlah produsen atap bitumen memberikan garansi hingga 30 tahun.

Keunggulan lainnya atap bitumen adalah jaminan anti-api, anti-jamur, serta lebih aman terhadap serangan rayap sehingga sangat ideal diaplikasikan pada hunian yang terdapat di daerah tropis, seperti di Indonesia. Selain itu, atap bitumen juga lebih tangguh ketimbang atap berbahan metal sehingga tahan terhadap korosi, berbobot ringan, mudah dipasang, serta dapat meredam suara seperti guyuran air hujan.

Atap bitumen onduline transparan (sumber: onduline.com)
Atap onduline transparan (sumber: onduline.com)

Review Atap Bitumen Onduline

Di Indonesia sendiri, sudah ada banyak produsen yang merilis atap bitumen, salah satunya PT Onduline Indonesia. Ini adalah perusahaan genteng aspal (bitumen) yang dikatakan terbesar di Tanah Air dan sudah memiliki sertifikat resmi Standar Indonesia (SNI). Karena itu, dilansir dari Swa, atap atau genteng produksi perusahaan tersebut tidak perlu lagi diragukan kualitasnya karena telah melakukan uji kelaikan.

Masih menurut sumber yang sama, pada tahun 2008, PT Onduline Indonesia menginisiasi pendaftaran bitumen bergelombang untuk mengantongi label SNI kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN). Material bitumen pun dikaji dengan mendatangkan pakar hunian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Kementerian Pekerjaan Umum Bandung, serta para pakar dari dalam dan luar negeri sebagai narasumber untuk perumusan standar lembaran bitumen bergelombang dan tata cara pemasangan yang baik.

Di pasaran dalam negeri, perusahaan ini punya dua produk andalan, yaitu onduline (genteng bitumen bentuk gelombang) dan onduvilla (genteng bitumen menyerupai bentuk genteng keramik/beton), keduanya dijual dalam bentuk lembaran. Produk hadir dalam beberapa pilihan warna, yaitu merah, cokelat, hijau, dan hitam untuk onduline, serta merah gradasi cokelat dan hitam gradasi hijau untuk onduvilla.

Menurut klaim perusahaan, produk mereka fleksibel, sehingga mudah diaplikasikan untuk model atap yang rumit sekalipun. Selain itu, 40 persen material genteng onduline dan onduvilla adalah recycle content dari selulosa, juga tercatat di Green Building Council Indonesia sebagai produk genteng ramah lingkungan dengan berat buang sekitar 4 kg per m2.

Masih menurut penjelasan perusahaan, produk ini diklaim memiliki bobot lebih ringan dibandingkan dengan genteng keramik. Per meter persegi genteng keramik memiliki bobot sampai 40 kg, sedangkan genteng bitumen hanya 3 sampai 4 kg per m2. Ini dikatakan berpengaruh pada umur bangunan, karena semakin berat bobot atap rumah, maka rangka atap harus semakin kuat. Kalau tidak, akan berbahaya pada kekuatan konstruksi bangunan.

Jika Anda tertarik dengan atap bitumen produksi PT Onduline Indonesia, tidak sulit mendapatkan material tersebut. Menurut keterangan perusahaan, produk mereka telah tersebar di lebih dari 1.200 ritel dan lebih dari 50 bangunan di Indonesia. Bahkan, Anda bisa membeli atap tersebut lewat berbagai situs jual beli online dalam negeri.  Lalu, berapa harganya?

Atap bitumen onduline (sumber: onduline.com)
Atap bitumen onduline (sumber: onduline.com)

Harga Atap Bitumen Onduline

Varian Atap Bitumen OndulineHarga per Lembar
Bitumen Onduline Warna/Classic 200 x 95 cmRp150.000 – Rp210.000
Onduline Transparan 200 x 95 cmRp348.000 – Rp358.050
Bitumen Onduvilla Warna 106 x 40 cmRp57.500 – Rp63.500
Onduvilla Transparan 49,6 x 40 cmRp200.000
Bitumen Onducasa 97 x 57 cmRp61.000 – Rp68.000
Bitumen Bardoline 100 x 34 cmRp26.500 – Rp31.500

Informasi harga atap bitumen produksi Onduline di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk toko bahan bangunan, toko khusus genteng, dan sejumlah situs jual beli online. Perlu Anda catat bahwa harga atap bitumen produksi Onduline tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

[1] Satwiko, P. 2005. Arsitektur Sadar Energi. Yogyakarta: Penerbit Andi, hlm. 220.

[2] Prianto, E. dan A. Dwiyanto. 2013. Profil Penutup Atap Genteng Beton dalam Efisiensi Konsumsi Energi Listrik pada Skala Rumah Tinggal. Modul UNDIP, Vol. 13(1).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *