Dalam kegiatan, baik dalam lingkup bisnis atau keseharian, pasti sudah mengenal istilah biaya. Istilah ini dapat mengandung beberapa pengertian menurut pendapat beberapa ahli juga.
Biaya dipandang sebagai sebuah elemen yang tidak terpisahkan dari aktivitas perusahaan. Menurut Horngren, definisi biaya adalah suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela, biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu menurut Kuswadi, biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Biaya diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung harga pokok produksi yang diproduksi oleh perusahaan.
Biaya dapat pula dibedakan berdasarkan pengertian dalam arti luas dan sempit, seperti pendapat Mulyadi. Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan, jika dalam artian sempit, biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.
Selain itu, Supriyono juga membedakan biaya ke dalam dua pengertian berbeda, yaitu biaya dalam arti cost, dan biaya dalam arti expense. Biaya dalam arti cost (harga pokok) adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).
Sedangkan expense (beban) merupakan biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan (revenues) dalam suatu periode akuntansi tertentu. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sumber ekonomi yang dapat diukur dengan satuan moneter yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan.
Biaya dapat digolongkan berdasarkan pertimbangan tertentu. Penggolongan atau pengelompokan dinilai dapat memberikan informasi biaya yang lebih berarti. Informasi biaya dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan.
Jika tujuan manajemen berbeda, maka diperlukan penggolongan biaya yang berbeda pula. Kebutuhan informasi ini mendorong timbulnya berbagai cara penggolongan biaya sehingga dikenal dengan konsep penggolongan biaya yang berbeda sesuai dengan tujuan yang berbeda (different cost classifications for different purpose).
Di sini akan mengambil contoh penggolongan biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan aktivitas atau kegiatan atau volume. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan, biaya dapat digolongkan sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu biaya tetap (fixed cost),biaya variabel (variable cost), dan biaya semivariabel (semivariabel cost/mixed cost).
Pada uraian kali ini akan lebih menekankan kepada biaya tetap dibandingkan biaya-biaya lain. Dilihat dari namanya, mungkin sudah bisa ditebak jika biaya ini merupakan biaya yang tetap jumlahnya. Tetapi, apakah jumlah yang tetap itu?
Definisi biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
Biaya tetap per unit akan berbanding terbalik secara proporsional dengan perubahan volumen kegiatan atau kapasitas. Semakin tinggi kegiatan, maka akan semakin rendah biaya tetap per unitnya. Begitu pula sebaliknya. Semakin rendah tingkat kegiatan, maka semakin tinggi biaya tetap per unitnya. Dalam hubungannya dengan perilaku biaya, maka biaya tetap dapat digolongkan menjadi dua, yaitu commited fixed cost, dan discretionary fixed cost.
Kedua golongan biaya tetap akan coba dijelaskan dalam uraian berikut. Pertama adalah commited fixed cost. Biaya ini meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam menjalankan kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi. Perilaku commited fixed cost dapat diketahui dengan jelas melalui pengamatan biaya-biaya tetap yang dikeluarkan jika seandainya perusahaan tidak melaksanakan kegiatan sama sekali dan akan kembali ke kegiatan normal (misalnya selama pemogokan buruh atau saat kekurangan bahan yang memaksa perusahaan menutup sama sekali kegiatan operasionalnya).
Dalam hal tersebut, commited fixed cost berupa semua biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi untuk mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh dari biaya ini adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, biaya sewa dan biaya asuransi.
Kedua, discretionary fixed cost. Biaya ini merupakan biaya yang timbul dari keputusan dan penyediaan anggaran secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijaksanaan manajemen.
Discretionary fixed cost sering juga disebut dengan managed atau programmed cost. Biaya ini dinilai tidak mempunyai hubungan tertentu dengan volume kegiatan. Contoh dari biaya ini yaitu biaya riset dan pengembangan, biaya iklan dan biaya pelatihan karyawan.
Secara umum, biaya tetap memang biaya yang jumlahnya tetap, meskipun aktivitas perusahaan berubah dalam kisaran kegiatan relevan (relevant range: kisaran aktivitas yang mencakup kapasitas normal yang dimiliki perusahaan).
Ilustrasi singkat ini akan memberikan gambaran mengenai contoh dari biaya tetap. Misalkan sebuah perusahaan memiliki satu mesin produksi dengan kapasitas 5.000 unit,maka jumlah biaya tetap tidak akan mengalami perubahan, selama jumlah unit yang diproduksi lebih kecil atau sama dengan 5.000 unit. Sehingga, apabila mengalami kenaikan di atas 5.000 unit, maka biaya tetap akan mengalami kenaikan.
Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat tabel berikut ini.
Contoh perilaku Biaya Tetap
Total Biaya Sewa | Jumlah Produksi | Biaya per unit |
Rp 400.000.000 | 1.000 unit | Rp 4.000.000 |
Rp 400.000.000 | 500 unit | Rp 800.000 |
Rp 400.000.000 | 1.000 unit | Rp 400.000 |
Walaupun jumlah yang diproduksi dan biaya per unit berubah-ubah dalam beberapa periode, namun menurut perilaku biaya tetap, jumlah biaya sewanya tidak berubah. Hal itu tentu berbeda dengan perilaku biaya variabel maupun biaya semivariabel.