Anda mungkin sering mendengar tentang infertilitas. Ini adalah gangguan reproduksi yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk hamil. Tidak cuma pada wanita, infertilitas juga dapat terjadi pada pria, yakni ketika ia mengalami penurunan kemampuan untuk bisa membuat pasangan wanitanya hamil. Nah, untuk mengetahui apakah pria mengalami masalah tersebut atau tidak, bisa dilakukan dengan cara tes sperma. Sudah ada banyak rumah sakit dan laboratorium kesehatan yang menyediakan layanan tersebut dengan biaya yang relatif terjangkau.
Kenapa Pria Tidak Subur?
Menurut WHO, infertilitas adalah sebuah permasalahan sistem reproduksi yang digambarkan dengan kegagalan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual minimal dua sampai tiga kali seminggu secara teratur tanpa alat kontrasepsi.[1] Tidak cuma dialami wanita, infertilitas juga dapat dialami pria.
Sama seperti wanita, kondisi tidak subur pada pria dibedakan menjadi dua, yakni primer dan sekunder yang disebabkan beberapa faktor. Infertilitas dapat dikatakan primer jika sebelumnya pasangan suami-istri belum pernah mengalami kehamilan. Faktor yang menjadi penyebab infertilitas primer pada pria, umumnya adalah infeksi saluran urogenital, varikokel yang menyebabkan suhu skrotum meningkat, kelainan endokrin, kelainan genetik, dan faktor imunologi.[2]
Dari semua faktor yang ada, kelainan endokrin paling berpengaruh pada ketidaksuburan pria. Kelainan endokrin pada pria bisa terjadi jika ada kelainan produksi hormon di kelenjar pituitari anterior dan kelenjar testis. Selain itu, ada juga kelainan genital yang membuat pria infertil, yakni cushing syndrome dan klinefelter syndrome.[3]
Sementara itu, infertilitas sekunder pada pria bisa terjadi karena faktor usia yang memengaruhi tingkat kesuburan pria. Pria memang bisa menghasilkan sperma sepanjang hidupnya, tetapi seiring berjalannya usia, konsentrasi, motilitas, dan morfologi sperma akan menurun. Faktor lainnya yang memengaruhi infertilitas sekunder adalah gaya berpakaian dan gaya hidup.
Untuk mengetahui apakah seorang pria mengalami infertilitas atau tidak, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan tes sperma. Umumnya, tidak ada kondisi khusus yang membuat pasien tidak diperbolehkan untuk menjalani pemeriksaan sperma. Namun, jika pasien memiliki luka atau infeksi di penis atau area sekitarnya, dokter akan memberikan pengobatan terlebih dahulu sebelum menjalankan pemeriksaan sperma.
Sebelum menjalani tes sperma, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien. Hindari ejakulasi selama 1 sampai 3 hari sebelum menjalani pemeriksaan. Hentikan juga kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol selama 2 sampai 5 hari sebelum menjalani pemeriksaan. Anda pun diharuskan menghentikan konsumsi obat-obatan yang dapat menurunkan jumlah sperma, seperti cimetidine, spironolactone, nifedipine, atau colchicine, serta produk herbal, seperti echinacea dan John’s wort. Hindari pula penggunaan pelumas atau kondom yang mengandung bahan pembunuh sperma (spermisida).
Prosedur Tes Sperma
- Salah satu cara untuk mengumpulkan sampel sperma adalah dengan masturbasi. Klinik atau rumah sakit umumnya menyediakan ruangan khusus bagi pasien untuk mengambil sampel sperma serta wadah penampung khusus untuk sperma.
- Sebelum melakukan masturbasi, bersihkan tangan dan penis dengan sabun dan air bersih, kemudian keringkan.
- Posisikan wadah sampel ketika hendak ejakulasi sehingga sperma dapat masuk ke dalam wadah. Penting untuk diingat, jangan memasukkan sperma yang tumpah ke dalam wadah.
- Segera tutup wadah hingga rapat setelah sperma berhasil dikumpulkan.
- Sampel sperma harus disimpan sesuai suhu tubuh. Jika suhu tempat sampel sperma disimpan terlalu hangat atau dingin, hasil pemeriksaan bisa saja menjadi kurang akurat.
- Sampel sperma harus segera dibawa ke laboratorium dalam jangka waktu 30 sampai 60 menit setelah sperma diambil. Tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan sampel sperma yang baik dan hasil tes yang akurat.
Hasil pemeriksaan sperma biasanya dapat diterima oleh pasien dalam jangka waktu 24 jam hingga 1 minggu, tergantung laboratorium klinik atau rumah sakit tempat pasien menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan sperma dapat menunjukkan dua hasil, yaitu normal dan abnormal. Lalu, berapa biaya untuk melakukan tes sperma saat ini?
Biaya Tes Sperma
Nama Rumah Sakit/Laboratorium | Biaya |
Puskesmas Pringkuku Pacitan | Rp20.000 |
Rumah Sakit Dr. Johannes Leimena Ambon | Rp48.000 |
Laboratorium Kesehatan Kalsel | Rp50.000 |
RSUD Sanggau | Rp53.200 |
Pertama Lab Cipondoh | Rp220.000 |
Rumah Sakit Telogorejo | Rp287.000 |
Klinik Teratai Gading Pluit | Rp350.000 |
Rumah Sakit PELNI | Rp439.200 |
Morula IVF | Rp480.000 |
Rumah Sakit JIH | Rp482.000 |
Kehamilan Sehat Clinic | Rp485.000 |
Laboratorium Klinik Prodia | Rp510.000 |
Makmal Diagnostik | Rp525.000 |
Rumah Sakit EMC Tangerang | Rp540.000 |
Mayapada Hospital Jakarta Selatan | Rp550.000 |
Rumah Sakit Premier Jatinegara | Rp720.000 |
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran | Rp775.000 |
Reilab Medical Center | Paket 4 Tes : Rp1.706.000 |
RSPKT | Paket Male : Rp2.413.000 |
Siloam Hospitals | Skrining Pranikah Advance : Rp4.750.000 |
Daftar harga tes sperma di atas telah kami himpun dari berbagai sumber, termasuk keterangan resmi masing-masing penyedia layanan dan bocoran sejumlah pasien. Perlu Anda catat bahwa biaya pemeriksaan sperma tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk informasi lebih lengkap, Anda bisa datang ke klinik terdekat di daerah Anda.
[1] Oktarina, Anastasia, Adnan Abadi, Ramli Bachsin. 2014, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Infertilitas pada Wanita di Klinik Fertilitas Endokrinologi Reproduksi. MKS, Vol. 46(4): 295-300.
[2] Rahmadiani, Devi. 2021. Literature Review Ekstrak Pollen Kurma (Phoenix dactylifera L) sebagai Terapi Infertilitas pada Pria. JIKSH: Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Universitas Lampung, Vol. 10(1): 31-41
[3] Ibid.