Update Harga Alat Bekam Komplet (Manual dan Elektrik)

Selain kerokan, salah satu terapi pengobatan alternatif yang marak digunakan masyarakat Indonesia adalah bekam. Berasal Timur Tengah dan Tiongkok, terapi bekam dikatakan dapat membantu mengurangi rasa sakit dan proses peradangan di seluruh tubuh, serta membuat tubuh dan pikiran menjadi rileks. Karena itu, tidak heran jika kemudian alat untuk pengobatan ini dapat ditemukan dengan mudah, juga dengan harga yang relatif terjangkau.

Ilustrasi: Harga Alat Bekam (credit: synergympt)
Ilustrasi: Harga Alat Bekam (credit: synergympt)

Apa Itu Bekam?

Terapi bekam konon merupakan salah satu terapi kesehatan tertua di dunia. Buktinya, bekam sudah ada dalam catatan kedokteran tertua, Papyrus Ebers, yang ditulis pada tahun 1550 SM atau pada era Mesir Kuno.[1] Sementara itu, di Indonesia, terapi bekam diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris.[2]

Bacaan Lainnya

Dikutip dari WebMD, terapi bekam adalah pengobatan alternatif kuno, dengan terapis meletakkan khusus di kulit Anda selama beberapa menit untuk membuat daya hisap. Orang-orang melakukan terapi ini untuk berbagai tujuan, termasuk membantu mengatasi rasa sakit, peradangan, aliran darah, relaksasi, dan sebagai jenis pijatan jaringan dalam.

Sementara itu, sebuah studi mengatakan bahwa terapi bekam dapat digunakan untuk mereka yang menderita hipertensi atau tinggi.[3] Terapi ini disebutkan mampu membantu perbaikan mikro-sirkulasi pembuluh darah. Efek yang ditimbulkan adalah relaksasi otot-otot yang kaku serta menurunkan tekanan darah secara stabil.

Karena itu, tidak mengherankan jika kemudian jumlah orang yang memanfaatkan terapi ini cukup banyak. Menurut sebuah survei Riset Kesehatan Dasar (RKD) tahun 2013, ada sekitar 30,4 persen keluarga di Indonesia yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional.[4] Sementara itu, pada tahun 2018, jumlahnya naik menjadi 31,4 persen. Nah, dari yang pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional tersebut, jenis upaya kesehatan tradisional yang paling banyak digunakan adalah keterampilan manual, termasuk bekam.

Dalam prosesnya, seperti dilansir dari Alodokter, biasanya cangkir akan dipanaskan terlebih dahulu dengan api menggunakan alkohol, racikan herbal, atau kertas khusus yang ditempatkan langsung ke cangkir. Ketika api mengecil dan akhirnya mati, gelas langsung ditempel di atas permukaan kulit pasien. Ketika udara di dalam gelas berangsur dingin, udara itu akan menarik kulit dalam cangkir, sehingga permukaan kulit tampak merah karena pembuluh darah merespons perubahan tekanan.

Secara garis besar, terapi bekam dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni bekam basah dan bekam kering. Yang membedakan antara bekam basah dan bekam kering adalah ada atau tidaknya darah yang dikeluarkan.[5] Pada bekam basah, dilakukan sayatan dangkal pada kulit bekas bekam, lalu dilakukan penyedotan ulang di kulit tersebut. Sementara, pada bekam kering, cangkir akan dibiarkan menempel selama beberapa menit, hingga akhirnya kulit memerah dan mencuat ke atas.

Seperti disinggung di atas, karena terapi ini begitu populer, maka tidak sulit menemukan alat untuk melakukan metode bekam. Anda bisa membeli peralatan ini di berbagai toko kesehatan atau lewat situs jual beli online. Ada yang dijual per buah, ada yang menjual dalam bentuk satu paket, ada pula yang menawarkan alat bekam elektrik. Lalu, berapa harga alat bekam di pasaran dalam negeri?

Alat bekam manual (sumber: media indonesia)
Alat bekam manual (sumber: media indonesia)

Harga Alat Bekam Manual

Merk/Model Alat Bekam Harga
Nikia Alat Bekam 6 Kop Rp35.000
Kop Angin Alat Bekam 6 Kop Rp35.000
HBS Alat Bekam 6 Kop Rp58.500
Kongsui Alat Bekam 6 Kop Rp63.000
Hwato Alat Bekam 6 Kop Rp73.000
Sella Alat Bekam 6 Kop Rp73.000
Hijamah Magic Star Kit 12 Kop Rp104.025
Kongsui Alat Bekam 12 Kop Rp128.000
Kangzhu Alat Bekam 6 Kop Rp130.000
Drcolections Alat Bekam 12 Kop Rp137.030
Kangzhu Alat Bekam 12 Kop Rp169.000
Sammora Alat Bekam 19 Kop Rp450.000 – Rp550.000
Hansol Premium 19 Kop Rp575.000
Sammora Alat Bekam 30 Kop Rp645.000
Kangzhu Cupping Kit 20 Kop Rp698.300

Jika dibandingkan penawaran sebelumnya, harga alat bekam manual di pasaran saat ini terpantau fluktuatif. Misalnya, alat bekam merk Nikia 6 kop yang semula dijual seharga Rp25 ribu, sekarang menjadi Rp35 ribu. Sebaliknya, harga alat bekam Kangzhu 20 kop justru turun dari Rp866 ribu menjadi Rp698 ribu.

Alat bekam elektrik (sumber: aliexpress)
Alat bekam elektrik (sumber: aliexpress)

Harga Alat Bekam Elektrik

Merk/Model Alat Bekam Harga
Pen Bekam Sammora SM-158 Rp75.000
Kop Bekam Elektrik No Merk Rp157.000
Jinkairui Scraping G01 Putih Rp210.000
Xiaomi Leravan Rp987.000

Hingga saat ini, harga alat bekam elektrik di pasaran dalam negeri relatif stabil. Namun beberapa produk mengalami kenaikan harga seperti kop bekam elektrik no merk yang semula ditawarkan mulai Rp135 ribu, kini harus Anda beli seharga Rp157 ribu.

Harga alat bekam di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk sejumlah situs jual beli online dalam negeri. Perlu diketahui bahwa harga alat bekam tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Harga alat bekam masing-masing tempat juga bisa berbeda meskipun produk yang ditawarkan sama.

Efek Samping Bekam

Meskipun diklaim mampu meredakan sejumlah penyakit, bekam juga tidak terlepas dari efek samping. Salah satu efek samping yang sangat jelas kentara adalah memar di kulit, yang terbentuk dari pembuluh darah yang pecah. Efek samping lainnya yang mungkin saja terjadi adalah bengkak, rasa sakit atau tidak nyaman di area kulit yang di-bekam, kulit terasa sedikit terbakar, bekas luka yang tidak hilang, hingga infeksi kulit dan kulit melepuh.

[Update: Ditta]

[1]Risniati, Yenni, dkk. 2020. Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam: Kajian Mekanisme, Keamanan dan Manfaat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 3(3): 212-225.

[2] Ibid.

[3] Lestari, Yufi Aris, Aris Hartono, Ucik Susanti. 2017. Pengaruh Terapi Bekam terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Dusun Tambak Rejo Desa Gayaman Mojokerto. Jurnal Nurse and Health, Vol. 6(2): 14-20.

[4] Risniati, Yenni, dkk. Op cit.

[5] Ibid.

Pos terkait