Pengertian dan Update Cara Menghitung Harga Pokok Produksi per Unit

Bagi mereka yang sehari-harinya bergelut dalam akuntansi, pasti sudah tidak asing lagi dengan pokok produksi. Ini adalah komponen penting yang harus selalu dicatat dalam laporan keuangan karena menjadi tolak ukur penjualan dan bahan pertimbangan perusahaan. Biasanya ditetapkan per , cara menghitung harga pokok produksi terdiri dari beberapa tahapan.

Hand pallet (shutterstock)
Ilustrasi: aktivitas di perusahaan manufaktur (shutterstock)

Apa Itu Harga Pokok Produksi?

Sebelum membahas mengenai harga pokok produksi, kita mungkin harus mengenal apa itu biaya karena keduanya terikat erat. Biaya adalah harga yang diperoleh atau dikorbankan, yang digunakan dalam rangka memperoleh serta akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.[1] Biaya juga dapat diartikan sebagai pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang, atau memiliki manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan.[2]

Bacaan Lainnya

Seperti biaya, harga pokok produksi juga memiliki berbagai pengertian. Harga pokok produksi adalah biaya produksi yang dihitung dari penjumlahan tiga komponen biaya, yakni biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, dan biaya overhead pabrik.[3] Pengertian lainnya, harga pokok produksi merupakan kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, ditambah dengan persediaan produk dalam proses awal serta dikurangi persediaan produk dalam proses akhir.[4]

Manfaat Harga Pokok Produksi

  • Menentukan harga jual produk.
  • Memantau realisasi biaya produksi.
  • Menghitung laba atau rugi bruto dalam periode tertentu.
  • Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Komponen Harga Pokok Produksi[5]

  • Bahan baku langsung, yang meliputi biaya pembelian bahan, potongan pembelian, biaya angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain-lain.
  • Tenaga kerja langsung, yang meliputi semua biaya upah karyawan yang terlibat secara langsung dalam proses pembuatan bahan baku menjadi barang jadi atau barang yang siap dijual.
  • Biaya overhead pabrik, yang meliputi semua biaya di luar dari biaya perolehan biaya bahan baku langsung dan upah langsung.

Untuk menentukan harga pokok produksi, setidaknya ada dua metode yang dapat digunakan. Metode pertama adalah full costing, yakni penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Kedua adalah variable costing, yakni penentuan harga pokok produksi yang hanya memasukkan unsur biaya produksi yang bersifat variabel.

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi

  • Langkah pertama, menghitung bahan baku yang digunakan (saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan baku).
  • Langkah kedua, menghitung biaya produksi (bahan baku yang dipakai + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi).
  • Langkah ketiga, menghitung harga pokok produksi (total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi).
  • Langkah keempat, perhitungan HPP (harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan barang akhir).
Ilustrasi: perhitungan biaya (sumber: robeson.edu)
Ilustrasi: perhitungan biaya (sumber: robeson.edu)

Jika disederhanakan, cara menghitung harga pokok produksi adalah memperhitungkan semua biaya yang berkaitan dengan pembuatan persediaan, termasuk bahan langsung, overhead pabrik, dan biaya tenaga kerja. Rumus menghitungnya adalah Harga Pokok Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik.

Contoh Menghitung Biaya Pokok Produksi

PT Sumedang Timbul Jaya merupakan perusahaan pembuatan tahu. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat bahan baku langsung sebesar Rp97.500.000, sedangkan biaya tenaga kerja langsung menghabiskan Rp11.600.000. Sementara itu, kebutuhan listrik menghabiskan biaya Rp450.000 dan biaya sewa sebesar Rp1.666.667, dengan total produksi Rp540.000.

Harga Pokok Produksi (Menurut Usaha)

Komponen Biaya Biaya
Bahan Baku Langsung Rp97.500.000
Tenaga Kerja Langsung Rp11.600.000
Biaya Listrik Rp450.000
Biaya Sewa Pabrik Rp1.666.667
Total Biaya Produksi Rp111.216.667
Jumlah Produksi per Unit 540.000
Harga Pokok Produksi per Unit Rp205,96
Ilustrasi: aktivitas di pabrik (sumber: weforum.com)
Ilustrasi: aktivitas di pabrik (sumber: weforum.com)

Harga Pokok Produksi (Full Costing)

Komponen Biaya Biaya
Bahan Baku Langsung Rp97.500.000
Tenaga Kerja Langsung Rp11.600.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Listrik Rp450.000
Biaya Bahan Penolong Rp7.322.000
Biaya Sewa Pabrik Rp1.666.667
Biaya Perawatan Pabrik Rp90.000
Biaya Penyusutan Pabrik Rp307.166,67
Total Biaya Produksi Rp118.935.833
Jumlah Produksi per Unit 540.000
Harga Pokok Produksi per Unit Rp220,25

Perbandingan perolehan harga pokok produksi menurut kedua metode tersebut memang menunjukkan hasil yang berbeda. Namun, secara umum, metode full costing lebih baik dibandingkan jika menggunakan perhitungan menurut usaha. Pasalnya, metode full costing sudah membebankan semua biaya yang terlibat dalam proses produksi tahu.

[1] Supriyono, R. A. 1999. Akuntansi Biaya (Buku 1 Edisi 2). Yogyakarta: BPFE, hlm. 16.

[2] , A. Firdaus dan Abdullah Wasilah. 2011. Akuntansi Biaya (Edisi 2). Jakarta: Salemba Empat, hlm. 22.

[3] Sulistyowati, Chorry, Eva Farihah, Okta Sindhu Hartadinata. 2020. Anggaran Perusahaan: Teori dan Praktika. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

[4] Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi (Edisi Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm. 60.

[5] Lasena, S. Rahmi. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Jurnal EMBA (Jurnal Manajemen Bisnis dan Akuntansi), Vol. 1(3).

Pos terkait